Bandara adalah salah satu tempat yang paling penuh daya magis dalam setiap perjalanan. Tempat bermuaranya berbagai macam perasaan haru, sedih, dan bahagia. Setiap sudutnya menawarkan ratusan cerita, terselip pelukan hangat saat melihat kerabat kembali dari tempat yang jauh untuk pulang. Atau mungkin sebaliknya, sebuah pelukan untuk mengantarkan yang tersayang dalam sebuah perpisahan. Terlebih diantara itu semua, selalu ada doa-doa agar yang terkasih selamat sampai tujuan. Juga berbagai harapan terucap agar setiap pertemuan bukanlah yang terakhir kali.Satu minggu menjelajahi Brussel dan Frankfurt akhirnya membawa Jared sampai di El Prat Josep Tarradellas Airport, Barcelona. Menggunakan penerbangan pertama bersama RyanAir dari bandar udara Frankfurt am Main. El Prat terbagi menjadi dua terminal, terminal satu untuk airline full service sedangkan terminal dua lebih diperuntukan low-cost airlines. Para backpacker terlihat lebih banyak berada di terminal dua dibandingkan terminal satu yang lebih menyerupai mall dalam Bandara.
Tas selempang berukuran sedang berisi kamera, charger, powerbank dan dokumen-dokumen penting menyampir pada salah satu bahunya. Berjalan santai keluar dari antrean imigrasi, menunggu tasnya bersama dengan koper dan tas lain milik penumpang dalam satu penerbangan yang sama dengannya. Berdiri di depan eskalator pembawa koper bagasi, Jared memperhatikan setiap tas yang berjalan di hadapanya. Dari tempatnya berdiri, Jared melihat seorang ayah yang sibuk memasukan beberapa koper ke trolly, sementara wanita di sebelahnya sibuk menenangkan anak bayi dan dua anak laki-laki. Jared tersenyum sendiri mengingat potret dirinya beberapa tahun lalu saat berlibur bersama keluarganya.
Sedari kecil Jared sudah sering melakukan perjalanan jauh antar negara. Hampir setiap tahun sejak ayah ibunya memutuskan kembali rujuk, Jared dan Janet--adik perempuanya-- selalu melakukan trip keluarga. Tiap liburan semester ayah Jared akan meluangkan waktu cuti satu sampai dua minggu untuk menghabiskan waktu khusus keluarga. Jika tidak ada jadwal UTS dan UAS, tak jarang mereka bertiga akan ikut mendampingi ayahnya saat menghadiri seminar kedokteran di luar negeri.
Pengalaman melakukan perjalanan ke luar Indonesia yang tak terhitung, tak lantas membuat Ayah dan Ibu Jared langsung menyetujui niatan Jared mengambil GAP year untuk melakukan solo traveling. Saat memutuskan untuk membeli tiket satu arah menuju Philiphina, Kinara--Ibu Jared--adalah orang yang paling keberatan sekaligus khawatir. Bagi wanita paruh baya namun masih jelita itu, Jared masih terlalu kecil untuk melakukan perjalanan sendirian ke negara asing tanpanya atau tanpa anggota keluarganya yang lain. Ada kemungkinan-kemungkinan yang bahkan tak ingin Kinara bayangkan. Bagi seorang ibu, sangat sulit melepaskan anak sulungnya sendirian di negara orang. Jared yang keras kepala, juga Kinara yang sama kerasnya membuat perdebatan berjalan sangat alot untuk menemukan satu titik temu.
Berbeda dengan Raka, ayah Jared, yang selalu lemah dengan keinginan anak-anaknya. Raka bahkan dengan mudah luluh hanya dengan pijatan punggung dari Jared atau tatapan manja dari Janet. Kesalahan Raka pada masa lalu membuat dirinya sedikit memiliki hutang untuk memberi apapun keinginan kedua anaknya, kebahagiaan anak-anaknyalah yang paling utama. Kadang rasa bersalah Raka yang tak pernah hilang itu sering dimanfaatkan dengan semena-mena oleh dua anak kembarnya dan berujung pada kemarahan Kinara. Bagi seorang Raka Barata, memenuhi keinginan anak-anak nya--dengan catatan selama itu baik--adalah sebuah ultimatum yang harus dilakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
JARED's TREASURE
NouvellesAnother story about Barata's Family "Saat aku menemukan kamu, aku seperti menjadi Nicholas Cage dalam film National Treasure. Untuk mencapai hatimu sesulit memecahkan kode rahasia Declaration of Independence" -Jared- "Sedari awal kunci harta karunmu...