Pertemuan
Pagi hari saat hujan mulai reda Deva mendengar suara ketukan pintu."Dev, bangun deh kamu udah siang nih. Hari ini kan hari Senin kamu mau telat lagi?"
Sebenarnya males banget ketika kak Radi bangunin untuk pergi ke sekolah, padahal suasana nya masih dingin. Tambah males deh buat Deva mandi. Lalu terdengar lagi suara ketukan pintu, tambah keras membuat kuping Deva sakit.
"Dev bangun gak kalau gak bangun sekarang kak Radi berangkat duluan nih". Apa boleh buat Deva cepat cepat bangun dan langsung membuka pintu. Saat melihat kakaknya ternyata sudah rapi. Bangett.
Oh iya Radi itu kakaknya Deva, sekarang Radi itu bekerja di sebuah perusahaan untuk meneruskan perusahaan papa. Papa mereka sudah meninggal sejak 3 tahun yang lalu. Papa mereka mengalami kecelakaan dan akhirnya meninggal. Awalnya Deva tidak terima, tapi Radi lah yang menyakinkan Deva bahwa papa itu sudah meninggal. Mama mereka sekarang sibuk, sama seperti Radi yang mengurus perusahaan. Radi memang tidak seperti mama yang selalu sibuk dengan pekerjaan nya. Radi selalu memberikan perhatiannya kepada Deva.
Radi selalu memberikan apa yang Deva inginkan. Karena mama mereka selalu sibuk, sehingga tidak peduli apa yang mereka lakukan. Menurut Deva, Radi bukanlah hanya seorang kakak, melainkan melebih dari kakak.
"Cepat Dev. Mala ngeliatin kak Radi seperti itu, apa ada yang salah dari kak Radi?". Kak Radi membangunkan Deva dari lamunannya dan melihat penampilannya sendiri dari atas hingga bawah.
"Enggak kok kak. Sekarang kak Radi rapi banget gak kaya biasa biasanya. Oh apa jangan jangan kak Radi mau ketemu cewek ya. Kok kak Radi gak bilang bilang sih udah punya pacar". Deva langsung bicara dengan kencang membuat kak Radi kesal.
"Apa sih Dev, cepetan mandi udah telat nih kak Radi". Radi mengangkat tangan nya untuk melihat jam dan sama yang Deva lakukan juga, ternyata sudah menunjukkan jam 06.15.
"Ah kak ngapain sih baru bangunin bukannya dari tadi, telat kan. Aku itu sekarang kak upacara, bagaimana kalau kesiangan seperti Minggu kemarin???". Deva pergi membawa handuk dengan terburu-buru dan meninggalkan kak Radi .
"Kamu itu dari tadi di bangunin, kamu nya aja yang asik tidur. Seharusnya kamu itu bersyukur masih kak Radi bangunin bukannya marah-marah gak jelas". Radi mulai kesal atas sikap adiknya. Kayak nya kak Radi marah nih, ah bodo amat. Jangan salahin aku, emang sikap kak Radi nya aja yang pemarah. Deva berbicara sangat pelan.
Deva siap-siap untuk berangkat sekolah dan langsung ke bawah untuk sarapan. Seperti nya Deva kali ini tidak sarapan di rumah, soalnya gak ada waktu. Ketika Deva sampai di bawah Deva langsung kena marah sama Radi.
"Dev cepat, kak Radi udah kesiangan nih. Bawa bekal kamu, makan nya di sekolah aja gak bakal keburu kalau makan sekarang. Masa kak Radi telat cuma harus nungguin kamu sih. Ayo cepat kak Radi tunggu di mobil, jangan sampai lama lagi!!!". Radi memberikan bekal dan langsung pergi keluar sambil marah marah.
Mau kak radi itu apa sih marah marah mulu. Bisa bisa kak Radi cepat tua nih kalau kerjaan nya kayak gini terus. Deva berbicara di dalam hati, soalnya kalau Radi tau Deva bisa di marahin lagi. Deva membawa bekal yang Radi siapkan dan lari ke mobil.
Mobil sudah melaju meninggalkan halaman rumah mereka, di perjalanan Radi terlihat kesal dan tidak bicara sedikit pun. Tidak seperti biasanya. Emang sih ini salah Deva, tapi kan kalau harus bangun pagi Deva males banget apa lagi sekarang ini cuacanya lagi dingin karena hujan. Deva memberanikan diri untuk mulai berbicara, karena Deva paling gak suka kalau di cuekin oleh Radi. Bukan cuma Radi aja, sama sahabat Deva juga tidak suka. Menurut Deva kalau di cuekin itu gak seru.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Together's
RomanceSejak kepergian papa, Deva merasa mama dan kak Radi berubah. Pekerjaan yang telah membuat mereka berubah. Dan di saat papa meninggal, kehidupan Deva berubah. Deva merasa sendiri. Tapi Deva sadar akan kehadiran sahabatnya, Deva tidak sendirian. Lea...