Jakson berlari ke arah ruangan Yehana. Lampu yang tiba-tiba padam beberapa saat yang lalu membuat Jakson yakin kalau sesuatu sedang terjadi.
Namun, belum sempat masuk ke dalam ruangan Yehana, Jakson sudah menghentikan langkahnya. Pintu tempat di mana gadis itu di rawat terbuka, Jakson berjalan sambil mengatur nafas ke arah ruangan Yehana. Meski kecil harapannya kalau Yehana tetap berada di dalam sana, ia masih saja ingin mencoba.
Kosong.
Tak ada siapapun, Jakson menghela nafas, ia memejamkan matanya lalu duduk di tepian ranjang Yehana.
"Aku harap, Damirn yang bersamamu. Yehana ...."
♥♥♥
Yehana dan Damirn tengah berada di sebuah ruangan di rumah bawah tanah Damirn.
Sedari tadi mereka saling terdiam, Damirn tak henti menatap wajah Yehana secara rinci. Hal itu membuat Yehana gugup, ia terus menatap kakinya canggung.
"Yehana ...." panggil Damirn.
"Ya?" Yehana mendongak, ikut menatap Damirn yang duduk tepat di hadapannya.
"Apa kau mau menjadi ibu?" tanya Damirn dengan sorot matanya yang serius. Pertanyaan Damirn barusan berhasil membuat mata Yehana membesar, gadis itu jelas terkejut.
"A-apa katamu Damirn?"
Damirn masih dengan tatapan seriusnya. "Apa kau mau menjadi ibu?" Ulangnya.
"I-ibu?"
"Ya ...."
Yehana memilin bajunya, mencoba menetralkan debaran jantungnya, fikiran gadis itu sudah membayangkan hal yang tidak-tidak bersama Damirn.
"Si-siapa ayahnya?" Tanya Yehana.
"Tidak ada." Jawab Damirn begitu saja, Yehana kembali terkejut, "Tidak ada?" Tanyanya meyakinkan.
Damirn mengangkat kursi tempatnya duduk mendekati Yehana, pria itu mengulurkan tangannya, membelai wajah kecil Yehana.
"Kau akan menjadi ibu, dan tentu dengan seorang anak. Tapi takkan ada ayah, takkan pernah, aku ingin kau menjadi ibuku Yehana."
"Hah?!" Yehana membuka mulutnya, perasaan bingung, terkejut dan tidak percaya dengan kata-kata Damirn memenuhi otaknya.
"Kau tau Kloning?"
Yehana menggeleng,
"Kau memang bodoh." Ucap Damirn sambil menyentil dahi Yehana, ia tersenyum tipis. Yehana meringis, ia mengusap dahinya yang baru di sentil Damirn, meski tidak terasa sakit sama sekali.
"Aku memang tidak tahu, apa itu?" tanya Yehana polos.
"Kalau ku jelaskan, kau pasti akan bertambah bingung, ya, pada dasarnya kau akan melahirkan seorang anak laki-laki yang wajahnya identik denganku, dan kalau proses kloningnya berhasil sempurna maka anak yang kau lahirkan akan mampu mengingat ingatan yang ku punya." Jelas Damirn.
Yehana terdiam,
"Aku ingin hidup bersamamu sekali lagi Yehana. Dengan tenang, dengan bahagia. Tidak seperti sekarang, yang setiap detik bersamaku, bagimu adalah ancaman kematian." Sambung Damirn.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAMIRN ✔ (END)
Mystery / ThrillerKarya pertama dan tidak akan di revisi. "Aku bukan Psikopat Yehana!" Damirn Folx