Road 10 : Titian & H Bosch

337 57 24
                                    

Hi!
Semoga kalian baca notes ini ya, well... im a lil bit sad... cerita ini minim vote, padahal yang baca mayan banyak. I mean, kita sama-sama datang dengan rasa senang kan? Kalian suka membaca dan aku suka menulis. Kita saling dukung yuk!

Next part akan aku post kalau part 9 sudah sampai 100... angka yang kicil kayaknya buat kalian. Kalo dalam seminggu gak nyampe... yaudah postingnya kapan kapan aja ya 😙😙
Well, selamat hari senin! Yok kita nguli lagi biar cepet kaya raya bisa beli Tesla!

Btw play videonya ya biar vibes kencan di museumnya makin kerasa~

Xoxo,
Sayangnya kamu

_____


Rheina mengikuti langkah Jared menumpang metro dari Banco de España lalu berhenti di statsiun Ópera. Kemudian berjalan kaki sekitar lima menit menuju Museo del Prado. Museum itu memiliki empat pintu, Los Jerónimos Entrance, Murillo Entrance, Goya Alta Entrance, dan Velazquez Entrance. Jam menunjukan setengah enam sore tapi antrian turis sudah mengular beberapa meter dari pintu masuk Velazquez. Mendekati bangunan museum, Jared meraih punggung Rheina menuntunya ikut masuk ke dalam barisan. Satu per satu turis bergerak maju, pertama harus melewati pemeriksaan x-ray, beberapa polisi museum dengan seragam hitam berjejer di dekat alat pemindai. Walaupun Rheina sudah mengantongi surat kehilangan dan pengganti passport ia sedikit gugup begitu petugas memeriksanya, apalagi dengan rencana Jared masuk ke museum terbesar di Spanyol tanpa bayar ticket. Rheina baru bisa bernafas lega, begitu petugas hanya memeriksa isi tas untuk memastikan tidak membawa payung, benda tajam dan tas berkukuran besar.

Rheina berjalan lambat mengikuti arus manusia menuju salah satu loket ticket sambil menoleh ke arah Jared yang baru selesai diperiksa, "Jared kita gak jadi menyusup masuk? Ini antrean untuk beli ticket kan?"

"Santai Rhein, percaya aja sama aku. Just calm down okay."

Satu per satu turis bergerak masuk dan mendapat secarik kertas dengan gambar lukisan. Rheina beberapa detik berdiri kikuk di depan pria penjaga tiket yang memberinya kertas. Pria itu menyuruh Rheina bergerak maju karna menghambat antrian di belakangnya. Dengan bingung, ia bergerak ke area yang tidak ramai sambil menunggu Jared. Tangannya membalik kertas bergambar lukisan, mata Rheina hampir saja keluar dari tempurung kepalanya begitu melihat angka nol euro. Pantas saja para turis yang lain langsung pergi saat diberi tiket, tidak satupun dari antrian di depanya membayar masuk.

Museum Del Prado setiap harinya membuka ticket gratis untuk wisatawan dua jam sebelum museum tutup. Rheina langsung menoleh berbalik menatap Jared senang sekaligus tak percaya, sementara Jared membalasnya dengan senyum lebar. Rheina tak kuasa menahan rasa senang, refleks tangannya bergerak memeluk Jared. Tidak lebih dari lima detik pelukan itu terurai, bahkan Jared tak sempat membalasnya. Pelukan itu mungkin tidak berarti banyak untuk Rheina, tapi untuk Jared benar-benar spesial.

"How did you know, tadi di luar gak ada tulisan kalo ini free entry."

"Rahasia dong," Rheina memincingkan mata tak percaya hingga Jared melanjutkan, "Well beberapa tahun lalu aku pernah ke Madrid bersama orangtuaku. Lalu sempat kesini dan tour guidenya bilang setiap hari ada free entry dua jam sebelum tutup."

"Gila, aku tadi beneran ngira kita akan nerobos penjaga."

"I'll never put you in danger, Rhein," kata-kata Jared terdengar ringan di telinga Rheina tapi ia tahu tak ada keraguan di dalamnya.

JARED's TREASURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang