Keindahan di pagi hari ketika Taehyung membuka mata adalah—wajah pacarnya yang masih terlihat cantik bercampur polos ketika sedang tidur. Bibir gadisnya terbuka sedikit, menunjukkan gigi yang nampak malu-malu.
Taehyung dibuat gemas, Irene berhasil membuatnya jatuh dalam pesona gadis itu. Dengan penuh rasa sayang wajah Irene dikecup dengan lembut dan basah. Mengungkapkan rasa sayang dan cintanya lewat kecupan kupu-kupu.
Dan saat bibirnya tepat mendarat di atas bibir Irene. Taehyung menyesapnya, melumat kecil bibir ranum dan tipis itu. Manis sekali, bibir kekasihnya tetap manis dan menjadi candunya. Begitu tipis dan menggoda, terasa pas dengan bibir Taehyung ketika keduanya berciuman, bak kepingan puzzle.
Terlalu menikmati bibir Irene, hingga Taehyung tersentak kaget ketika tangan kekasihnya mengalung sempurna di lehernya. Irene sudah terbangun bahkan ketika lelaki itu memberikan ciuman kupu-kupu yang membuatnya geli.
Keduanya saling melumat, mempertemukan bibir mereka dengan lembut dan hati-hati. Menyesap rasa yang tercipta dengan liur yang bercampur di dalam sana. Mengabaikan rasa jijik karena keduanya belum membersihkan tubuh.
Ah, morning kiss itu kesukaan mereka.
Makin tidak terkendali, ciuman kali ini jauh lebih menuntut. Membuat Irene refleks meremat rambut Taehyung dan dibalas dengan geraman rendah oleh lelakinya. Tautan itu terlepas, dengan Taehyung yang kini menyeret bibirnya untuk turun—mengecup dan menjilati leher Irene dengan begitu basah.
“A—ah, Tae,” desah Irene putus-putus.
Bagi Taehyung, desahan Irene itu semacam suara dari surga. Membuatnya makin hilang akal dan memanas. Tangan pemuda Kim bergerak makin liar, mengusap punggung kekasihnya dengan sensual dengan hisapan lembut di leher kekasihnya, menimbulkan ruam kemerahan yang akan sulit dihilangkan untuk beberapa hari ke depan.
Tangannya makin lincah, merangsek ke arah depan. Meremas sesuatu dibalik kaos kebesaran yang digunakan Irene. Begitu pas ditangannya, sesekali bergantian dengan sedikit tenaga.
Irene dibuat melayang. Rutinitas semacam ini adalah kesukaannya di pagi hari. Bibirnya sibuk mendesah, kepalanya mendongak mempermudah Taehyung melukis di lehernya, sedangkan tangannya bergerak mengusap dada kekasihnya. Tubuhnya melengkung, dadanya makin membusung ke atas, mengajak Taehyung untuk lebih lagi melecehkan kekasihnya.
Hingga suara kecupan basah menjadi akhir dari cuddle mereka. Taehyung menatap Irene dengan wajah memerah. “Cantik, kakakku selalu cantik.” tegas lelaki itu. “Sayang kamu, kak, aku sayang banget sama kamu.”
Irene hanya mengangguk, sibuk mengatur napasnya yang terengah. Detik selanjutnya kedua tangan gadis itu menangkup wajah Taehyung, mempertemukan bibir mereka ke dalam ciuman lembut tanpa nafsu.
“Aku juga sayang kamu, Taehyung.”
Mencium di kening, lalu keduanya terkekeh dan saling berpelukan. Skinship mereka hanya sebatas ini, Taehyung tidak mau berbuat lebih walau nyatanya ia bisa. Kenyamanan Irene adalah yang utama, dan baginya begini saja sudah cukup. Asal Irene tahu bahwa ia mencintai gadis itu.
“Ada kelas?” tanya Taehyung.
Irene mengangguk. “Ada, tapi siang. Kamu sendiri?”
“Iya, ada. Berangkat sama-sama, ya? Aku juga ada urusan bentar di ukm.”
“Iya, sayang~” jawab Irene manis sekali.
Kekasihnya terdiam, mencerna beberapa saat. “Apa? Coba ulangi lagi?”
“Apa?” Irene bernada ketus. “Nggak denger, yaudah!”
“Loh, ulangi lagi kak. Aku mau denger sekali lagi.” rengek Taehyung.
“Ish, nggak, Tae! Udah minggir, aku mau buat sarapan.”
Percayalah, wajah Irene memerah menahan malu. Ia jarang sekali memanggil Taehyung dengan sebutan ‘sayang’. Berniat melepaskan diri, tapi tangannya dicekal lembut. Irene menghadap ke arah Taehyung yang kini mengerucutkan bibirnya.
“Rene....” rajuk Taehyung sekali lagi.
Irene terkekeh. “Iya, apa sayang?” jawabnya manis dengan senyum merekah.
Taehyung tertawa, jawaban tidak terduga itu membuat dadanya membuncah senang. Irene yang tsundere itu sangat jarang mengucapkan kata-kata panggilan yang manis. Cenderung selalu memanggil Taehyung dengan nama atau marga pemuda itu.
“Ah, sayang banget sama kamu! Cinta mati, banget, deh! Cuma kamu nggak ada yang lain!”
“Ya, iya, mana ada cewek yang betah sama kamu selain aku?”
Taehyung terkekeh, usak hidungnya ke wajah Irene yang memerah dan tertunduk malu. “Kamu sayang aku, nggak?” tanya lelaki itu.
“Nggak,” jawab Irene cepat. “Sayang pun aku terpaksa!” lalu ia menjulurkan lidahnya, mengejek.
Irene melepas paksa cekalan Taehyung. Meninggalkan kekasihnya yang pura-pura menggeram marah setelah menyebut nama lengkapnya. Berlari keluar kamar sambil tertawa kencang karena berhasil menjahili Kim Taehyung.

KAMU SEDANG MEMBACA
AMANTE
Fanfiction"Noona!" seru Taehyung. Lari ke arah gadis yang berdiri nggak jauh darinya. Irene melotot, pukul kepala Taehyung keras. "Jangan panggil noona!" "Iya, maaf sayang." lembut Taehyung, buat Irene luluh dan memerah di tempat. • • Jadi, bagaimana kehidu...