*8

779 123 12
                                    

     Setelah menidurkan putri kecilnya Kanaya Bening Maheswari Nazar(Putri cantik paras dan hati seperti bidadari)Tentunya dari keluarga Nazar,nama belakang Rizky.

Syifa masih berada dalam mode kesalnya.Semakin kesal lagi karena Rizky justru tampak cuek dan bahkan bersikap seperti tidak terjadi sesuatu apapun.Dia malah lempeng lempeng saja.

Oh..God.
Sangat menyebalkan..
'Dasar gak peka'
Batin Syifa kesal.

***
Syifa baru saja selesai memasak di dapur.Disaat seperti ini ia harus pandai pandai membagi waktunya antara mengurusi keperluan Rizky suaminya dan juga keperluan putrinya,Kanaya.

Dengan langkah gontai Syifa membuka pintu kamar mereka.Sungguh ia sangat berharap agar Rizky masih berada di kamar mandi.Ia takut sewaktu waktu ia bisa mengomeli Rizky yang menurutnya sangat amat menyebalkan sekali hari ini.

Baru saja Syifa ingin melangkahkan kakinya menuju box Kanaya,terdengarlah bunyi pintu terbuka.Dan benar saja itu adalah Rizky yang baru keluar dari kamar mandi lengkap dengan celana boxer selututnya dengan dada yang dibiarkan terbuka.Bulir bulir air masih membekas di rambutnya.

"Syif.."

Syifa tetap tidak bergeming.

"Syiiif"

"Syifaaa..kamu denger aku gak sih?"

Nada suara Rizky sedikit meninggi. Namun,tetap tidak membuat Syifa melunak.

"SYIFAA KAMU DENGER AKU GAK SIH?"

"Iya denger".

Jawab Syifa santai seakan akan tidak terjadi sesuatu.Padahal Rizky sudah sangat kesal pada Syifa.

" Jangan kamu pikir aku gak merhatiin kamu yah..sepulang dari RS kamu itu diem aja..acuh juga terus sekarang ngeselin.Kamu kenapa sih? Capek aku ngadepin sifat kekanakan kamu itu"

Lagi lagi Rizky tidak sadar dengan apa yang dikatakannya.

Syifa yang mendengarkan kata kata Rizky seketika menjadi lemas.Seperti ada bongkahan batu besar yang bersarang di dadanya dan membuat nafasnya tercekat.

Seperti hari hari sebelumnya.Seperti kejadian kejadian sebelumnya. Ketika sudah begini tidak banyak yang Syifa lakukan selain menangis.

"Hiks hiks hiks.."

Aah..selalu dan selalu saja.
Syifa hanya bisa menangis dan membuat Rizky frustasi.Satu sisi ia kesal pada Syifa disisi lain ia tidak tega pada istrinya itu.

"Oek..oek..oek.."

Suara tangis Kanaya menggema dikamar Kyfa.Stifa yang tak jauh dari box Kanaya segera menghampiri.Menggendong putrinya.Berusaha menenangkannya walau nyatanya ia sendiri masih berlinangan air mata.

"Ussh..ushhh..Naya bobo yah Nak.."

Syifa menenangkannya namun,tangis Kanaya justru semakin kencang.

"Oek..oek..oek.."

"Ya Allah Nak..kamu kenapa hmm..di empok2 gakmau..di susuin gakmau..dikipasin juga gak mau..kenapa hmm"

Rizky yang tak luput melihat Syifa yang tengah berusaha menenangkan putrinya menjadi sangat tidak tega.

Ia berniat untuk mendekat kearah Syifa. Namun,Syifa seperti berusaha mengindari Rizkt.Sementara tangis putri mereka semakin kencang.

"Oek..oek..oek.."

Rizky meraih ponselnya yang tergelatak di atas ranjang.Ia terlihat sibuk mengetikkan sesuatu di ponselnya dan meletakkan benda canggih tersebut di telinganya..

"Ah..iy Dok.Oh..mungkin dia tidak tahu.Namanya juga baru pertama kali.Beda dengan dokter Bina yang sudah ahli..

"......."

"Hahaha..dokter bisa saja..iya iya..saya akan mencobanya".

Sambungan telepon terputus bersamaan dengan air mata Syifa yang kembali luruh.

Sungguh..
Bahkan Rizky setega itu.
Bisa bisanya dia tertawa dan secara tidak langsung menjatuhkan Syifa didepan wanita lain.Wanita yang jelas jelas menjadi penyebab perdebatan mereka makam ini.Syifa seorang wanita..ia tidak sebodoh dan sebuta itu untuk tidak mengetahui bahwasannya Dr.Bina memiliki kekaguman terpendam pada suaminya ini.

" Kata Dr.Bina sebaiknya kam..."

"CUKUUUP..hiks hiks.Aku gak pernah nyangka kamu bahkan gak percaya sama aku untuk nenangin dan ngurus Kanaya yang jelas jelas Ibu Kandungnya Kanaya..hiks..hiks..bahkan kamu lebih percaya sama orang lain hiks..hiks"

"Bukan git.."

"CUKUUUP...tinggalin aku sendiri disini.Aku bisa mengurus anakku sendiri tanpa harus ada kamu apalagi meminta bantuan pada orang lain hiks..hiks..tinggalin aku"

"Syif..tolong dong kam.."

"TINGGALIN AKU..!!!"

Teriak Syifa keras.Air matanya jatuh bercucuran.Berlomba lomba  membasahi pipinya.

Dengan sangat tidak rela dan Rasa bersalah dan penyesalan yang mendalam ia pun akhirnya bangkit dan meninggalkan kamar mereka dengan Syifa yang menangis dan masih berusaha menenangkan putrinya.

"Nak..hiks..hiks..maafin Ibu..hiks.."

Syifa menciumi pipi gembul nan merah milik putri sulungnya,Kanaya.

Ia membawa Kanaya keatas ranjang.Menidurkan anaknya disana.Mengusap pelan dan lembut pipi dan lengannya bergantian.Sesekali ia menghujani kecupan kecupan kecil di dahi Kanaya.

Kanaya yang sepertinya mengerti keadaan Ibunya tak lama terlelap dengan sisa air mata di pipinya.

Syifa berusaha mengulas senyumnya walau nyatanya rasa sedih dan sakit dalam hatinya masih belum sirna.

Ia memilih untuk ikut berbaring di samping kiri putrinya.Mengelus kembali lengan putrinya yang berbalut baju lengan panjang lengkap dengan kaos kaki dan sarung tangannya.

"Tidur yah Nak.Ibu Cinta Kamu..maafin ayah sama Ibu"

Ucap Syifa lagi dan kemudian menyusul Kanaya ke alan mimpinya.

Ditempat lain Rizky justru sibuk mengerang frustasi dan menyesali perbuatannya yang walau nyatanya sudah tidak berguna lagi.

Kini ia berada di kamar tamu rumah mereka.Setidaknya masih satu rumah dan Syifa cuma ngusir gue dari dalam kamar aja.
Batin Rizky.

Ia berjanji tidak akan mengulanginya lagi dan ia akan memperbaiki masalah ini secepatnya.Ia tidak akan sanggup jika berlama lama dalam keadaan seperti ini.Sungguh ini sangat menyakitkan..

  

CINTA?CERITA DAN HARTA.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang