Happy Reading
Faktanya, kau tidak terluka karena mencintai seseorang. Kau hanya akan terluka jika kau pikir orang yang kau cintai mencintaimu.
*******
"Aku bisa tidur?"
"Itu solusi terbaik saat ini"
Jawab Siwon pada pertanyaan setengah suara dari Yoona. Berposisi demikian tentu saja bukan sesuatu yang nyaman untuk Siwon. Dibantunya Yoona untuk semakin terlelap dengan tangan yang semakin lembut menghusap rambut hingga punggung Yoona, gadis itu semakin tenang dan pada akhirnya terlelap dengan mimpi indahnya. Setidaknya di dalam mimpi dia bisa berhasil mencari teman.
Astaga, apa yang sedang dilakukan Siwon sejak tadi?
Sial!!!
Wajah Stella terlintas seketika. Kejadian demi kejadian. Mobil kuat Stella yang menjadi ronsokan, tubuh gadis itu yang berlumur darah. Gelengan singkat dari dokter yang menangani Stella hingga cincin yang tak jadi dilingkarkan Siwon di jari gadis itu tiba-tiba saja datang lagi. Mengingatkan Siwon setiap detail yang dilihatnya, kemudian membawanya ke dalam hati
Demi Tuhan.
Siwon segera melepaskan dekapannya di tubuh Yoona. Tangan yang terlepas tentu saja menjatuhkan tubuh Yoona di atas ranjang Siwon. Entah itu beruntung atau sial saat Yoona tidak terbangun setelah dikira Siwon terlelap.
Tubuh yang semakin dingin tidak lagi berhasil menarik perhatian Siwon. Keringat yang membasahi tubuh Yoona hingga suara napasnya yang semakin tidak teratur ternyata tak lagi menyedihkan untuk diperhatikan Siwon.
Pria itu mundur dari ranjang, bergerak menjauhi Yoona yang terlihat tidur tenang sekalipun badannya mengatakan sebaliknya.
Siwonpun mulai berperang dalam batin, antara merasa harus memperjuangkan keadilan untuk Stella atau membantu Yoona yang mungkin saat ini benar-benar sakit. Pria itu berjalan mundur namun kembali lagi saat kemanusiaannya datang ingin memastikan keadaan Yoona.
Tidak mau terus dilema demikian, maka Siwon memilih keluar dari kamar.Meninggalkan Yoona yang berbaring. Dia perlu udara segar untuk membersihkan otaknya.
Usaha untuk menghindar itu berakhir pada desahan Siwon yang selalu berujung ingin kembali ke dalam kamar dan memastikan keadaan Yoona. Cukup lama bergelut dengan perang batinnya, Siwonpun menghabiskan banyak waktunya di sana. Uluran waktu yang tidak diketahuinya jika Yoona dalam keadaan sadar. Hanya saja tidak cukup kekuatan untuk bangun
Ditutup Yoona kembali matanya, tidak mau terlalu berharap Siwon akan kembali dan menemaninya seperti janji pria itu. Ditekannya pelan dadanya yang terasa nyeri, dijatuhkannya lagi air mata itu tanpa suara.
Karena itu jangan berharap pada manusia Yoona, sebab kau akan kecewa. Berharaplah pada Tuhan.
Merasa jika keadaan cukup dipahaminya, paham jika ada alasan kenapa mendadak ada Siwon di ruang tamu hingga pagi hari. Maka Yoona memilih untuk terus melanjutkan tidur, mengistirahatkan tubuhnya yang sudah cukup lelah seharian.
Yoona tidak lagi melihat serta mendengar ketika batin Siwon berhasil memenangkan perang dengan logika Siwon. Batin itu membawa Siwon kembali pada pintu masuk rumah. Sekalipun Siwon harus mengutuk diri untuk kesekian kali karena merasa apa yang dilakukannya sebuah kebodohan. Hanya saja kemanusiaannya selalu mengalahkan logika apapun yang menyuruhnya melakukan itu. Siwon bahkan berjalan menuju dapur, mencari apapun yang menurutnya bisa dikonsumsi Yoona. Apapun yang bisa dimakan Yoona dan bisa mengembalikan kesehatan Yoona menunggu cahaya matahari datang kembali dan dia mungkin bisa membawa Yoona ke rumah sakit.