Haii.. RINDU
ALAN
Rasa dingin ini begitu menusuk sama seperti rasa rindu yang slama ini aku pendam pada dia.
Ini adalah taun pertama aku berada di TURKI semenjak pulang dari bogor aku mendapat kesempatan untuk kuliah di Turki, aku senang tentu saja.
Karna di sini mayoritan muslim, juga temanku sangat religius aku jadi banyak belajar tentang agama, sekarang aku sadar bahwa selama ini imanku begitu minim.
Tapi jujur saja meskipun aku sudah sedikit faham tentang pemahaman agama aku masih belum bisa melupakan dia di fikiranku, aku takut ini jatuh nya akan menjadi zina fikiran.
"Hey apa yang ente fikirin" ucap seseorang menepuk bahuku.
Dia adalah Musab temanku disini, dia orang Turki tapi besar di indonesia, aku sangat bersyukur karna bertemu dia, darinya aku belajar banyak hal.
"Ada lah" kataku ngeles.
"Mikirin si dia?? Hahaha" . "Istikhoroh lah, gak baik mikirin orang yang belum makhrom" lanjutnya.
"Hmm ya baik lah, bingung sekali rasanya, takutnya dia tidak bisa menerima saya apa adanya" kataku lirih.
Dia menepuk lagi punggungku.
"Percayalah pada Allah, jangan menyerah sebelum mencoba".
"Kapanpun kamu siap akan saya antar" dia berujar sambil tersenyum dan aku balas tersenyum.
Musab kau teman yang begitu baik.
♡♡♡
Andini
Ini begitu berat, tapi aku yakin aku akan pergi ke banten aku tidak ingin hijrahku setengah-setengah.
Aku akan meyakinkan ibu bahwa aku akan baik-baik saja.
Sebenarnya setelah malam itu aku tidak lagi berbicara pada ibu, tapi tiba-tiba ibu bertanya lagi tadi sebelum aku berangkat kuliah.
"Dini apa keputusanmu nak?" Ucap ibu tadi pagi.
"Ibu aku tetap ingin ke rumah Qur'an" kataku penuh tekad.
"Tapi bagaimana dengan ajakan ta'aruf dosenmu itu"
"Ibu aku belum siap untuk berkomitmen bu,, aku mohon sekali pada ibu aku mau ke rumah Qur'an" kutatap ibu sambil memelas "Aku ingin menjadi orang yang lebih baik bu, aku butuh ridho ibu supaya aku bisa berhasil" lanjutku lagi.
Ibu hanya mengangkat bahunya lalu pergi dari hadapanku, aku kacau tentu saja.
Kuliahpun rasanya aku tidak fokus, aku belum bisa mendaftar karna belum mendapat izin dari ibu, ya Allah luluhkanlah hati ibu batinku berteriak.
***
Aku pulang dengan langkah gontai, rasanya aku takut sekali jika ibu tidak mengizinkanku berangkat, mungkin ini masalah waktu, ibu butuh waktu untuk berfikir.
"Asalamu'alaikum" ucapku sambil membuka pintu rumah.
Tidak ada jawaban, ibu kemana fikirku kenapa pintu tidak di kunci.
"Bu,, ibu" masih tidak ada jawaban.
Ku buka pintu kamar ibu sedikit, aku terhenyak melihat ibu sedang menangis sambil memeluk sebuah foto, ku tutup lagi pintunya dan aku berlari ke kamarku.
Ibu kenapa?, fikirku.
Apa aku terlalu membebaninya??
Apa ibu merindukan ayah??.Maafkan aku ibu.
Ku ambil note yang selalu menjadi teman curhatku, entah karna apa aku menamainya RINDU
Haii Rindu
Aku datang lagi membawa semua rasa sesak di dada...
Aku ingin pergi..
Pergi jauh
Bukan untuk menghindar dari rasa yang sulit hilang, tapi aku ingin menyibukan diri dengan memperbaiki diri.
Aku ingin memperbanyak hafalan
Aku ingin menjadi sebaik baiknya manusia.Tapi Rindu aku begitu bimbang, rasanya ibu sulit untuk melepasku, aku tau ke khawatirannya begitu besar.
Rindu aku hanya bisa berharap apa yang terbaik untukku juga untuk ibu dan ......Dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Secenario
General FictionKetika Zulaikha mengejar cinta Yusuf, makin jauh Yusuf darinya. Ketika Zulaikha mengejar cinta Allah, Allah datangkan Yusuf kepadanya. Sejauh apapun pergi jika berjodoh maka akan kembali, sedekat apapun seseorang walau sedekat nadi kalau tidak jodoh...