Surat Batu

1.4K 17 0
                                    

Maaf, baru sekarang aku membalas surat yang kamu kirim tujuh tahun yang lalu.

Waktu itu kamu memintaku merawat sebuah batu besar di halaman rumahmu
sebelum nanti kamu pahat jadi patung,
Patung itu kamu ambil dari sungai di tengah hutan.

Aku suka duduk membaca dan melamun di atas batumu dan bisa merasakan denyutnya.
Kadang mimpiku tertinggal di atas batumu dan mungkin terserap ke dalam rahimnya.

Hujan sangat mencintai batumu dan cinta hujan lebih besar dari cintamu.
Aku senang melihat batumu megap-megap dicumbu hujanku.

Akhirnya batumu hamil.
Dari rahim batumu lahir air mancur kecil yang menggemaskan.
Air mancur itu sekarang sudah besar, sudah bisa berbincang-bincang dengan hujan. 

Maaf, jangan ganggu air mancurku.
Bahkan batumu mungkin sudah tak mengenalmu.

Kumpulan Puisi Joko PinurboTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang