Pagi itu kembali menyapa, prilly melangkahkan kakinya melangkah masuk ke dalam rumah, sang kakak tengah sakit di dalam kamarnya, semalam prilly sadar lia tidak akan pulang, prilly sangat tau betul sikap lia,apa lagi semalam malam minggu, pastilah kakanya itu pergi untuk mencicipi minuman tak berguna itu lagi.Keheningan menyambutnya, sang mamah dan papah tengah dalam perjalanan bisnisnya ke luar kota, beruntunglah bagi lia, yang bisa menghabiskan waktunya tanpa harus di larang.
Kriet
Pintu itu kembali di buka, melihat keadaan sang kakak yang lemas dengan wajah pucatnya kembali ia menarik selimut itu sampai sebatas dada, mengecup dahi lia sayang lalu beranjak pergi sebelum lia terbangun.
Terlambat, lia sudah terbangun sedari satu jam yang lalu, lalu lia menatap kosong pintu yang tertutup itu, entah habis darimana prilly yang memakai pakaian rapih seperti itu.
Perlahan otaknya mulai bergikir, jika dia fikir perbandingan anatara dirinya dan prilly itu sangatlah jauh berbeda, Lia akui prilly wanita yang cantik dengan hati yang lembut, lia akui prilly lebih sopan dan penurut di banding dengan dirinya yang pembangkang.
Senyuman lirih kembali muncul saat otaknya itu mulai berfikir jauh, matanya kembali berkaca bibirnya terkatup menahan isakan.
Ia bimbang ia menyayangi prilly layak seperti saudara tetapi di lain sisi prilly sudah membuat dirinya hancur! Prilly sudah merebut apa yang seharusnya menjadi milknya itu semua prilly yang melakukannya.
Kepalanya kembali pening setelah membuka lembaran lama yang sudah ia tutup rapat sehingga tiada celah yang bisa membuka kotak itu, tetapi sekarang? Hanya mendapat sedikit perhatian dari prilly dia seperti ini? Bodoh!
Tangannya menggapai buku yang selama ini menjadi catatan hidupnya sudah tak terhitung banyak buku yang sudah ia simpan.
Perlahan tangannya mulai menuliskan sesuatu di sana, membentuk sebuah kalimat yang menjadi chapter hidupnya hari ini.
Aku nyawa yang akan kembali...
Meninggalkan raga yang sudah menuai..
Ku menunggu waktu, pintaku
Hanya satu, berikan yang terbaik di hari ini esok dan seterusnya, sampai engkau menjemputku ...Menutup rapat bukunya menyimpannya di laci nakas, sesaat matanya terfokus pada bungkus putih, dengan tangan bergetar prilly membukanya, bau obat-obatan kembali memasuki indra penciumannya, mengingatkan dia akan kematian yang sepertinya
Sedikit lagi akan datang.Getaran di sebelahnya membuat fokusnya teralihkan.
Matanya memelotot kaget saat tau ada suatu pesan E-mail yang sebenarnya sedang ia tunggu.From :Aldmasyarief
TO : ShintaaprillyaLo ke kafe yang ada di perempatan komplek lo, gw tunggu lo di sini sama yang lain.
Prilly menggigit bibir bawahnya takut, tidak mereka lelaki semua, tak pantas rasanya jika dia wanita sendiri di sana.
From : Shintaaprillya
To :AldamasyariefMaaf bukan maksud menolak, tapi aku kurang nyaman kalo cuma perempuan di sana sendiri.
****
Ku tau, dia berbeda, jauh berbeda..
Hati ini tak salah untuk memilihnya...~ Detak cinta 04 ~
KAMU SEDANG MEMBACA
Detak Cinta
RomanceAwalnya biasa saja hanya sebatas teman, tak lebih. bicara saja jarang, bahkan hampir tidak pernah. dan waktu itu untuk yang pertama kalinya mereka berbicara, pembicaraan pertama kali, dan untuk yang pertama kalinya juga getaran itu tercipta, detak...