에고타스틱 - Egoistic

3.3K 311 2
                                    

13 years ago
A High School, Seoul

“Jadi kau yang mengumumkan kepada satu sekolah bahwa aku membawa kabur buku perpustakaan dan tidak berniat untuk mengembalikannya?”

Irene mendongak dari majalah arsitektur keluaran terbaru yang kini menampilkan halaman penuh desain wallpaper cantik untuk kamar tidur. Dia jelas tidak mengenal pemuda yang kini berdiri dengan mata menyorot tajam di hadapannya. Tapi, sepertinya, dia bisa menebak siapa pemuda itu kira-kira.

“Kim Tae-Hyung~ssi?” Dia bertanya, dan anggukan pemuda itu membenarkan dugaannya. “Ini sudah tiga minggu, dan batas peminjaman buku hanya satu minggu. Kau jelas tidak memiliki niat untuk mengembalikan buku itu.”

“Memangnya siapa yang membaca buku tentang arsitektur?”

“Aku,” Irene menyahut. “Dan aku sangat, sangat ingin membaca buku yang sekarang sedang kau pinjam. Kalau kau tidak keberatan, kau bisa mengembalikannya sekarang agar aku bisa meminjamnya.”

“Tidak ada,” jawab pemuda itu tak acuh, mengambil tempat di kursi di depannya, dan tanpa permisi menarik majalah yang tadinya sedang dia baca.

“Tidak ada? Apa maksudnya? Kau tidak membawanya atau buku itu sudah menghilang di tanganmu?”

“Aku tidak membawanya karena buku itu sudah hilang.” tukas pemuda itu santai, mulai membolak-balik majalah tersebut dan baru berhenti saat mencapai halaman yang berisi desain bangunan rumah mediterania.

“Bagaimana bisa --” Irene mengerang tak percaya, “-- bagaimana bisa kau sesantai itu setelah menghilangkan sebuah buku perpustakaan? Di mana tanggung jawabmu?”

“Aku akan menggantinya. Ah, aku sudah menggantinya.”
“Dengan uang?”
“Dengan uang.”
“Tapi yang kubutuhkan adalah bukunya, bukan uangnya.”

“Suruh saja pegawai perpustakaan membeli yang baru. Atau kalau kau tidak punya masalah dengan uang, kau bisa membelinya sendiri.”

Tapi Irene sudah menghabiskan separuh jajannya untuk membeli majalah arsitektur bulanan, dan jika dia tidak mau kelaparan selama sisa minggu ini, dia tidak bisa mengeluarkan uang lagi.

“Kenapa buku itu bisa hilang?” Sebagai ganti menyuarakan kekesalannya, dia bertanya.

“Aku pindah rumah. Mungkin buku itu tercecer di suatu tempat yang tidak terduga.”

“Tapi kau tidak pindah sekolah.”

“Untuk apa pindah sekolah? Jarak rumahku lama dengan rumahku yang baru hanya lima kilometer. Tidak ada bedanya. Bahkan rumahku yang sekarang lebih dekat demgan sekolah.”

“Jadi, kenapa pindah?”
“Kau ini banyak tanya ya.”

Irene mengernyit. “Aku sedang berusaha untuk tidak mencakar wajahmu.”

“Oh, itu.” Pemuda itu megedikkan bahu. “Orangtuaku bercerai. Jadi, aku dan ibuku pindah. Begitu.”

Keheningan yang lama terjadi setelahnya. Dan Irene tidak habis pikir bagaimana lemuda tersebut bisa begitu santai mengucapkan kalimat itu. Dia menimbang-nimbang sebentar, dan akhirnya berkata. “Orangtuaku juga bercerai.

“Oh ya?” Pemuda itu mengangkat wajah dari majalah yang sedari tadi tampak sangat menarik perhatiannya. “Kalau begitu, mari berteman.”

“Kau pikir ini semacam klub kumpulan anak-anak korban perceraian orang tua atau apa?”

“Bae Irene~ssi, beberapa jam yang lalu aku hanyalah Kim Tae-Hyung yang tidak dikenal siapa-siapa. Berkat kau, pengumumanmu yang terdengar sangat menuduh itu, kini aku bukan hanya harus keluar dari persembunyian, tapi juga dikenal sebagai si pencuri buku perpustakaan. Banyak yang terjadi dalam hidupku tiga minggu terakhir, jadi bukan hal yang aneh jika aku sampai melupakan keberadaan sebuah buku.”

Berevolusi ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang