03

19.4K 797 6
                                    

Seluruh tubuh Stella rasanya kesemutan semua, ini gara-gara ia tak merubah posisinya dari 15 menit yang lalu, belum lagi tubuhnya yang terasa kotor karena meringkuk di lantai mobil yang sedikit kotor.

Ia berharap mobil ini segera berhenti, sungguh rasanya sudah lelah ditambah celotehan seorang anak kecil cerewet yang membuat kepalanya pening.

"Besok Clara boleh makan es krim lagi?" tanya seorang bocah yang menyebut dirinya sendiri sebagai Clara lalu suara berat akan menjawab suara cempreng itu Stella sudah mendengarnya sedari tadi.

"Boleh, asal kamu harus sehat terus, enggak boleh sakit!"

"Yeay! Terima kasih, Papa! Clara sehat kok, Clarakan kuat!" Suara cempreng itu kembali terdengar kembali.

"Pinternya anak Papa. Udah ya sampai rumah langsung ganti baju, cuci tangan kaki terus tidur siang ya. Papa mau lanjutin kerjaan di ruangan Papa."

"Siap, Pa!"

Mendengar percakapan itu, Stella mengumpat dalam hati. Sungguh badannya sudah kaku akibat membungkuk terlalu lama.

Sampai kapan aku harus begini?

Stella mengembuskan napas lega ketika merasakan mobil yang membawanya berhenti. Namun, ia bingung harus dengan cara apa ia keluar dari sini sedangkan kedua orang itu telah keluar. Apakah mobilnya dikunci atau tidak? Stella berharap semoga mobilnya tak dikunci.

Samar-samar ia mendengar lelaki tadi berucap, "Kamu cuci mobil ya, soalnya udah kotor banget."

"Baik, Pak!"

Stella merubah posisinya menjadi duduk, mengintip kedua orang yang menurutnya pasti itu adalah pembantu dan majikan.

Lelaki berstelan rapi memasuki rumahnya sedangkan yang berpakaian lusuh melangkah entah ke mana.

Stella memejamkan matanya erat, ia menggigit bibir bawahnya sembari memegang handle pintu mobil, hatinya melapalkan doa semoga mobilnya tidak dikunci, ia mendorongnya ... dan tentu pintu mobil itu terbuka, rasanya Stella ingin menjerit saking senangnya.

Ia memerhatikan sekitar, takut-takut akan ada orang yang melihatnya keluar dari mobil ini. Begitu suasana aman dan sepi barulah ia dapat merasakan udara segar setelah beberapa saat menghirup aroma pengapnya dalam mobil.

Stella menatap sekelilingnya dengan takjub. Rumah ini memiliki halaman yang luas, tentu saja lebih luas dari halaman rumahnya, juga lebih asri karena ditumbuhi beberapa pepohonan. Dilihatnya juga rumahnya, tentu rumah yang kini ia tinggalkan begitu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan rumah ini.

Kayak istana, wah tajir melintir nih orang.

Stella mengendap-endap di halaman rumah itu, sepertinya ini aman. Rumah besar seperti ini namun sangat sepi, Stella sangsi bahwa kemungkinan ketahuan ia menyusup di sini tak lebih dari sepuluh persen.

Stella berhasil memasuki rumah mewah itu, rumah dengan design interior modern, ia sampai menganga dengan kemewahan ini. Sungguh, ia kira ia adalah orang paling kaya di negara ini, ternyata ia hanya butiran debu dari rumah ini saja.

Jantung Stella berdegub kencang ketika lima orang wanita berseragam berjalan beriringan. Ia mendur beberapa langkah, menyelinap ke balik guci besar berwarna putih yang kebetulan ada di belakangnya.

Ia bernapas lega ketika orang-orang itu berhasil melewati tanpa menyadari keberadaannya.

Stella kembali berjalan memasuki rumah itu lebih dalam lagi, tentu saja dengan mengendap-endap serta rasa was-wasnya.

Lagi-lagi Stella memandang takjub, kali ini ia melihat tangga yang meliuk-liuk begitu panjang, berwarna putih dan bermotif bunga-bunga kecil. Sial, Stella betul-betul merasa miskin melihat rumah ini.

Hot Daddy Meet Naughty Girl (REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang