"Jangan ganggu aku, Sue.",
Paus sahabat Wu Song itu mengeluarkan suara khasnya, menyibak-nyibakkan ekornya ke permukaan air. Wu Song menoleh, melirik kearah Zhang Shan Shan yang tengah berdiri dan memantau disekitar. Rasanya sangat aneh di diamkan oleh Zhang Shan Shan, meski biasanya dia sudah terbiasa untuk di diamkan oleh orang-orang. Terutama oleh orang-orang istana, tapi jika itu Zhang Shan Shan semuanya terasa berbeda.
"Kau ingin aku menghiburnya?", Wu Song menatap Sue, si paus dengan tatapan tidak percaya.
Sue menyemburkan air dari atas tubuhnya, menandakan dia mengiyakan pernyataan Wu Song tentang menghibur Zhang Shan Shan yang murung.
"Kau serius?", Wu Song menatap ragu kearah Zhang Shan Shan, "Sue, jangan menambah bebanku. Dia sudah seharian mengabaikanku, jika aku membuat kesalahan lagi mungkin dia akan mengabaikanku selamanya. Apa kau mengerti?",
Lagi-lagi Sue menyemburkan air, menandakan kesetujuannya terhadap rencana awal. Yakni, menghibur Zhang Shan Shan.
"Baik, jika itu mau-mu. Pergilah, takutnya kakakku itu akan kembali mencoba untuk menyerang dirimu lagi..", Tutur Wu Song seraya mengangguk, yang di laksanakan oleh Sue secara langsung.
Sementara itu, Zhang Shan Shan terus merenung. Pikirannya kalang kabut memikirkan banyak hal, entah itu mengenai dendamnya terhadap Song, Wu Song yang ternyata memiliki ibu keturunan Song yang secara otomatis Wu Song mewarisi darah Song di dalam tubuhnya dan terakhir yang paling membuat dirinya gelisah selama beberapa hari terakhir adalah perasaan aneh di dalam dirinya terhadap Wu Song.
"Song'er.",
Zhang Shan Shan menoleh perlahan, mendapati sosok seorang wanita yang cantik dan anggun meski berpakaian sederhana.
"Ibu, apa yang sedang ibu lakukan disini???", Wu Song terlihat melirik Zhang Shan Shan sejenak, sebelum akhirnya fokus terhadap sosok di hadapannya.
Wanita itu mendapati putranya sempat melirik ke belakang dan ikut melihat, seulas senyum terukir dibibirnya yang dipoles merah indah dan menawan. Berkata : "Ibu datang untuk melihatmu, sekalian membawakan makan siang dan juga menemui nona Zhang...",
Wanita itu berjalan kearah Zhang Shan Shan dengan sopan dan gemulai, berhenti di depan Zhang Shan Shan dia kembali berkata : "Nona Zhang, anda memang secantik yang dirumorkan. Tidak heran, Song'er kami sampai jatuh hati padamu...",
"Ibu!", Wu Song tersipu, tidak menyangka ibunya akan menjadi begitu konfrontasi.
Zhang Shan Shan diam, jantungnya berdetak tidak karuan. Meski dia harus mati-matian menahan dirinya, dan menjaga harga diri.
"Nona Zhang, Saya tau. Saya sudah mendengar semuanya dari Song'er kami, kami mengerti bagaimana perasaanmu. Dulu, ayah saya juga meninggal di dalam perang. Karna pengkhianat, ayah saya tewas di dalam perang. Saya juga berpikir untuk membalaskan dendam, tapi ketika saya bertemu dengan ayah Song'er. Dendam itu perlahan sirna, bukan berarti saya dengan mudah melupakan semua itu. Hanya saja terkadang, sebelum semuanya menjadi semakin keruh dan menjadi penyesalan sebaiknya berhenti dan melihat ke depan.",
Masih belum ada reaksi dari Zhang Shan Shan, disisi lain Wu Song juga diam. Menatap ibu dan juga gadis pujaan hatinya, berharap Zhang Shan Shan tidak merasa tersinggung atau mungkin sebaliknya dia akan mengerti dan merasa lebih baik sehingg dia akan memaafkan Wu Song.
"Saya tidak meminta anda memaafkan orang-orang Song, itu adalah hak nona Zhang sebagai seorang putri dari ayah yang meninggal dalam keadaan tidak adil...", Ibu Wu Song kembali tersenyum, mengeluarkan sesuatu dari balik lengan pakaiannya yang panjang, "Saya hanya berharap nona Zhang dapat memahami makna dibalik sebuah dendam, dan penyesalan.",
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Partner [小伙伴]
Ficção HistóricaMemang kenapa jika dia, Zhang Shan Shan adalah gadis kasar yang mirip dengan laki-laki? Pujaan hatinya memilih adiknya, Zhang Hai Mei? Lupakan! Tidak ada gunanya memikirkan tentang perasaan sentimental seperti cinta, lebih baik dia melaksanakan tug...