14

13.5K 905 49
                                    


Stella menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang milik Farzan yang tentu saja miliknya juga.

Kasur milik Farzan entah mengapa lebih empuk dan lebih nyaman dibanding dengan kasur yang dipakainya di kamar lain.

Apa karena Farzan itu sang pemilik rumah makanya harus lebih mewah.

Perempuan itu nyaris terlelap kalau seseorang tidak keluar dari arah kamar mandi. Melalui celah mata yang dinaungi bulu mata lentiknya, Stella mengintip Farzan yang baru saja selesai mandi.

Lelaki itu sepertinya tak menyadari akan kehadiran Stella, ia sibuk mengeringkan rambutnya yang basah.

Farzan yang hanya mengenakan kolor dan tubuh bagian atasnya terekspos membuat Stella sedikit tergiur, tubuh lelaki itu kekar dan memiliki kotak-kotak seperti tahu di perutnya.

Farzan yang merasa diperhatikan mengalihkan tatapannya, ia begitu terkejut ketika melihat seseorang tengah berbaring di atas ranjangnya.

"Apa yang kamu lakukan?!" bentak lelaki itu sembari menghampiri Stella, menarik lengan Stella kasar hingga perempuan itu terduduk.

Stella sedikit meringis merasakan sakit di lengannya, Farzan kasar sekali membuatnya sedikit takut.

"Apa yang saya lakukan?!" tanya Stella balas membentak, ia terlanjur kesal atas perlakuan Farzan barusan. "Tentu saja tidur, Anda lupa kalau hari sudah beranjak malam?!"

"Siapa yang mengizinkan kamu tidur di kamar saya?!"

Stella mendadak kebingungan, memang tidak ada yang menyuruhnya tidur di kamar Farzan, ia hanya berinisiatif saja.

Farzan membungkuk, mendekatkan wajahnya ke wajah Stella membuat perempuan itu memundurkan tubuhnya. "Dengar, walau saya dan kamu sudah menikah, tidak ada yang berubah dari posisi kita, kita tetap orang asing yang memiliki kepentingan masing-masing!"

Stella terkesima mendengar ucapan Farzan, terlebih lelaki itu berbicara dekat sekali dengan wajahnya, melihat dari dekat ketampanan lelaki itu bertambah berkali-kali lipat.

"Mengerti?"

Bagai dihipnotis, Stella mengangguk saja.

Farzan yang melihat itu, menjauhkan tubuhnya dari Stella, bersikap seperti tak pernah terjadi apa pun.

"Jadi Gadis Nakal, silakan keluar dari kamar saya," ucap lelaki itu sekali lagi membuat Stella tersadar dari keterkesimaannya.

"Apa?!" pekik Stella. "Enggak mau!" lanjutnya sembari berguling ke tengah ranjang kemudian menarik selimut menutupi tubuhnya.

Farzan menggeram kesal melihat kelakuan Stella, ia menarik selimut yang dipakai perempuan itu namun Stella mempertahankannya hingga aksi tarik-menarik selimut tak bisa dihindarkan.

"Pindah!!" bentak lelaki itu.

"Enggak mau!!" balas Stella.

Farzan menyerah, ia melepaskan tarikannya membuat Stella tergulung oleh selimut.

Salah satu cara agar perempuan itu pindah dari kamarnya, ya ia sendiri yang harus memindahkannya.

Selagi Stella sedang bergelung ketakutan di bawah selimut, Frazan merenggangkan otot-ototnya serta melemaskan jari-jemarinya.

Dengan sekali sentak, Farzan mengangkat tubuh Stella yang terasa ringan, membopong tubuh mungil itu di depan tubuhnya.

Stella terkejut bukan main atas perlakuan Farzan, ia memberontak hingga selimutnya terjatuh.

"Saya enggak mau pindah!!" teriak Stella.

"Kamu harus!!" Farzan merasa kualahan atas perilaku Stella.

"Enggak mau pindah, di sini kamarnya bagus yang lain jelek, saya enggak mau!!" Seperti orang yang sedang memanjat, Stella mengalungkan kedua lengannya di leher Farzan, kedua kakinya juga melingkar erat di pinggang Farzan.

Farzan seperti kangguru saja sekarang, membawa anak di kantungnya.

"Apa yang kamu lakukan?!" Farzan berusaha menjauhkan Stella dari tubuhnya. Namun, semakin ia berusaha semakin erat juga pelukan Stella di tubuhnya.

"Lepaskan!!"

"Enggak mau!!" Stella menggeleng kuat-kuat, semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh Farzan.

Napas lelaki itu memburu, lelah karena usahanya menjauhkan Stella tak kunjung berhasil.

Baru kali ini ia merasa ingin menyerah.

"Apa jangan-jangan kamu ingin melakukan ritual malam pengantin bersama saya?" tanya Farzan.

Farzan menyeringai licik, sepertinya mengerjai Stella adalah ide yang bagus.

"Kamu ingin bermalam pertama bersama saya?" tanya Farzan sekali lagi. Kali ini ia berbicara tepat di telinga Stella.

Stella merinding seketika, bulu romanya berdiri ketika napas hangat Farzan menerpa kulitnya. Stella tak ingin pindah kamar, juga tak ingin bermalam pertama bersama Farzan. Perempuan itu menggelengkan kepalnya. "Enggak mau!!"

"Kenapa? ini malam pengantin kita!"

Farzan melangkah mendekati ranjang, membungkuk membaringkan Stella di sana, lelaki itu menindih tubuh Stella.

Stella mulai ketakutan sekarang, apalagi wajah Farzan kini semakin dekat dengan wajahnya seperti ingin melakukan sesuatu. Sesenti lagi mungkin bibir Farzan akam menyentuh bibirnya, Stella menutup matanya erat-erat, lengannya yang melingkar di leher Farzan dilepaskannya dipakai untuk mendorong wajah Farzan ke samping.

"Saya enggak mau dicium!!" pekik Stella sembari mendorong tubuh Farzan hingga tak menindihnya lagi.

Perempuan itu lari terbirit-birit meninggalkan kamar Farzan membuat sang pemilik kamar menertawakannya.

Rencananya mengusir Stella dari kamar berhasil dilakukan dan ia sangat senang bisa mengerjai perempuan itu.

***

Holla😂😂 udah di up lagi yak

With love
Kak-Ra
@nurlatifahoktaviany

Hot Daddy Meet Naughty Girl (REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang