DAMIRN 15

8.4K 805 32
                                    

Damirn tersadar dari lamunannya, pria itu berkeringat dingin. Ia mencengkram roda kemudi mobilnya dengan kuat lalu menoleh kearah Yehana yang terbaring di kursi belakang mobilnya.

Damirn membuka pintu mobil, memungut kembali jas yang tadi sempat ia buang. Tanpa suara sepatah katapun ia lalu membuka pintu belakang mobilnya, membalutkan jasnya pada tubuh Yehana yang dingin.

Setelah selesai, Damirn kembali masuk ke dalam mobil. Tanpa menunggu sedetikpun  ia langsung membawa mobilnya pulang.

♥♥♥

Jakson terdiam di tempat di mana Damirn menembak betisnya, pria itu terus menahan darah yang hendak terus keluar menggunakan tangannya.

Derap langkah Damirn mendekat, ia menatap lekat Jakson yang terlihat menyedihkan. Jakson tersenyum miring, "Kau gagal?" Tanya Jakson.

Damirn terdiam, ia membuka baju kemeja yang di pakainya lalu merobek baju itu menjadi dua bagian. Damirn lalu berjongkok, mengikatkan sobekan baju kemejanya di betis Jakson.

"Kau seorang dokter, tapi luka kecil saja tak bisa kau tangani sendiri ...."

Damirn kembali berdiri, "Ayo ikut aku." Ucapnya sambil mengulurkan tangan. Jakson terdiam, ia menyambut uluran tangan Damirn lalu bangkit dari duduknya.

"Kau mau membawaku kemana?" Tanya Jakson.

"Rumah Sakit, Yehana tak sadarkan diri. Lukanya cukup parah, keparat itu seperti tak tahu kalau Yehana hanya seorang gadis kecil."

Ucapan Damirn yang barusan berhasil membuat Jakson tertawa kecil, "Kau benar-benar menyukai Yehana, hm?" ucapnya, Damirn terdiam ia sama sekali tak menjawab.

♥♥♥

Mobil Damirn memasuki area parkir Rumah Sakit di mana Jakson bertugas, begitu mobil berhenti, Jakson segera melepas Safety bellnya.

"Tunggu di sini, aku akan memanggil perawat untuk membawa Brankar." Ucap Jakson seraya membuka pintu mobil Damirn. Damirn terdiam, ia ikut keluar dari mobilnya.

"Tidak usah. Gadis yang mungkin beratnya hanya dua kilo ini, percuma kalau menggunakan Brankar. Biar aku saja." Damirn membuka pintu mobil belakangnya, mengeluarkan Yehana dari sana.

Sambil berjalan menuju gedung rumah sakit, Damirn terus memandangi wajah Yehana yang tampak memar di sana-sini. Seseorang harus menerima akibat karena sudah berani berbuat seperti ini pada Yehana, pada gadis kecil Damirn.

Damirn, Jakson serta Yehana sudah tiba di lobi Rumah sakit, semua orang yang berada di dalam sana sontak mengalihkan pandangan mereka kepada Damirn dan Yehana. Bagaimana tidak, beberapa hari yang lalu Damirn telah menodong seorang suster menggunaka pistol, lalu membawa kabur Dokter Jakson dan tidak dapat di lacak sama sekali, dan sekarang, pria itu kembali dengan keadaan telanjang dada dengan seorang gadis yang terluka parah di rangkulannya. Tak cukup itu, di sampingnya juga berjalan Jakson dengan betisnya yang merah.

"Dokter!" Ucap seorang suster.

Jakson mengangkat tangannya, mengisyaratkan kalau dia tengah baik-baik saja. Sang suster tentu tak percaya, ia mengikuti langkah Dokternya.

"Dokter, anda darimana saja?" Tanyanya.


"Jangan perdulikan aku. Kembalilah bekerja." Ucap Jakson dingin.

DAMIRN ✔ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang