Bagian 8. Komala

73 1 0
                                    


Aaaaaaaaaaaa.........

Seraut wajah seorang perempuan yang terlihat masih muda di dalam lemari mendelik dengan kaget ke arah Mira.

Mira terperanjat saat melihat perempuan tersebut. Ia kaget bukan kepalang, bagaimana tidak ia malah menemukan seseorang di dalam lemari yang berada di dalam sebuah bangunan yang terabaikan.

Terlihat olehnya bahwa perempuan tersebut seperti halnya dirinya yaitu manusia normal dan bukan penampakkan makhluk halus. Perempuan tersebut terlihat ketakutan dalam keadaan berjongkok di dalam lemari sambil melihat ke arah Mira. Sedangkan Mira menyorotkan lampu flash-nya ke arah perempuan tersebut sambil mencoba menenangkannya.

"Hei, mbak siapa? Jangan takut, aku bukan setan. Aku pendatang, aku baru tiba tadi sore di kota ini. Aku ke sini sedang mencari teman-temanku yang menghilang. Tapi aku tidak menyangka bertemu mbak di sini," ujar Mira seraya mengulurkan tangannya ke arah si perempuan tersebut.

Ditaksir dari segi umur tampaknya si perempuan tersebut berusia sekitar 20-25 tahun. Dia mulai tenang setelah Mira memperkenalkan diri serta memaparkan maksud dan tujuannya berada di dalam bangunan penginapan tersebut. Satu hal yang membuat Mira mengerutkan kening, perempuan tersebut tampaknya tidak dapat berbicara. Ia hanya menatap Mira sambil berusaha tersenyum untuk menghilangkan ketakutannya.

"Nama mbak siapa? Kenapa bisa berada di sini? Apakah mbak memang tinggal di sini?" tanya Mira penasaran.

Si perempuan tersebut menggelengkan kepala sambil mengambil selembar kertas dan sebatang pensil yang tergeletak di atas rak lampu. Si perempuan tampaknya ingin mencoba berbicara dengan Mira meskipun lewat tulisan. Seperti inilah tulisan yang dibuat si perempuan yang kemudian di perlihatkannya kepada Mira :

"Namaku Komala. Aku sudah sangat lama berada di kamar ini! Aku sebenarnya bukan warga asli di sini. Aku menetap di rumah Bu Tari karena aku bersekolah di sini tepatnya di Sekolah Menengah Kejuruan I Buni Asri! Soal aku kenapa berada di sini, ceritanya akan cukup panjang, dek Mira," begitu kata si perempuan tersebut yang ternyata bernama Komala.

Mira tertegun sejenak kemudian mengambil surat yang ia temukan di bawah tangga yang mengarah turun dari lantai 2. Ia kemudian memperlihatkan surat tersebut kepada Komala.

"Aku menemukan ini di bawah tangga tidak jauh dari sini," kata Mira kemudian.

"Itu surat dari Bu Tari untuk ibuku di Bogor. Bu Tari sudah baik terhadapku dengan membolehkanku tinggal di rumahnya selama aku masih sekolah. Pada akhirnya sekolahku kandas karena kelakuanku yang tidak patuh terhadap Bu Tari maupun terhadap kedua orang tuaku sendiri," balas Komala melalui tulisan tangannya.

"Kalau boleh tahu apakah selama di sini, mbak pernah keluar kamar ini? Setidaknya untuk mencari makan atau air untuk minum?" tanya Mira penasaran.

"Aku tidak pernah keluar dari kamar ini. Aku tidak tahu sudah berapa tahun aku berada di dalam sini. Yang aku rasa aku tidak pernah merasakan lapar maupun haus. Lihatlah air di kamar mandi itu sudah kering sejak lama. Sejak itulah aku tidak pernah makan atau pun minum lagi. Anehnya berat badanku tidak menurun. Postur tubuhku malah bertambah berisi seperti ini. Aku tidak tahu kenapa!" jawab Komala lagi.

Mira sejenak terdiam sambil mengerenyitkan kening, seolah tidak percaya dengan apa yang dijelaskan oleh Komala. Ia merasa tidak habis pikir bagaimana mungkin seorang manusia bisa berada di dalam kamar yang tersegel selama bertahun-tahun tidak makan dan minum. Mira menatap ke arah Komala yang sedang duduk di atas tempat tidurnya. Pakaian yang dikenakan Komala hanya sebuah daster pendek berwarna biru muda yang hanya sampai di atas lutut. Daster tersebut terlihat tidak lazim karena Mira memang belum pernah melihat daster yang modelnya seperti itu.

Ketakutan Mira : Book 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang