Perlahan tubuhnya melemas, biasanya sang ibu akan memberinya segelas ramuan jamu untuk menghilangkan mual, tapi sekarang orangtuanya itu sedang bekerja ke negri orang.Subuh-subuh sekali prilly baru saja selesai melakukan hal yang sudah secara rutin ia lakukan, lalu ia memesan taksi online,dan sampai lah dia di kamarnya.
Tubuhnya sungguh benar-benar lemas, perutnya mual tak tertahan hingga ia menyediakan tempat untuk mengeluarkan isi perutnya.
Perlahan mata itu terbuka melihat jam pada dinding, setengah sembilan itu artinya ali sedang bertanding.
Prilly hanya bisa menutup kembali matanya dan berdoa dalam hati agar tim sekolahnya bisa mendapatkan juara.
_***_
Sedangkan di lain tempat, wajah-wajah gembira sudah tercipta di wajah mereka, perlahan Revon menepuk pundak ali.
"Thanks bro!"
Ali menyeritkan dahinya lalu menggelengkan kepalanya.
"Kita bukan gue"Dion tertawa. "Aduh pon pon lu bilang terimakasih ama ali, bilang makasih tuh sama gue yang udah berjasa buat tim ini iya gak guys?"
Dengan kompakan mereka semua berucap kata tolakan, yang membuat Dion mengeluarkan wajah masamnya.
Perlahan Rendi mulai melangkah mendekati ali. "Iya li makasih ya, untung lo mau ikut gabung, gak tau kali kalo gak ada lo kek gimana tim kita""Iya Ren, sama-sama" bukan,bukan ali yang berucap melaikan Dion.
"Apaan sih yon"
"Tau lo yon"
"Gak jelas anjir si dion"
"Biasa abang di puji makasih dek makasih" dengan penuh percaya dirinya dion menarik tutun kan alisnya.
Yang mengundangan toyoran dari teman-temannya. "Yeeeeeeu"
Lain halnya dengan ali sedari tadi lelaki itu terus memandangi layar handfone nya.
~ Prilly
Hari ini
Pril?
Prilly?
Lo gak masuk?
Pril?
Lo sakit?
Pril?
P
P
PPesannya hanya diabaikan, bahkan gadis itu belum menerima pesannya satupun, mendadak ali resah.
"Gue duluan" ucpanya melangkah keluar ruangan menginggalkan teman-temannya.Mengendarai motornya dengan kecepatan sedang menuju rumah prilly memastikan jika wanita itu ada di dalam rumahnya.
Setibanya di depan gerbang ali membuka kaca helem miliknya.
Bertanya ke pos yang sedang di huni pak adi."Permisi pak"
Pak adi berjalan menghampiri ali yang sedang di luar gerbang.
"Iya den?""Saya temannya prilly, prilly nya ada di dalam."
"Oh si non ada den di dalam kamarnya,tapi sepertinya sedang tidak bisa di gangu den" ucap pak adi mengundang ragu.
Pak adi selalu tau waktu-waktu prilly cek up, maka dari itu ia tak memperbolehkan ali untuk masuk.
"Ada apa ya pak?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Detak Cinta
RomansaAwalnya biasa saja hanya sebatas teman, tak lebih. bicara saja jarang, bahkan hampir tidak pernah. dan waktu itu untuk yang pertama kalinya mereka berbicara, pembicaraan pertama kali, dan untuk yang pertama kalinya juga getaran itu tercipta, detak...