*4

1K 125 10
                                    

       Syifa memasuki rumah mereka dengan bergerak sepelan mungkin.Berharap Rizky sudah tidur atau paling tidak Rizky tidak menyadari kepulangannya.

Saat itu waktu telah menunjukkan pukul 18 lebih sekian menit.Macet di jalan tadi benar2 menyita waktu Syifa.

Begitu memasuki R.keluarga,Syifa berhenti. Mematung di tempatnya sambik meremas kuat tas kecil yang ia sampirkan di sebelah kanan badannya.

Sosok pria bertubuh tinggi masih lengkap dengan setelan formal kemeja kantornya nampak berdiri di ujung tangga rumah megah itu.

"Maaas.."
Lirih Syifa hampir tak terdengar.

"Dari mana kamu?"

Tanya Rizky sedingin es balok.😂😂

Syifa menundukkan kepalanya.Tidak berani menatap wajah Rizky apalagi menatap matanya yang sebelumnya selalu menjadi peneduh hatinya.Namun,malam ini seakan berubah menjadi sesuatu yang sangat menyeramkan bagi Syifa.Kilatan amarah yang terbendung jelas bersemayam di sana.

"Kamu dari mana Syifa?"

Syifa tidak bergeming.Ia sama sekali tidak bereaksi.Membuat Rizky semakin kesal.

Rizky berjalan menghampiri tempat Syifa mematung.

Tap..
Tap..
Tap..

Suara derap langkah Rizky terdengar menyeramkan di gendang telinga Syifa. Entah kenapa menurut Syifa suara derap langkah Rizky bagaikan bunyi sirine Ambulance yang membawa jenazah.Sangat menyeramkan..

Begitu Rizky berdiri tepat dihadapan Syifa.Dengan ragu Syifa mengangkat kepalanya.Memberanikan diri menatap wajah dingin dan flat yang ditampilkan oleh Rizky.

"Maaf..hiks..hiks"

Hanya satu kalimat itu yang berhasil keluar dari lisan Syifa.Puluhan rentetan kalimat panjang yang ia susun sejak di mobil tadi seketika hilang entah kemana..sepertinya hilang bersama dengan nyalinya yang menciut.Kalimat2 itu hanya mampu mencapai tenggorokan.

"Syif..kamu tahu kan pernikahan kita ini banyak yang menentang..terutama Papah aku.Kamu tahu sendirikan apa alasannya?Lalu kenapa kamu seakan2 justru mencari celah untuk membuat papah ku semakun meragu?Apa kamu nyesal berhenti jadi artis?Atau mungkin kamu nyesal nikah sama aku?Aku bingung Syif sama kamu.."

Lirih Rizky dan menjatuhkan tibuhnya di Sofa R.keluarga rumah itu.

Syifa tidak mampu berkata2.Hanya gelengan atau anggukan yang mewakilinya.

"Kenapa baru kamu tunjukkan sekarang Syif?Kenapa baru sekarang?"

"Ky..hiks..itu..gak bener..hiks"

Syifa terisak.Ia tidak menyangka Rizky akan berpikir sejauh itu.

"Kamu tahu aku nungguin kamu pulang sejak sore tadi..banyaknya masalah di kantor membuat aku kalut.Sengaja aku buru2 pulang ingin bertemu kamu..ngabisin waktu sama kamu..ngilangin rasa lelah aku dikantor..tap,apa yang aku dapat?Begitu aku pulang..kamu gak ada di rumah..telpon gak aktif..dan ternyata kamu lagi diluar sama cowok lain..cowok yang jelas2 pernah dan mungkin masih suka sama kamu..parahnya lagi hal itu diketahui publik termasuk Papahku..Kamu nganggep aku suami kamu nggak sih Syif?"

Tandas Rizky dengan akhir kalimat tanya yang menurut Syifa sangat menyakitkan.Demi apapun dia mencintai Rizky.Dia sadar dia adalah seorang istri bahkan calon Ibu..dia sadar itu semua dan sedikitpun ia tidak pernah menyesali itu.

"Hiks..hiks..maaaf.."

Lagi lagi hanya itu yang berhasil keluar dari mulut Syifa.

"Cuma itu yang selalu kamu andalkan..maaf dan nangis.Aku capek Syif ngadepin kamu yang apa2 dibawa nangis"

CINTA?CERITA DAN HARTA.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang