Kok bisa?

569 29 1
                                    

POV ZEE  (POINT OF VIEW ZEE)

     kali ini aku di sibuk kan dengan urusan dies natalies. Aku berjalan menghampiri teman-teman yang sedang latihan. Kulihat, semuanya sudah cukup baik dari hari sebelum mereka latihan kali ini. Rasa bangga tumbuh pada hati kecilku. Aku tersenyum tipis saat melihatnya.

    "Zee" teriak seorang laki-laki dari arah belakang.
Refleks, aku pun menoleh kearah sumber suara. Ternyata ia fahmi, ketua panitia dies natalies.

   "Hei" sapaku padanya

   "Gimana? Aman kan?" kata nya memastikan

  "Aman dong,pokoknya dies natalies tahun ini harus lebih baik drpd tahun lalu" ujarku

   "Oke sip, gue ke aula dulu ya. Mastiin yang lain" pamitnya.

    Aku dan fahmi udah lama saling kenal. Mulai dari SD, SMP, dan SMA, gue satu sekolah mulu sama dia. Apalagi dia tetangga gue, jadi tiap hari kita ketemu. Sampai-sampai gue udah enek liat mukanya. Eh tapi jangan salah dulu, dia dari dulu pinter kok. Selalu dapat ranking 3 besar. Jadi gue nggak rugi punya temen yang pinter nya super duper.
  
       Aku kembali ke ruang osis untuk menyelesaikan tugas administrasi, sebagai bendahara, gue harus siap ngitung berapa jumlah uang yang dibutuhkan, uang yang dikeluarkan, uang yang digunakan, yang di .......... Pokoknya harus siap-siap nyatet keuangan deh.

    "Kak" suara seorang perempuan yang sedikit mengagetkan ku

   "Apa?" jawabku ketus saat mengetahui keberadaan zahra

    "Nanti pulangnya kakak duluan aja ya, soalnya aku nanti mau kerumah umi" terangnya

    "Bodoamat" jawabku tak peduli.

      Semenjak aku mengetahui bahwa dia adik kandung ku, rasa benci mulau muncul, rasa nya sungguh tak ikhlas. Jujur dari hati terdalam, tak ingin rasa nya memiliki seorang adik. Dari dulu tak pernah berkeinginan untuk memiliki nya, apa lagi bunda tak pernah cerita tentang nya.



POV ZAHRA (POINT OF VIEW ZAHRA)

      Setelah dari sekretariat osis aku kembali melanjutkan tugas ku sebagai panitia, aku menuju ke basecamp theater untuk memastikan perlengkapan yang dibutuhkan. Ku lihat disana ada Nanda anak kelas 10 yang ikut bergabung dalam eksta teater. Ia sedang sibuk latihan menyambut dies natalies.

    "Nanda" panggilku lirih, ia menoleh ke arahku dan menghampiriku.
     "Ada apa ra?"

     "Kalau teater butuh apa-apa bilang aja ke gue, ntar gue bantu. Oh iya untuk perlengkapan nya ada yg kurang nggak?"

    "Semua nya udah beres kok ra, tenanggg"


                   X       X        X       X

POV Zahra (POINT OF VIEW ZAHRA)

       Sepulang sekolah aku langsung menuju rumah umi, rasa rindu sudah tak tertahan. Rasa nya Ingin sekali memeluk beliau, dan bercerita banyak hal tentang kehidupan ku yang sekarang ini. Sesampainya dirumah beliau, umi menyambut kedatanganku dengan senyuman yang amat sumringah. Aura bahagia jelas terlihat dari pancaran wajah nya. Kupeluk dengan erat nan lama. Hingga akhirnya beliau menyuruhku untuk duduk.

    "Gimana kabar kamu ra? Umi seneng kamu masih bisa kesini"

    "Alhamduilillah umi, Zahra sehat. Umi sendiri gimana? Sehat kan?"

    "Alhamdulillah umi juga sehat, bu merry sama pak hanan gimana ra? Mereka sehat kan?"

    "Alhamdulillah semua sehat, oiya ahsan dimana umi?"

    "Ahsan tuh ada di dalam kamar, bu merry baik kan ra sama kamu? Umi khawatir sama kamu terus" ujar beliau

    "Bu Merry sama pak Hanan baik kok sama zahra, baik banget malah. tapi Zahra lebih seneng tinggal di sini sama umi"

    "Loh kok gitu, Gimana pun juga mereka itu orang tua kandung kamu, umi cuman bisa mendoakan yg terbaik buat kamu ra"

   "Umi, Zahra ingin tahu bagaimana bisa Zahra bukan anak kandung umi? Umi gak pernah cerita apapun tentang ini. Hingga tiba-tiba bu Merry mengambilku untuk ikut di kehidupan nya. Zahra belum ikhlas umi, Zahra pengen tinggal disini lagi sama umi" ujarku seraya memeluk beliau.

    "Ra kamu harus ikhlas, selayaknya umi yang harus mengikhlaskan mu untuk kembali dengan orang tua kamu" tutur beliau yang diikuti dengan sedikit isakan

  "umi, ceritakan pada Zahra tentang Bu Merry dan Pak Hanan" pintaku
























































KIRA-KIRA UMI BAKAL CERITA NGGAK YA TENTANG BU MERRY DAN PAK HANAN???? TUNGGU PART SELANJUTNYAAAA

   Yang nggak tau tentang POV (point of view) itu sudut pandang ya gaes :)















TERIMA KASIH YANG TELAH NGESUPPORT AUTHOR💙
AUTHOR HARAP KALIAN SUKA DENGAN PART INI😊
LOVE YOU ALL ❤






JANGAN LUPA VOTE, KOMEN DAN SHARE💙💚💛

AbiaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang