Di kelilingi oleh para pria membuat dirinya tak nyaman, namun dengan segala cara dia menyamankan posisinya saat ini.Berjam-jam dia habiskan di sini, perpustakaan sekolah, demi menyelesaikan tugasnya.
Perlahan mata hitam milik ali, selalu memerhatikan setiap gerak yang timbul dari tubuh prilly, matanya hanya fokus pada satu objek. Wajah yang cantik.
Meskipun ali pria yang dingin ia masih memiliki hati yang lembut, hati yang belum di singgahi siapapun, dan ali yakin perempuan yang sedang birbincang ria dengan teman-temannya ini akan ia tempatkan di hatinya.
Pujaan hati.
Lagi-lagi prilly merasa ada yang aneh prilly merasa di perhatikan, perlahan mata coklat madu miliknya menangkap basah ali yang sedang melihatnya, prilly sadar sejak tadi lelaki itu memperhatikannya.
Ali bukan lah tipe lelaki yang memalingkan wajahnya, justru pria itu malah menarik maju, memaksa masuk jauh ke dalam mata indah milik prilly.
Ali menyukainya, sangat suka.
Prilly memberikan sedikit senyum manis miliknya lalu memalingkan wajahnya dari ali. Malu. Malu rasanya jika di perhatikan seperti itu.
Prilly menghembuskan nafasnya, "Alhamdulillah, selesai. Makasih ya buat semuanya Revon, Dion, Maike, Kevin, Rendi, Agas, dan ali maaf gak bisa sebut nama kalian satu-satu aku gak terlalu hafal."
"Ya elah, kita aja yang udah lama di sini gak apal, ali anak baru langsung nyantol, iya gak li?" Celetus Rendi salah satu anggota tim Basket, sambil menaik turunkan alisnya saat dia mengucap kalimat meledek ke arah ali.
Sedangkan ali hanya melirik dingin, diam, dan memalingkan wajahnya.
Prilly tersenyum."maaf ya udah ngambil waktu kalian, yang harusnya di pakai buat latihan, maaaf banget nih sekali lagi" ucap prilly dengan rasa tak enak."Iya gak papa, BTW pril gw boleh minta nomor kaka lo gak?" Tanya dion hati-hati, dan mengundang gelak tawa semua yang ada di situ, mereka sadar ini di perpus jadi mereka harus tahan tawanya.
Prilly menunjukan wajah bingungnya. "Kak lia?" Tanya prilly yang di balas anggukan dari Dion.
Dengan gerkan pelan prilly menyobek kertas putih, menuliskan beberapa digit angka di sana, lalu memberikannya pada Dion. "Emang buat apa ya Di? Kamu suka sama kak-ku"
Peryanyaan prilly membuat dion, menghela nafasnya. "Gak cuma penasaran aja sama kakak lo!"
Prilly menganggukan kepalanya, sesekali melirik ali,pria yang duduk di kursi paling ujung,ah ali lelaki itu membuat prilly kagum dengan ketampanan nya.
"Ya udah aku permisi ya, sekali lagi___""Makasih dan maaf udah gangu waktu latihan kalian" belum selesai prilly berucap suara ledekan yang keluar dari mulut kevin kembali terdengar, dengan lucu dia menanggapi.
"Aku permisi, Assalamualaikum!"
"Waalaikumsalam Warahmatullahi wabarakatuh"
Wanita yang sopan, benar sopan, wanita yang lugu, dan wanita yang cantik. Dia prilly.
Sedari tadi ali memerhatikan prilly, memastikan hatinya, untuk tak salah melangkah, apa ini jawabannya? Ali mulai tertarik dengan prilly.
"Woy li, liatin terus suka lo?" Tanya agas sambil menyikut lengan ali, yang mengundang tatapan tajam dari lelaki itu.
"Gak!" Singkat padat dan jelas, setelah itu ali pergi meninggalkan perpus dan teman setim nya begitu saja.
Mereka yang tau sifat seorang ali hanya terkekeh kecil.

KAMU SEDANG MEMBACA
Detak Cinta
Storie d'amoreAwalnya biasa saja hanya sebatas teman, tak lebih. bicara saja jarang, bahkan hampir tidak pernah. dan waktu itu untuk yang pertama kalinya mereka berbicara, pembicaraan pertama kali, dan untuk yang pertama kalinya juga getaran itu tercipta, detak...