Episode 10

5 4 2
                                    

Hukuman

"Astaga Dev, kemana aja sih? Lo kesiangan? Tumben?. Untung bu Tanianya belom datang. Kalau udah Lo bakal di hukum. Kirain gue Lo gak masuk hari ini" cerocos Lea ketika Deva memasuki kelasnya. Deva menyimpan tasnya di meja lalu mentelengkupkan kepala di atas tas. Membiarkan Lea bicara sendiri.

"Eh eh Lo kenapa datang datang cemberut gitu. Kayak gak ada tenaga. Ini tangan atau apa? lemes banget" Lea mengangkat tangan Deva tinggi tinggi, terus dijatuhkannya dengan kencang.

"Sakit tau. Apa apaan sih Lo!?" Ketus Deva sambil mengusap tangannya. "Lo yang kenapa datang datang cemberut kayak gitu, lemes lagi udah mah Lo itu cungkring kaya yang gak ada dagingnya. Sekarang Lo lemes lagi tambah kelihatan cungkring. Gue tanya gak di jawab. Mala marah marah gak jelas!?" Ketus Lea.

"Kenapa Lo yang jadi marah" Deva menatap Lea sinis. "Lagian Lo nya sih. Gue tanya gak dijawab. Sakit tau di kacangin" jawab Lea. "Lebay Lo"

"Ssss. Jangan berisik Bu Tania datang. Ayo semuanya pada duduk di bangku masing masing" suruh Bayu.

"Assalamualaikum" Bu Tania memasuki kelas. "Walaikumsalam" serempak semua siswa.

"Beni, tolong kumpulkan semua buku tugas yang minggu lalu ibu berikan" suruh Bu Tania pada Beni.

Semua siswa mengeluarkan bukunya. Deva mencari buku tugasnya, tidak ketemu juga. Bahkan saat semua isi  tasnya di keluarkan.

Deva lupa buku tugasnya bukan di atas meja belajar, melainkan di laci. Sedangkan Deva hanya membawa buku yang ada di atas mejanya, dan itu juga asal bawa.

"Le, gawat nih" panik Deva menyikut lengan Lea.

"Apaan" jawab Lea malas.

"Gue gak bawa bukunya"

"Buku apaan"

"Buku tugas MTK"

"WHAT, APA?" Teriak Lea. Deva buru buru menutup mulutnya, agar tidak terdengar Bu Tania. "Jangan teriak teriak gimana kalau Bu Tanianya denger"

"Maaf. Beneran Lo gak bawa?"

"Berisik tau mana bukunya sini. Bukan nya ngobrol" Lea memberikan bukunya pada Beni yang tiba tiba udah ada di dekat meja yang di duduki Deva dan Lea. "Yang Lo mana Dev? Cepetan sebelum Bu Tania marah"

"Hmm gimana ya. Gue gak bawa bukunya" Deva menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Hadeh. Gimana sih. Mampus Lo kena hukum. Hati hati aja ya. Gue denger Bu Tania itu galak" Deva hanya mengangguk. Beni mengambil buku Lea, lalu memberikannya pada Bu Tania.

Bu Tania memeriksa semua buku, menilainya, dan memasukkannya pada daftar nilai. Tampak asyik menilai semua buku tersebut. Disisi lain Deva tampak cemas, gelisah, memikirkan apa hukuman yang akan dia terima. Sebenarnya memang sering Deva tidak membawa buku tugasnya dan biasa biasa saja. Masalahnya, sekarang itu beda lagi. Guru yang sekarang di depannya, itu guru paling galak dan sadis dalam memberikan hukuman.

"Devania Putri" Begitu tenang tapi terdengar tegas. Deva mengangkat tangan.

"Buku kamu ke mana?"

Deva menelan ludah karena tenggorokannya yang mendadak terasa kering. "Gak tau Bu"

"Kok gak tau. Cepat bawa kesini!"

"K..kan aku gak tau Bu" Deva berusaha sebiasa mungkin.

"Cepat bawa ke sini sebelum ibu marah!" Bentak Bu Tania.

About Together'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang