Detak Cinta : 8

116 10 0
                                    


Pagi-pagi sekali prilly mulai mengayuh sepeda miliknya, entah kenapa ia ingin sekali naik sepeda ke sekola.

Lamat-lamat prilly menghirup oksigen pagi hari yang menyejukan, tiba di pertengahan jalan prilly membelokan arah laju sepedanya ke arah supermarket yang buka 24 jam.

Wanita itu mendorong pintu dan tersenyum menjawab sapaan sang kasir, kakinya membawa dirinya ke lemari pendingin, tangannya mulai handal memilih berbagai macam rasa susu yang ada, setelah menemukan rasa yang tepat prilly membalikan badannya melihat ke arah rak-rak di mana roti berada.

Tanngannya terhenti mengambil roti sandwich dengan rasa coklat dan keju. Usai itu prilly membayarnya dan kembali menaiki sepedanya.

Namun belum sempat ia mengayuh, bola matanya terpusat pada pria yang sedang memainkan handphone nya.

Dengan rasa penasaran prilly mulai mengayuh sepedanya mendekati orang itu.

"Ali?" Sapanya dengan nada tanya.

Yang di panggil pun menoleh, dengan mengerutkan  dahinya. "Apa?"

Prilly tersenyum, membuat warna di pagi nya ali. "Kamu naik sepeda?"

Ali mengangguk, lalu memusatkannya kembali pada layar handphone,merasa sudah cukup prilly pamit pergi

"Aku duluan ya"

"Tunggu" sura berat itu membuat gerakan prilly terhenti prilly menaikan kedua alisnya.

"Bareng"jelas ali kemudian. Prilly tersenyum dan menganguk.

Dan pagi itu mereka habiskan untuk bersepeda ke sekolah dengan jarak yang saling bersebelahan prilly bertanya. "Motor kamu di mana?"

"Bengkel" ali menjawab dengan melihat dalam manik mata prilly mencoba menbus dinding lapisan kacamata yang prilly pakai.

Prilly mengangguk mengerti, tak lama setelah itu mereka sampai di sekolah.
Dengan ali yang berjongkok memcoba untuk mengunci sepedanya prilly berdiri.

"Aku duluan ya" ucap prilly, belum sampai situ ali mencekal pergelangan tangan prilly.

"Tunggu" ali melepas sebelah tali tas yang ada di punggungnya membuka seleting bag miliknya lalu mengeluarkan sapu tangan miliknya.

Prilly menatap ali heran, tiba-tiba saja ali mengelap peluh yang ada di dahi prilly yang habis menggoes sepeda.

Prilly yang di perlakukan seperti itu hanya diam, diam dengan tatapan yang tak ingin ia alihkan dari wajah tapan ali.

Prilly tersenyum dengan hati yang berdebar,ia belum lama mengenal ali tapi entah mengapa dirinya nyaman dengan ali.

"Hey" tepukan di pipinya membuat prilly tersadar.

"Ah? Iya? Apa?" Tanya nya gugup.

Ali terkekeh kecil,membuat prilly ternganga di buatnya.
"ati-ati,jangan liatin gue nanti terjebak."

"Terjebak?"

Ali mengangguk."terjebak dalam cinta"

Prilly tertawa garing sambil menepuk pundak ali pelan. "Ada-ada aja deh kamu,makasih ya aku duluan."

Ali mentap punggu prilly yang mulai menjauh itu seraya tersenyum.
Di tangannya masih ada sapu tangan usai mengelap kringat di dahi prilly.

Ali tersenyum kecil sangat kecil.
Entah lah ali sangat bahagia pagi ini, sangat bahagia tak apa jika semalam tak bisa mengungkapkan perasaanya.

***

Semua siswa dan siswi telah mengisi perut mereka yang kosong tak terkecuali prilly, wanita itu dengan kacamata minusnya.

Detak Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang