KRITIS

460 19 0
                                    


“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kalian dan kuatkanlah kesabaran kalian dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negeri kalian) dan bertakwalah kepada Allah supaya kalian beruntung.” (Aali ‘Imraan:200)

***

2 Tahun sudah gadis itu koma, 2 tahun juga aku mengenal keluarganya, mereka adalah orang baik dan ramah gadis itu beruntung karna memiliki ibu dan kerabat yang sangat baik.

Mengenal keluarga bu sarah ( ibu gadis itu ) aku semakin tau kehidupan mereka, mereka adalah keluarga yang sederhana dan penuh kasih sayang, aku juga pernah beberapa kali kerumah bu sarah di bogor, dari situ aku tau gadis itu punya mimpi yang besar, dia berangkat ke jakarta untuk bekerja dan berencana ingin kuliah, cita" terbesarnya adalah menjadi seorang penulis, sungguh dia gadis pekerja keras aku salut dengan dia.

Hari ini aku yang menjaga gadis itu di rumah sakit, bu sarah pulang ke bogor karna ada beberapa hal yang harus di urus, kata bu sarah nama gadis itu Andini Putri Aurelia nama yang bagus ku pikir.

Oh ya namaku Alan Erfandi aku adalah seorang dosen di salah satu universitas di jakarta.

Aku merasa menyesal dan sangat merasa bersalah karna kelalaian ku berkendara sampai mencelakai orang.

Ya allah maafkan aku..

"Permisi pak saya mau periksa pasien dulu" salah satu dokter tiba-tiba masuk ke ruangan.

"Ya dok" akupun keluar dari ruangan itu.

Di kursi tunggu aku berfikir bagaimana seandainya jika dia di ambil oleh Allah apa yang harus aku lakukan, aku bingung bagaimana aku harus bersikap kepada bu sarah.

"Gimana dok apa ada kemajuan" kutanyakn itu pada dokter yang baru keluar dari ruangan.

"Masih sama belum ada kemajuan apapun, tapi untuk saat ini semua baik karna detak jantungnya masih stabil, saya permisi pak" dokter itu pergi dari hadapanku.

Untuk pertamakalinya aku ingin mengajak dia bicara meskipun aku bingung apa yang harus aku bicarakan .

"Hey" ku toel tangan nya namun tak ada reaksi

"Hey apa mimpimu lebih indah dari pada kenyataan?" Kutanyakan itu padanya meskipun aku tau dia tidak akan menjawab.

"Ku mohon bangun lah demi ibumu, kasian dia" ucapku memelas namun dia tak kunjung membuka matanya

Hufffft percuma dia takan dengar yang ku katakan.

Melihat wajahnya aku semakin di rundung rasa bersalah, aku tak tau wajah aslinya seperti apa, aku juga gak tau gimana reaksinya ketika dia sadar nanti, yang pasti aku takut.

Dia terpaksa harus di oprasi plastik karna wajahnya rusak parah dan gak bisa kembali seperti semula, aku saja tidak kuat ketika melihat wajahnya yang tanpa kulit itu apalagi bu sarah.
Maka dari itu karna kewajibanku bertanggung jawab atas biaya aku juga membantu bu sarah menjaga Andini.

Sudah 3 jam aku disini dan belum ada tanda" dia akan bangun.

♡♡♡

Setelah dari kantin aku kemali lagi ke ruangan dan kagetnya aku gadis itu kejang" dan aku panik setengah mati.

"Dokterrr "

"Dokterr ,, dokterrr " Dengan kerasnya aku berteriak padahal di ruangan ada bel untuk panggil dokter.

"Dia kritis" dokter bicara dengan wajag tegangnya.

"Tolong tangani dia dengan baik dok" entah kenapa badanku gemetar setengah mati .

Dokter sedang menangani gadis itu di dalam semoga tidak ada hal buruk yang terjadi.

"Ya allah tolong jangan ambil dia"

"Andini kumohon tetap lah disini, demi ibumu" 


Love SecenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang