Katakanlah apa adanya, tidak perlu berkelit.
Jadi kemana selama ini kamu sembunyi.
Kucari tak lagi kutemui.
Tanpa jejak, tanpa bekas.Aku berlari sampai letih kaki.
Aku mencari sampai lelah mata melototi.
Aku teriak sampai serak untuk sebutkan ciri-ciri.
Kemana kamu sembunyi?Dengan eloknya kamu pergi tanpa permisi.
Tak sadarkah aku begitu depresi.
Seakan kamu dan duniaku adalah hal yang hakiki.
Semestinya pesta itu kita hadiri.
Kemana kamu sembunyi?Tanpamu, hati begitu lengang dan sunyi.
Tak ada lagi lambaian senandung menari-nari.
Aku tanpamu yang benar-benar bukan aku.
Aku tanpamu yang benar-benar asing, tak tahu menahu.Perkara kehilangan bukan permainan.
Adalah pertaruhan antara kepedihan atau keharuan.
Tidakkah kamu membayang, Jikalau aku mati karena merindu.
Akankah kamu hadiri dengan sendu?
Keduanya adalah ketidakmauanku dan dukaku.Dimana kamu letakan nurani pada seorang lelaki.
Saban hari sedianya sakiti hati.
Setidaknya kamu tahu,
Aku kini begitu pasrah dengan hati yang begitu patah.
Detik hanya saksi dari resah yang terjadi.
Gundah hanya sisa dari tetes air mata.Kamu kini pulang;
Dengan gempita kusambut dirimu pulang,
Tidak seberapa penting masaku tanpamu,
Yang terpenting, tubuhmu kini dalam relung pelukku.Teruntuk yang pernah kehilangan, yang kini kembali berpelukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Phosphenous
Random[ SUDAH TERBIT] Perkenalan adalah awal dari segalanya. Sebuah permulaan dari petualangan kata-kata, pemikiran, dan perasaan; yang beradu antar mulut, kepala, dan hati. Percikan jiwa dan sosok tubuh; Aku, kamu, dia, kita, mereka, semua, semesta. Jang...