Bagi yang merasa bernama Tyas, dan semalam chat aku via WA, mohon maaf ya, semalam aku salah sentuh, nomornya bukannya tersimpan tapi justru terblokir. Tapi skrng blokirnya udah aku buka ka, tolong kaka chat aku ulang ya ka.
Vote sebelum dibaca
******
Happy Reading
******
Sekon yang terus berjalan berjumpa pula pada waktu dimana seharusnya Yoona sudah berdiri tepat di sisi Nyonya Choi yang saat ini mulai tidak tenang karena gadis yang ditunggunya tidak kunjung datang sejak tadi.
Harga dirinya mulai dipertaruhkan saat teman-teman sialannya tadi tersenyum mengejek ke arahnya karena sadar Yoona tak ada di sana. Tak lagi mau menunggu seperti orang bodoh, akhirnya Nyonya Choi memilih untuk mencari Yoona dengan matanya sendiri. Tidak akan dibiarkannya Yoona mempermalukannya kali ini.
Nyonya Choi bergerak menuju tempat dimana tadi dirinya meninggalkan Yoona, memastikan apakah gadis itu sunggu mati atau serangan jantung hanya karena masalah perkenalan yang disuruhnya dilakukan Yoona di depan semua orang.
Setelah sampai di ruangan tempat dimana dirinya meninggalkan Yoona, Nyonya Choi harus mendesah pasrah saat tak ada Yoona di sana. Pertama, Nyonya Choi masih pikir positif dengan mencari Yoona disekitar pesta. Kedua mulai panik saat tau dirinya tak punya banyak waktu lagi untuk mencari Yoona. Dan ketiga Nyonya Choi mulai menyimpulkan jika Yoona melarikan diri seperti biasa, yaitu lari dari tanggung jawab setelah berjanji akan melakukannya.
Tibapulah waktu saat dimana pembawa acara memanggil, momen dimana seharusnya Yoona sudah naik ke atas panggung dan menyapa. Nyonya Choi terpaksa memasang wajah tebal dengan hanya menggeleng ke arah pembawa acara, saat itu terjadi semua sorot mata tertuju ke arahnya. Menatapnya mengejek sekaligus kasihan dari sebagian orang, momen dimana Tuan Choi juga terkejut di sudut pesta.
Penasaran alasan apa yang membuat sang istri menjadi pusat perhatian untuk beberapa menit dan kemudian sangat tau jika ekspresi istrinya saat ini adalah ekspresi sangat malu karena telah melakukan kesalahan
Pria itu akhirnya menghampiri sang istri, perhatian pengunjung pestapun sudah dialihkan oleh pembawa acara, sekalipun itu tidak mengubah kedaan hati Nyonya Choi yang sangat ingin menangis karena rasa malu.
Dia hanya perlu menunggu, kelompok wanita sialan beserta pemilik pesta menghampirinya dan kemudian bergunjing di depannya.
Bagaimana lagi dia akan menghadapi mereka setelah semua ini?
"Sayang, apa yang terjadi?"
Nyonya Choi tidak menjawab pertanyaan itu, bahkan ketika Tuan Choi merangkulnya, mencoba untuk memberi ketenangan. Agar setidaknya istrinya itu tidak melulu menunduk.
"Kenapa mereka memandangmu seperti tadi?"
tanyanya ulang, dan masih saja tidak ada jawaban. Melihat keadaan tempat sangat tidak memungkinkan baginya menenangkan sekaligus bertanya, maka Tuan Choi memutuskan untuk membawa Nyonya Choi ke ruangan dimana Yoona dan Nyonya Choi tadi sempat bicara.
"Haruskah dia? Tidak ada gadis lain lagikah yang bisa menjadi istri dari anak kita?"
"Oh astaga sayang"
Justru itu tanggapan Tuan Choi, merengkuh sang istri karena dilihatnya mulai menjatuhkan air mata.
"Aku sudah tak sanggunp menghadapi gadis liar itu"
Keluh Nyonya Choi mulai terisak, isakan yang juga membuat Tuan Choi berpikir jauh bahwa sudah terjadi hal besar disana.
"Ada apa lagi dengan Yoona?"