Ch 6: Sleep

126 19 0
                                    

Happy reading~

Yeri bingung melihat yuta yang sedari tadi sibuk mencari sesuatu didalam lemarinya itu

“oppa.. oppa sedang mencari apa?” kini yeri mendekati yuta. Yuta tidak membalas pertanyaan yeri, ia hanya mendengus beberapa kali karena belum menemukan benda yang ia cari. Yeri yang melihat tingkah oppanya ini makin kebingungan

“ah, akhirnya ketemu” gumam yuta
Yeri mengintip sedikit kearah lemari. Ia melihat yuta yang sedang menarik kasur lipat dari dalam lemari tersebut

“eoh? Kasur lipat? Ini buat apa oppa??” Tanya yeri penasaran

“kau tidur diranjang, dan aku tidur dibawah menggunakan ini” jelas yuta sambil menunjukkan kasur lipat tersebut

“eh?? Kenapa harus gitu??” Tanya yeri dengan wajah yang benar-benar tidak mengerti situasi saat ini

“tidak mungkinkan kita tidur seranjang” jelas yuta kembali

Mendengar pernyataan yuta tersebut, yeri sadar jika ini bukanlah jeno, ten, ataupun jaehyun. Tetapi ini seorang yuta. Kim Yuta. Seseorang yang terkenal paling dingin dikeluarga ini

“e-eoh.. arrasseo..” jawab yeri kaku
Yeripun kembali berbaring dikasur dan yuta menggelar kasur lipat tersebut dibawah. Ia tidur tanpa selimut. Walaupun sekarang sedang mati listrik, namun karena efek dari hujan tadi membuat udara amat sangat terasa dingin. Yeri yang melihat yuta tidur tanpa selimut sedikit khawatir akan keadaannya.

“oppa.. apa tidak papa oppa tidur tanpa selimut?” Tanya yeri khawatir

“tidak. Diam dan tidurlah”
.
.

Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 00.35 am kst. Namun yeri belum bisa tertidur sedari tadi. Tubuhnya terus bergerak kesana kemari mencari tempat yang nyaman. Entah mengapa ia merasa gelisah dari tadi.

“oppa?” panggil yeri pelan sambil mengintip yuta dibawah

“apa oppa sudah tidur?” lanjutnya. Yuta tidak merespon

“ahh oppa sudah tidur ya?” yeri mendudukkan tubuhnya lalu menyenderkannya di dinding

“maaf hari ini yeri merepotkan oppa. Seharusnya yeri tetap tidur dikamar yeri. tapi mau gimana lagi, yeri takut sama gelap. Yeri takut sama suara Guntur. Maaf kalau yeri cengeng dan ganggu aktifitas oppa” yeri bermonolog

“sekali lagi maaf oppa” kini yeri menyelimutkan selimut yang ia kenakan ke tubuh yuta. Namun tiba-tiba tangan yuta menahan tangan yeri yang hendak menyelimutkan dirinya

“aku baik-baik saja. Pakailah, nanti kau masuk angin” ucap yuta sambil menatap yeri

Yeri terkejud melihat yuta yang masih terjaga dari tidurnya. Bukankah ia sudah tertidur? Atau yuta terbangun karena merasa keberisikan mendengar monolognya tadi?. Tapi kalau benar yuta belum tertidur berarti dia mendengar apa saja yang yeri ucapkan barusan.

“e-ehh bukannya oppa sudah tidur??”Tanya yeri panik sekaligus malu
“kenapa kau belum tidur?” yuta kembali bertanya tanpa menjawab pertanyaan yang yeri lontarkan terlebih dahulu
Yeri menundukkan kepalanya. Ia terdiam sejenak

“yeri tidak bisa tidur..” ucapnya dengan raut wajah sedih

“yeri kangen ten oppa.. yeri pengen tidur sama ten oppa..” lanjutnya. Ia tau tingkahnya sekarang sangatlah kekanakan. Namun mau bagaimana lagi? Yeri hanya mngungkapkan apa yang sedang ia rasakan sekarang

Yutapun bangun dari tidurnya. Ia naik keatas ranjang lalu merebahkan tubuhnya disamping yeri

“oppa?” Tanya yeri bingung dengan tingkah oppanya sekarang

“anggap aku ten lalu tidurlah” jelas yuta

Yeri terdiam sejenaak. Ia perlu mencerna apa yang baru saja yuta katakan. Setelah ia mengerti apa yang dimaksud yuta, yeripun membaringkan tubuhnya disebelah yuta

“apa benar tidak papa?” Tanya yeri memastikan

“hmm” dehem yuta mengiyakan

“ten oppa” ucap yeri seraya memeluk tubuh yuta

“hei apa yang kau lakukan?” bingung yuta

“oppa bilang tidak papa kalau aku nganggap oppa sebagai ten oppa” jelas yeri sambil menatap wajah yuta

“lalu kenapa kau memelukku?”

“karena yeri suka meluk ten oppa” jawab yeri dengan wajah polosnya

“ahh” respon yuta dengan ekspresi gelisah

Yeri yang melihat hal tersebut langsung melepaskan pelukkannya dan menjauhi yuta

“maaf yeri membuat oppa risih” yeripun membalikkan badannya berlawanan arah dengan yuta

Grep

Yeri terkejut karena yuta tiba-tiba memeluk tubuhnya. Bukannya yuta tidak ingin dipeluk?

“op-oppa?”

“sudah cepat tidur” balas yuta sambil menutup matanya

Yeri membalikkan tubuhnya dan menatap yuta. Lalu yeri membalas pelukan yuta. Terukir senyuman nan indah diwajahnya

“selamat malam oppa” ucap yeri sambil tersenyum.

Beberapa menit kemudian, yeri tampaknya sudah memasuki alam mimpinya. Berbeda dengan yuta, ia masih terjaga dari tidurnya. Yuta yang menyadari bahwa yeri sudah tertidur pulas mencoba melepas pelukkannya itu. Jujur saja, yuta memang agak risih saat memeluk yeri. mungkin karena tidak terbiasa

Ketika ia mencoba melepaskan pelukkannya, tampaknya yeri tergganggu dengan pergerakan yuta

“hmm” gumam yeri

Yutapun menjadi ragu untuk melepaskan pelukkannya. Ia takut membangunnkan yeri dari tidur nyenyaknya. Akhirnya yuta mengurungkan niatnya untuk melepas pelukannya itu

‘bertahanlah, ini hanya semalam saja’ batinnya

Yuta mencoba untuk memejamkan matanya dan tidur. Tapi entah mengapa itu sangat sulit baginya sekarang, berbeda dengan tadi saat sebelum memeluk tubuh yeri. dengan jarak yang sedekat ini, ia bisa mencium bau tubuh yeri

‘wangi strawberry’ batin yuta kembali.
Yuta membuka matanya perlahan. Tanpa sengaja ia menatap wajah yeri yang sedang tertidur. Wajahnya terlihat sangat tenang. Mata terpejamnya juga tak kalah indah dengan mata terbukanya. Dengan jelas terlihat bibir mungilnya berwarna merah.

Seketika jantung yuta berdetak 2x lebih cepat. Wajahnya kini memerah padam, rasanya seperti terbakar. Dengan segera yuta mengalihkan pandangannya kearah lain

‘ahh benar-benar gila’

Tbc

Maaf gajee
Tapi aku berharap kalian ejoy sama ceritanya
Makasih banget buat kalian yang udah mau nyempetin waktunya buat baca ff yang aku buat ini
Don't forget votmentnya yaa (sok inggris)
Mian bila banyak typo
Love u.. ❤

BROTHERS - kyr [ SLOW UPDATE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang