Bagian 16.Perkamen Rumah Sakit

43 1 0
                                    


Mira beranjak meninggalkan lorong di mana ia sebelumnya menghadapi si hantu parang. Ia tidak lagi memeriksa kamar-kamar di sepanjang lorong tersebut karena pintu-pintu kamar seluruhnya dalam keadaan digembok.

Di ujung lorong, Mira menuju belokan ke kiri untuk selanjutnya menemukan lorong lain yang merupakan lorong dengan pintu teralis pertama. Di lorong tersebut Mira menemukan sebuah rak sepatu yang di atasnya terdapat sebuah kaset pita yang masih memiliki wadah.

Tidak jelas apakah kaset tersebut berisi lagu atau yang lainnya. Mira hanya berharap nanti bisa memutar kaset tersebut jika menemukan tape recorder. Mira kemudian melanjutkan langkahnya menuju ujung lorong yang merupakan pintu teralis yang dapat dibuka. Tentunya pintu teralis tersebut mengarah ke aula awal di mana Mira siuman dari pingsannya.

Mira kemudian membuka pintu teralis dan berbalik arah untuk memeriksa setiap pintu kamar pasien. Mira akhirnya menemukan salah satu kamar pasien yang pintunya dalam keadaan rusak karena engselnya terlepas.

Mira pun mendorong pintu tersebut hingga terlepas dan jatuh berdebum ke lantai kamar. Selanjutnya ia memasuki kamar tersebut dan menemukan sebuah dus kecil di atas tempat tidur yang ternyata berisi sepasang pakaian dalam wanita berwarna cokelat. Sepasang pakaian dalam tersebut tampaknya masih dalam kondisi baik sehingga Mira pun mengantonginya. Selanjutnya ia menaruh dus kecil tersebut kembali ke tempat semula.

Mira kemudian keluar dari kamar tersebut dan beranjak menuju ujung lorong untuk mencapai lorong berikutnya yang merupakan lorong dengan pintu teralis kedua. Di lorong tersebut Mira melihat kondisinya sama sekali berbeda dengan lorong-lorong sebelumnya ia lalui. Ia tidak melihat kamar-kamar pasien di sana. Yang ia lihat hanya beberapa buah pintu triplek dan kayu sepanjang lorong. Mira berpikir mungkin ruangan-ruangan di sini adalah ruangan khusus dokter yang menangani para pasien RSJ tersebut.

Mira kemudian mendekati pintu ruangan pertama dan mencoba membukanya. Pintu tersebut berhasil dibukanya. Sesaat setelah membuka pintu, Mira merasakan aura mistis begitu hebat keluar dari ruangan tersebut. Mira sambil memasang sikap waspada kemudian memasuki ruangan tersebut yang ternyata berupa ruangan gabungan dari tiga ruangan tanpa sekat. Mira menyoroti seisi ruangan tersebut.

Tampaknya ruangan tersebut merupakan ruangan tempat biasa para dokter atau pengurus RSJ berkantor. Itu terlihat dari banyaknya meja yang di atasnya banyak buku-buku panduan psikologi. Tampak beberapa buah meja dan kursi berserakan menambah kesan seram di dalam ruangan tersebut.

Mira belum menemukan keberadaan sosok mistis di dekatnya sekalipun aura mistis terasa begitu kuat di sana. Hingga akhirnya Mira melihat sebuah stetoskop tergeletak di atas sebuah meja kerja. Saat Mira mendekati meja di mana stetoskop tersebut berada, tiba-tiba Mira dikejutkan sekelebat bayangan di belakangnya. Mira kemudian dengan sigap membalikkan badannya untuk melihat bayangan apa itu gerangan.

Namun tidak apa-apa lagi di belakangnya. Saat Mira kembali melihat ke arah stetoskop tiba-tiba saja, 'wuaaaaauwwwwwwkkk' seraut wajah mengerikan muncul membuatnya terlonjak mundur hingga menggeser meja yang berada di belakangnya. Penampakkan mengerikan tersebut juga diiringi suara menggeram panjang melengking.

Mira dapat dengan jelas melihat sosok penampakkan tersebut berwujud seorang pria setengah baya berpakaian dokter yang biasa bekerja di rumah sakit umum. Pria dokter tersebut berwajah mengerikan karena memiliki sepasang bola mata yang besar melotot dan meneteskan nanah, sedangkan hidungnya sudah tak berbentuk lagi, dan mulutnya besar menganga meneteskan air liurnya. Pria dokter tersebut berambut keriting berantakkan dan dipenuhi serpihan sampah. Pria dokter menggenggam sebilah pisau yang bergerigi di bagian punggung. Mira teringat dengan pisau bergerigi yang sempat ia simpan namun kini hilang bersama tasnya karena digondol Tuyul.

Si dokter pria menyeringai dan bergerak mendekati Mira yang masih dalam posisi waspada. Mira pun mengarahkan senternya ke wajah si dokter pria. Sorotan pertama berhasil membuat si dokter pria mundur beberapa langkah. Sorotan kedua pun berhasil memukul kembali si pria dokter tersebut.

Namun sorotan yang ketiga membuat Mira terhenyak. Bagaimana tidak, wujud si pria dokter tersebut memunculkan wujud yang kedua yaitu seorang dokter perempuan yang memiliki wajah tidak kalah seram daripada si pria dokter.

Mira pun menyadari bahwa ia harus menghadapi dua hantu sekaligus. Tampak si dokter pria dan si dokter wanita tersebut menyeringai seraya mendekati Mira dengan langkah terseok-seok mirip zombie. Suara geraman keduanya pun mirip suara geraman zombie. Tampaknya kedua hantu dokter tersebut sedang memasang formasi untuk mengepung Mira.

Sedangkan Mira berusaha untuk tidak panik, dan sebisa mungkin ia menghambat gerak kedua makhluk mengerikan tersebut. Mulai dari mengganti senternya dengan senter besar hingga mendorong beberapa meja dan kursi telah dilakukan Mira.

Tampaknya sepasang hantu dokter tersebut cukup sulit untuk dikalahkan mengingat keduanya kompak mengepung Mira. Beberapa kali Mira terkena serangan dari kedua hantu tersebut. Serangan kedua hantu itu rupanya terbatas hanya menyerang secara psikis saja karena kedua hantu tersebut tidak dapat memanifestasikan dirinya secara langsung. Serangan kedua hantu tersebut berupa penampakkan mendadak pas di mukanya Mira diiringi suara jerit memekakkan telinga.

Wuaaaaaauuuuuuuukkkk, wuaaaauuuuk

"Aaaaaa, ughh.." Mira tertunduk sambil menutup kedua telinganya berusaha mengusir dengingan suara kedua hantu tersebut.

Tentu Mira tidak tinggal diam, dan ia pun dengan sigap mengarahkan senter besarnya ke muka si dokter wanita hingga hantu tersebut mundur sambil menjerit-jerit. Sedangkan si dokter pria mulai melakukan penyerangan kembali ke arah Mira.

Kali ini Mira dapat mengimbangi serangan si dokter pria. Bahkan di satu kesempatan yang baik, Mira berhasil menyorot wajah si dokter pria tersebut dalam tempo agak lama hingga membuat si dokter pria tersebut meraung dalam kondisi wajahnya terbakar cahaya. Mira melihat si dokter wanita tampak semakin beringas sesaat setelah rekannya KO. Tentu Mira dengan gesit menyorotkan nyala senter besarnya ke muka si dokter wanita, dan akhirnya si dokter wanita pun mengalami nasib sama dengan rekannya.

Sejenak Mira menyaksikan bagaimana sepasang dokter menyeramkan tersebut terbakar cahaya hingga menghilang disusul dengan menghilangnya aura mistis di sana. Tiba-tiba saja 'kletrek', sebuah anak kunci terjatuh ke atas lantai setelah wujud sepasang dokter hantu itu menghilang.

Mira kemudian memungut anak kunci tersebut dan mengantonginya. Mira kemudian menelusuri seisi ruangan untuk mencari lemari yang anak kuncinya saat ini ia pegang. Di dalam ruangan luas tersebut Mira tidak menemukan lemari yang pintunya dapat ia buka dengan kunci lemari tersebut karena semua lemari yang ada dalam keadaan tidak terkunci. Mira pun keluar dari ruangan besar tersebut dan menuju sebuah ruangan yang tampak lebih kecil.

Ruangan tersebut pintunya dapat dengan mudah dibuka oleh Mira, dan ia pun memasuki ruangan tersebut dan melihat-lihat seisi ruangan yang terlihat berantakan.

Ruangan tersebut tampaknya merupakan sebuah dapur umum karena di sana terdapat beberapa peralatan masak maupun rak-rak tempat menyimpan bumbu-bumbu dapur. Mira kemudian membuka-buka pintu rak yang ada hingga kemudian ia menemukan sebuah rak yang terkunci.

Mira kemudian mencoba menggunakan anak kunci yang ia dapat setelah melawan kedua hantu dokter tersebut. Ternyata pintu rak bumbu dapur tersebut dapat Mira buka dengan kunci tersebut. Mira menemukan se-plastik ukuran medium yang berisi kain perban dan sebuah kotak kecil yang terbuat dari plastik berwarna putih.

Mira kemudian membuka kotak kecil tersebut dan mendapati banyak jarum jahit medis dan segulung benang yang biasa digunakan untuk menjahit. Mira pun kemudian keluar dari dapur umum tersebut sembari membawa kantong plastik berisi perban dan kotak jahit tersebut. Mira pun melangkah keluar menuju ruangan lain untuk menemukan petunjuk yang mungkin ada. Namun Mira tidak menemukan apa-apa lagi di ruangan lain di sekitar lorong tersebut. Dengan begitu Mira pun menuju pintu teralis dan membukanya. Selanjutnya ia menuju aula tempat di mana sebelumnya ia tersadar dari pingsannya.

Ketakutan Mira : Book 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang