October 8, 2018
Verona, ItalyTae-Hyung bersiul kagum saat Irene, sahabat sekaligus rekan kerjanya, keluar dari kamar hotel dengan penampilan yang sangat jauh berbeda dari kesehariannya yang biasa. Wanita itu terkenal sebagai Miss Perfect, dengan gaya yang selalu menarik perhatian orang-orang di sekelilingnya. Harus diakui bahwa selera fashion wanita itu memang yang terbaik. Seorang Bae Irene tidak pernah mengalami salah kostum dalam hidupnya dan selalu berada dalam penampilan yang sempurna. Hanya saja, image wanita itu tidak bisa dikatakan baik. Dia terkenal suka gonta-ganti pacar dan telah mematahkan hati banyak pria.
“Kenapa?” tanya Irene dengan tatapan penasaran.
Tae-Hyung tersenyum dan menelusuri tubuh wanita itu dengan tatapannya dari atas sampai bawah untuk memberi tahu apa yang dia maksudkan dengan siulannya tadi. Irene hampir-hampir tidak pernah terlihat tanpa high heels, yang dikoleksinya sampai hampir memenuhi satu ruangan besar di rumahnya. Tapi hari ini wanita itu memakai sepatu kets putih, kaus pas badan berwarna sama, dan hotpants yang memamerkan kaki jenjangnya. Rambutnya dikucir, dengan bagian atas tersembunyi di balik topinya yang berwarna biru.
“Tanpa high heels kau terlihat pendek,” ejek Tae-Hyung.
“Perbedaan tubuh kita hanya tujuh belas senti. Tujuh belas! Tidak usah sok tinggi!” rengutnya.
“Wanita pendek terlihat lebih menggemaskan,” ujar pria itu, nyengir. “Ayo berangkat!” lanjutnya sambil menarik tangan wanita itu untuk mengikuti langkahnya.
“Aku kan bergaya seperti ini hanya karena kau bilang kita akan berkeliling seharian. Kakiku bisa patah kalau dipaksa memakai high heels,” sungut Irene.
“Aku tahu. Kau kan memang sangat fleksibel.”
Irene masih merengut dan memalingkan wajahnya. Berada di kota ini, berdua saja dengan pria di sampingnya ini, seharusnya menjadi sesuatu yang romantis atau semacamnya. Tapi faktanya, mereka terdampar di kota yang terkenal dengan patung Juliet-nya itu hanya karena tuntutan pekerjaan.
Mereka berdua bersahabat sejak sekolah menengah. Dan tetap bersama sampai sekarang, bahkan saat mereka akhirnya memasuki dunia kerja. Irene yang lulusan desain interior dan Tae-Hyung yang lulusan arsitektur akhirnya malah terjebak lagi di satu kantor yang sama dan berada dalam tim yang sama. Entah itu takdir atau hanya permainan nasib.
“Hari ini panas. Kau tidak takut memakai pakaian seterbuka itu?” komentar Tae-Hyung.
“Aku sudah mengoleskan sunblock banyak-banyak. Kau pikir aku tidak merencanakan persiapan terlebih dahulu?”
“Aku pikir kau mau menghitamkan kulit. Bukannya para wanita berpikir bahwa kulit tanning itu seksi dan eksotis?”
“Aku tidak tertarik untuk menghanguskan kulitku,” dengus Irene. “Hari ini kita mau berkeliling ke mana?”
“Lihat nanti saja. Kalau ada bangunan yang bagus kita bisa mampir untuk melihat-lihat.”
“Klien yang satu ini menyulitkan saja,” keluh wanita itu.
“Tapi bayarannya besar, dan kita bisa berjalan-jalan secara gratis. Kau masih mau mengeluh?”
Mereka memang memenangkan tender besar untuk mengelola sebuah resort, lengkap dengan taman bermain, kafe, dan semua bentuk hiburan lainnya. Dan semuanya harus berkonsep Italia.
“Kau besok mau ke Tuscany? Kau sudah lama ingin melihat perkebunan anggurnya, 'kan?”
“Mmm, padang bunga mataharinya juga,” tambah Irene.
Dia hanya pernah melihat pemandangan kota satu itu lewat internet dan langsung jatuh cinta melihat betapa hijaunya tempat itu. Penuh dengan perbukitan, kebun anggur, dan padang bunga, lengkap dengan bangunan-bangunan tuanya yang mengesankan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berevolusi ✓
FanficKIM JUN-MYEON Aku menyukai wanita itu. Rambut bergelombangnya yang tergerai, bibirnya yang sensual, pinggang rampingnya, dan kakinya yang jenjang. Semuanya hanya masalah fisik. Kemudian suatu pagi aku terbangun di sampingnya dan.. aku menyukai sinar...