Cerita ini diangkat dari cerita rakyat dan diubah sesuai imajinasi penulis.
***
Pergi bukan berarti meninggalkan, mungkin itu cara Tuhan untuk membuatmu lebih mandiri dan mengerti tentang rasanya ditinggalkan.
Tuhan sudah mengaturnya dalam skenario cantik yang sudah dibuatnya sejak dahulu. Jadi, jangan pernah menangisi apa yang sudah pergi darimu.
***
Lancang kuning
Lancang kuning belayar malam
Belayar malam ...Lancang kuning
Lancang kuning belayar malam
Hai belayar malam ...Haluan menuju
Haluan menuju ke laut dalam ...
Haluan menuju
Haluan menuju ke laut dalam ...Lancang kuning belayar malam ....
Lancang kuning belayar malam ....Kalau nakhoda
Kalau nakhoda kuranglah paham
Kuranglah paham ...Seorang cewek cantik yang begitu meyukai segala hal tentang daerahnya—Riau, sedang menyanyikan salah satu lagu yang berjudul Lancang Kuning.
"Putih, turun ke bawah!" teriak seorang pria paruh baya terhadap anak semata wayangnya.
"Iya, Yah. Bentar, ya, Putih mau ganti baju dulu," teriak Putih tak kalah kerasnya, bukannya tidak sopan, tapi ia tidak ingin ayahnya menunggu lama tanpa kepastian.
Setelah beberapa menit, Putih turun dari kamarnya menuju ruang tamu untuk menemui ayahnya. Putih hanya memakai baju tidur berwarna putih-merah muda.
"Hai, Ayah! Ada apa kok manggil Putih?" tanya Putih sambil mendaratkan bokongnya di sofa empuk berwarna biru muda itu.
"Kamu tahu, kan? Sebentar lagi kamu akan melewati masa ujian, jadi Ayah cuma minta sama kamu. Tolong buat Ayah bangga dengan prestasimu, jangan terlalu sering tidur malam hanya untuk bergadang menciptakan lagu-lagu kesukaanmu itu!" ucap ayahnya dengan wajah serius.
"Siap, Captain!" ujar Putih sambil mengangkat tangannya untuk memberi hormat pada ayahnya.
Setelah terjadi beberapa perbincangan, Bawang Putih merasakan ngantuk yang begitu berat. Ia hendak ke kamarnya untuk tidur, namun ia malah berbelok menuju kamar dengan pintu berwarna putih.
Bawang Putih membuka pintu kamar itu sepelan mungkin, agar si empu tidak terbangun. Putih tidak tega kalau membangunkan wajah tenang di depannya ini.
Sampai berada di samping ranjang, langsung saja Putih mengecup dahi Bundanya, "Good night, Mom!" ucap Putih.
Bawang Putih sangat merindukan kehangatan seorang keluarga, ia ingin melihat senyuman bahagia dari orang sekitarnya. Bundanya menderita penyakit Leukimia, yang mana penyakit itu membuat tiga orang tersakiti sekaligus.
Sebelum benar-benar meninggalkan kamar beraroma lavender itu, Putih menoleh sekilas ke arah mamanya. "I love you and i miss you so much, Mom!"
***
"Pagi, Putih!" sapa seorang teman ceweknya. Putih membalas sapaan temannya dengan senyuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bawang Merah Bawang Putih [END]
Teen Fiction[TAHAP REVISI] "Hidup bukan tentang bahagia, tapi tentang bagaimana bisa melewati masalah tanpa marah-marah." ■■■ Ditinggalkan orang tersayang memang terasa menyakitkan. Bawang Putih hanya belajar merelakan kepergian orangtuanya secara berurutan, be...