15. Menutup Mata

321 74 15
                                    

Setelah hampir dua jam membuat robot dan akhirnya selesai juga. Devano keluar dari ruang lab tapi tiba-tiba dia kepikiran sama si cewek yang anggapnya kompetitor. Ya, Danila. Bagaikan ditelan bumi akhir-akhir ini jarang sekali bertemu.

Dengan langkah tak sabaran Devano menggunakkan alibi agar melewati ruang kelas Danila. Tapi, sayang, tidak ada siapa-siapa di kelas. Entah inisiatif dari mana Devano mengecek jadwal kelas Danila, ternyata jadwal jam ini adalah matapelajaran olahraga.

Yaudah deh, dia mutusin buat ke lapangan.

“Woi, Devano!”

Panggilan itu membuat Devano menoleh di belakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Panggilan itu membuat Devano menoleh di belakang. Tepat dibelakangnya ada Imam dan Saqi yang seperti dugaannya habis dari kantin. Kebetulan langsung tanya aja deh, kali aja mereka liat Danila.

“Pada liat Danila enggak?”

Mau Imam ataupun Saqi bertatapan, mencoba untuk bertelepati sebelum akhirnya menggelengkan kepala. “Nggak tuh!” jawab Saqi. Dibalas anggukan Imam, “Ada ape nih? Cerah bener muka lo.”

Devano tersenyum kecil sebelum akhirnya menggeleng. “Ada deh, lo para kurcaci jangan ikut campur. Mending tolongin gue tanyain ke doi lo soal Danila ada dimana?”

“Sialan lo!” Imam dan Saqi terkekeh tak lupa menonjok lengan Devano bersamaan.

Seperti waktu yang tepat. Tak jauh dari sana ada Syila dan Widari yang berjalan dari arah kantin sekolah menuju ke arahnya── Iya, hanya berdua. Enggak sama Danila-nya dan itu membuat Devano menyeritkan dahi.

“Eh tuh dia, panjang umur.” tunjuk Saqi yang memberikan highfive ke Widari.

Dengan senyuman merekah khas Widari, dia tanya. “Siapa yang ulang tahun, Qi? Tapi enggak mungkin gue. Oh, atau.. Syila lagi ulang tahun, ya? Selamat ulang tahun ya Syilaaaaaaa!!!!!”

Imam menendang keras kaki Saqi karena asal bicara, membuat lelaki itu mengaduh kesakitan sambil mengelus dada. Syila menyuruh Widari untuk diam, karena ia yakin Devano akan bertanya soal Danila.

“Danila?” tanya Syila pada Devano. “Dia udah enggak masuk dari kemarin, kata Ibu panti sih, dia sakit.”

“Serius? Yaudah, gue titip absen, Mam.”

Setelah itu Devano melenggang pergi berlari layaknya atlet marathon. Kini hanya tertinggal Imam, Syila, Saqi dan Widari yang sedang melihat kepergian Devano dengan penuh tanda tanya.

“Mereka pacarannya beneran, ya?”


























LOVE GAMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang