Bagian 22. Finally Free

59 3 0
                                    



Mira sejenak menahan nafas sebelum mengendus bagian tubuh Linda yang merupakan bagian yang biasa mengeluarkan bau khas. Mira pun memiliki bagian tersebut karena ia adalah wanita.

Mira pun akhirnya yakin bahwa itu memang Linda setelah ia membaui bagian tubuh yang merupakan bagian pribadinya Linda itu. Tentu Mira dapat dengan mudah membauinya karena kondisi tubuh Linda yang tidak tertutup selembar benang pun.

Mira kemudian mencoba melepaskan ikatan yang membelenggu tangan kanannya Linda dengan tangan kosong. Namun karena ikatannya sangat kuat, Mira pun mengeluarkan pisau mawar untuk memotong tali yang mengikat tangan kanan Linda.

Namun, baru saja ia berhasil memotong selembar tali tambang yang mengikat tangan Linda, mendadak ia merasakan aura mistis yang begitu kuat di sekitarnya.

Sejenak Mira merasakan seperti ada seseorang yang berdiri di belakangnya. Saat ia menoleh ke belakang, ia tidak menemukan apapun.

Saat ia mengembalikan pandangannya ke depan, tiba-tiba sesosok penampakan berwujud seorang laki-laki dokter tua berkepala botak bagian depan atasnya menatap tajam ke arah Mira.

Wujud dokter tua tersebut terlihat sangat mengerikan dengan wajahnya yang terlihat bopeng seperti tengkorak terbungkus kulit. Kedua matanya yang besar dan agak terpendam ke dalam terlihat melotot mengerikan. kedua lubang hidung dokter tua tersebut terlihat menganga dan mengeluarkan cairan nanah yang meleleh hingga ke mulutnya. Mulut dokter tua tersebut terlihat menyeringai memperlihatkan gigi-giginya yang sebagian telah ompong.

Dokter tua tersebut membawa sebilah pisau bedah dan sebuah martil kakatua yang terlihat berlumuran darah.

Mira tetap di posisi semula untuk melindungi sahabatnya jika si dokter tua tersebut hendak melukainya yang tampaknya merupakan target operasi dokter aneh tersebut.

Dengan gerak cepat, Mira menyorotkan lampu senternya ke muka si dokter tua yang hendak menyentuh tubuh Linda. Tampaknya cahaya senter kecil tidak berpengaruh apa-apa terhadap si dokter tua. Mira pun mengeluarkan tustelnya dan menjepret wajah si dokter tua hingga tiga kali.

Setelah tiga kali terkena blitz tustelnya Mira, si dokter tua menjadi beringas dan melompati ranjang operasi di mana terdapat Linda terbaring. Si dokter tua melompati ranjang tersebut dengan maksud untuk menghantam Mira yang berdiri di seberang ranjang operasi tersebut.

Mira dengan refleks menghindar dan terus menyorotkan senter dan menjepret sosok si dokter tua tersebut.

Tampaknya Mira harus menghadapi sosok mistis yang cukup tangguh. Bagaimana tidak, ternyata dokter tua tersebut dapat menyerangnya secara fisik. Meski tidak langsung menyentuh kulit, sayatan pisau si dokter tua berhasil merobek bagian samping pakaian perawat yang dikenakannya.

Saat itu Mira memang belum sempat menghindar dari serangan dokter tua tersebut. Mira mendengar si dokter tua tersebut mengerang dengan suaranya yang parau seperti bercampur dengan dahak.

Mira kemudian berupaya sebisa mungkin melindungi Linda dari serangan si dokter tua tersebut. Meski beberapa kali Mira terkena sabetan pisau si dokter tua, namun ia tetap di posisinya untuk melindungi Linda.

Sabetan pisau si dokter tua sempat melukai lengan kiri Mira hingga berdarah. Mira tetap pada posisinya dan dengan gigih menjepretkan tustel sekaligus menyorotkan senter besarnya ke arah si dokter tua.

Mira kemudian mencoba membawa si dokter tua tersebut menjauh dari posisi Linda, namun tampaknya si dokter tua lebih memilih untuk menyerang Linda yang masih terbaring di atas ranjang operasi. Tentu Mira tidak membiarkan si dokter tua melukai sahabatnya tersebut.

Ketakutan Mira : Book 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang