3. ( Everything it's ok )

97 29 27
                                    

Happy reading
Maaf kalau banyak typo yah atau kalimat yang gak nyambung  😄

Sebenarnya aku lelah jika terus memikirkanmu.  Tapi sialnya memikirkanmu adalah rutinitasku

** Faiha**

" apa kau bilang ? Kau menyalahkanku lagi dan lagi? "

" sudah jelas aku menyalahkanmu. Mengurus dua anak saja kamu gak becus!!! " bentak Andrma dengan suara yang menggema di setiap ruangan rumahnya itu.

" apa semua urusan anakmu aku yang urus? Bukankan kau juga punya peran. Aku juga punya rutinitas sama sepertimu. Aku juga punya banyak urusan dengan teman-temanku " ucap seorang perempuan yang usianya sekitar 38 tahun yang tak lain adalah ibu tiri Faiha.

" apa ? Aku gak salah denger nih?punya urusan dengan teman-temanmu ? Kamu pikir kamu masih muda. Kamu itu udah punya anak yang mesti kamu urus.  dan satu lagi urusan keluargamu lebih penting !!! "

" enteng banget yah kamu ngomong. heh. Aku juga pusing yah sama urusan rumah ini. Kamu pikir kamu saja yang sibuk. Aku juga !!! "

Perdebatan terus berlanjut, hingga pada akhirnya membuat seseorang yang mendengarkan perdebatan tersebut menjadi muak. Arch kakak tiri Faiha yang berusia sekitar 20 tahun.

" ma.. pa.. Bisa  gak sih berhenti berdebat. Aku bakal jelasin semuanya" ucap Arch

" jika bukan karena ulahmu aku takkan ribut dengan ibumu seperti ini !! Dan untuk kamu, untuk apa kamu ke club malam?  Untuk main dengan para wanita penggoda disana ? Hah ? " suara tinggi Andrama  semakin menggema di rumah yang tampak mewah itu.

" pa. Aku bisa jelasin. Disana...Aku disana itu ada tugas dari kampus buat melakukan penelitian. " ucap Arch yang bata-bata menjelaskan awal dari permasalahannya.

" tuh. Kamu dengar sendiri kan." timpal Amala. Ibu tiri Faiha.

" Palingan anakmu ini bohong. Sudah berapa kali dia  ketahuan berbohong padaku " ucap Andrama yang langsung saja membanting apapun yang di pegangnya.

Sementara di lantai atas tepatnya di kamar bertuliskan  " dilarang masuk" yang di buat oleh si pemilik kamar. Faiha sedang sibuk dengan leptop di depannya. Mencari artikel mengenai beasiswa kedokteran. Dia sama sekali tidak perduli dengan pertengkaran kedua orang tuanya di bawah sana. Baginya ini sudah biasa terjadi. Orang tuanya memang suka bertengkar tentang hal yang sepele. Dan soal Arch. Faiha tahu bahwa Arch berbohong jika ada tugas penelitian di tempat terkutuk itu.

" hufft berisik banget sih. Suka banget memperpanjang hal yang sepele. Dasar orang tua " keluh Faiha sambil memutar bola matanya dengan malas. Dan menghentikan pencarian artikelnya. Moodnya sudah tak ada. Kata yang tepat hancur.

Bukankah pertengkaran dalam hubungan itu biasa terjadi. Tapi jika setiap hari dia terus- terusan mendengar pertengkaran itu rasanya muak. Bosan. Dan lelah mendengar semua bentakan dan teriakan. Apa mereka pikir tidak malu didangar oleh orang lain. Sejenak Faiha mengalihkan diri dari leptop. Melangkahkan kaki menuju jendela dan menatap ke arah luar. Hujan. Jelas selalu saja hujan. Dan hujan selalu berhasil membawanya pada masalalunya.

"kira-kira kamu baik-baik saja kan ?, Arkan " ucap batin Faiha yang secara tidak sengaja lagi dan lagi memikirkan tentang Arkan. Dia ingin sekali membenci pemuda brengsek yang menghancurkan segalanya yang sudah dia bangun susah payah. melupakan dia? Dia pikir semudah membalik telapak tangang. Enteng banget ngomongnya. Namun sialnya hatinya berkata lain. Dia masih berharap pemuda itu kembali lagi dihadapannya. Bukankah hati tak akan pernah bisa berbohong.

It's About MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang