Suara dorongan bangsal rumah sakit dengan hentakan kaki membuat atensi orang yang berada di sepanjang lorong menoleh. Danila tak henti-hentinya menangis seraya mengenggam kuat tangan mungil Aden──adiknya.
Tapi tautan tangannya tak berlangsung lama karena suster menyuruh Danila menunggu di depan ruang operasi. Danila terduduk di lantai dan mulai menyembunyikan wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
“Please! Aden, kamu yang kuat ya.”
Di tengah isak tangisnya, suara sebuah robot berjalan menganggu asistensinya. Awalnya Danila menghiraukan hal kecil itu sampai akhirnya robot control berjenis humanoid itu menabrakan diri pada sneakers yang Danila pakai dan mengeluarkan suara..
“Danila Ruby, bip.. bip..”
Mendengar namanya dipanggil Danila menundukkan kepalanya melihat robot kecil berada didepannya kini, garis halus mulai terlihat didahi gadis itu. Tangannya mulai menyeka air mata yang berjatuhan tadi, dan mulai bertanya.
“Kenapa bisa tau nama gue?”
“Devano, stay with you.”
“De─Devano?!”
Bagaikan terkena tamparan keras, gadis itu kembali terisak. Jika boleh diakui Danila sangat merindukkan Devano, ini sudah 2 tahun tanpa sekedar bertemu atau hanya mendengar suaranya. Terakhir kali hanya saat pemakaman Ibu panti, Danila mendapatkan turut berduka yang di sampaikan oleh Zoya.
“Devano, stay with you.”
“Kapan lo balik?” cicit Danila yang mulai kembali menangis.
Sepasang sepatu berhenti dihadapannya, sorot mata nanar dengan detak jantung yang berdetak hebat membuatnya ragu-ragu untuk mengadahkan kepala. Devano kamu kembali?
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE GAME
FanfictionDua insan keras, ego sama-sama kuat, namun saling bertaut. "Gue lebih hebat daripada lo!" "Otak gue lebih berbobot." Devano Sanjaya dan Danila Ruby, rupanya mereka habis menelan magnet semalam. Buktinya, mereka saling tarik menarik satu sama lain. D...