Malam menyapa, masih dengan ali yang sedang jatuh cinta, duduk di pinggir kasur dengan tangan yang menggenggam sebuah foto, jari-jari nya mulai mengelus foto itu penuh cinta."Mah... dia mirip mamah. Cantik. Lembut. Sopan. Apa lagi bola matanya mirip banget sama mamah. Mah mamah pasti lagi liatin ali kan? Mamah suka gak sama perempuannya. mah, Entah kenapa tiba-tiba ali suka sama dia. Padahal waktu itu ali cuma menggumi keindahan bolamatanya. Tapi kenapa rasanya sampai ke hati?"
Batin ali bercerita sambil melihat wajah wanita yang masih muda terpahat indah di sana.
"Ali sayang dia mah, sayang mamah juga"
Senyumnya merebak dibawanya foto itu dalam pelukan, ah betapa sangat sayang dia pada foto itu.
Foto dengan banyak kenangan indah, yang tak akan bisa ia lupakan, sampai-sampai maut yang memisahkannya.Bahkan alipun belum membalas kebaikannya selama ini, tetapi orang itu membuat wanita yang dia cintai pergi meninggalkannya untuk selamanya.
Mengingat masa-masa itu, membuat darah nya mendidih, spontan tangannya mengepal meninju keras nakas yang berdeketan dengannya.
"Bodoh!"
*****
Beda halnya dengan prilly wanita itu masih mencari jawaban atas perkataan ali tadi, pengelihatannya terlempar ke arah balkon dimana jas hujan ali ia jemur di pagar pembatas sana, tangannya terangakat meraba dada nya yang terus berdetak jika mengingat ali.
Merebahkan badannya di kasur untuk sekedar merenggangkan otot-ototnya yang kaku, prilly meraih handphone milik nya yang tergeletak di sebelahnya, membuka aplikasi yang biasa di pakai untuk ber chat, mengetikan sesuatu di sana lalu tak lama ia menaruhnya kembali.
~Raisa
Ra aku mau tanya deh.
Tanya apa?
Tapi Rai gak boleh ketawa!
Iya prilly.
Arti dari kalimat 'ik hau van je' apa sih rai?
Mbwhah bahasa ape tuh?
Aku juga gak tau.
Mangkanya aku tanya kamu siapa tau kamu tau.Bentar gw cari di google, lagian lo kenapa gak coba cari sih! Nyusahin deh.
Hehe maaf deh. :)
Belum sempat prilly melanjutkan balasan chat nya, tiba-tiba saja kepalanya kembali di dera rasa sakit yang teramat sangat, tangannya meronggoh dalam laci nakas, membuka tabung kecil tempat pil-pil itu di taruh.
Tak lama ia menelan butir-butir obat itu lagi, di rasa sudah agak mendingan prilly bersender di kepala ranjang, kelopak matanya membuka dan menutup, pening di kepalanya berangsur menghilang.
Prilly kembali mengngambil buku catatan hidupnya, mencoba menuliskan chapter terbaru dari hari ini, meski sedikit lemas prilly menyempatkan dirinya untuk sekedar mengisi kertas-kertas kosong itu dengan rangkaian kata miliknya.
'Ada rasa yang diam membisu, di dalamnya aku terkurung kaku.
Mencoba mendekat, meski tau tuhan melarang... apa daya jika takdir terus mengekang menarik rasa cinta yang lagi-lagi tercipta, hanya untuk dia, satu pria yang ku cinta'
KAMU SEDANG MEMBACA
Detak Cinta
RomansaAwalnya biasa saja hanya sebatas teman, tak lebih. bicara saja jarang, bahkan hampir tidak pernah. dan waktu itu untuk yang pertama kalinya mereka berbicara, pembicaraan pertama kali, dan untuk yang pertama kalinya juga getaran itu tercipta, detak...