Part 3

32.3K 5.2K 1.4K
                                    

BEGITU banyak orang yang bertanya-tanya. Kenapa ada sebuah mesin kopi di toko es krim? Bukankah kedua hal itu saling bertentangan? Es krim yang dingin dan juga kopi yang panasㅡjelas kedua jenis makanan tersebut sama sekali tidak akan pernah bersatu. Kecuali jika sang pemilik menambahkan es ke dalam kopiㅡtapi sayangnya Taeyong tidak pernah melakukan hal itu. Kopi yang tersedia di dalam toko es krim nya selalu berada dalam keadaan panas.

Bahkan Yuta dan Lucas pun sempat di buat heran, namun Taeyong hanya menjawab dengan senyuman kecil. Bukan senyuman biasaㅡsenyuman yang menyimpan sejuta makna di baliknya.

Sebenarnya Taeyong meletakan satu mesin kopi itu karena dulu mantan suaminya sangat menyukai kopiㅡbahkan dirumah mereka ada satu mesin kopi, setiap pagi Taeyong selalu menyiapkan satu kopi hitam panas untuk Jaehyun. Setelah itu mereka saling bercengkrama dan tertawa bersama, itu adalah hal yang Indah tentunya. Tapi sekarang jika Taeyong mengingat hal tersebut, ia hanya merasakan sakit.

Kini mereka terpisah dengan jarak beratus-ratus kilometer. Tidak ada lagi pasangan yang tidur di atas satu kasur bersamaㅡyang ada hanyalah dua kasur, namun jelas berbeda tempat. Jaehyun di Korea, dan Taeyong di New Orleans. Kota kecil yang cocok untuk di pakai bersembunyi, karena Taeyong pikir mungkin Jaehyun akan mencarinya. Namun sepertinya hal itu jelas tidak akan pernah terjadi, itu hanya angan-angan Taeyongㅡdimana Jaehyun menghampirinya kesini dan menjemput dirinya berserta kedua anak mereka.

"Bos?" tubuh Taeyong tersentak saat merasakan tepukan di bahu. Ia menoleh dan tersenyum simpul begitu menemukan Lucas yang menatap khawatir ke arahnya.

Sedaritadi Lucas dan Yuta terus memperhatikan Taeyong yang melamun di ujung toko sembari menatap ke luar jendela. Memang hal itu sudah biasa, dimana Taeyong melamun lalu setelah itu menangis dalam diam. Tidak ada yang bisa Lucas dan Yuta lakukan selain menyemangati Taeyong. Meskipun hal tersebut tidak merubah apapun, Lee Taeyong tetaplah seorang lelaki yang rusak.

Bukan rusak dalam artian fisik, tidak ada yang salah dengan fisik Taeyong. Lelaki berumur tiga puluh tahunan yang begitu menawan, memiliki bibir tipis, hidung mancung, mata bulat serta bulu mata lentik berhasil membuat Taeyong di cintai oleh semua orang.

Namun rasanya, untuk apa di cintai oleh semua orang jika satu orang yang Taeyong cintai malah tidak pernah menghargainya selama ini? Untuk apa mendapatkan kasih sayang dari banyak orang jika Taeyong tidak bisa mendapatkan kasih sayang dari orang yang paling ia cintai di muka bumi ini? Katakan Taeyong naif, ia memang mencintai Mark dan Jeno, tapi tentu kedua anak itu bukan pemilik utuh dari hati seorang Lee Taeyong.

"Kembali bekerja Lucas, kau tidak lihat begitu banyak orang yang mengantri disana? Kenapa membiarkan Yuta bekerja sendiri?" ujar Taeyong dengan lembut, ia sedikit tersenyum saat melihat Yuta yang kewalahan mengatasi pelanggan.

Terkadang Taeyong merasa bersyukur akan hidupnya yang sekarang, ia bisa membuka toko es krim yang lumayan besar dan mendapatkan banyak pelanggan. Selain itu kedua anaknya begitu baikㅡbukan tipe seorang anak pembangkang, yang kurang mungkin hanya keberadaan Jaehyun.

Lucas mencibir. "Dan meninggalkan Bos yang melamun sendirian? Tidak akan, Yuta juga setuju jika aku menemani Bos disini." lagi pula, memangnya siapa yang akan tega meninggalkan lelaki cantik seperti Taeyong melamun sendirian?

Mendengar itu tawa Taeyong pecah, kenapa juga Lucas mencibir seperti itu? Sangat menggelikan. "Sudah sana, temani Yuta atau upahmu akan ku potong?" ancamnya galak. Hal tersebut berhasil membuat Lucas langsung berlari ke arah meja kasir untuk membantu Yuta.

Menghela nafas, akhirnya Taeyong berjalan keluar dari toko es krim miliknya. Karena sungguh, ia bisa mendengar teriakan Jenoㅡjarak toko serta rumah memang sangat dekat, itu sebabnya kini suara Jeno terdengar begitu jelas.

Two Beds And A Coffee Machines《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang