Reyhan mencari kosan yang dekat dengan sekolah. Karena jika ia harus bolak-balik Jakarta Bekasi terlalu jauh baginya. Rasa lelah dan penat juga sering ia rasakan. Banyak guru dan kawan kampusnya yang menyarankan Reyhan untuk mencari kosan. Akhirnya Reyhan terpancing juga untuk mencari kosan.
Reyhan mendapat kabar kalau ada kosan kosong di komplek mawar. Hanya butuh naik angkutan sekali untuk ke sekolah. Jalan kaki juga bisa. Karena jaraknya memang tidak terlalu jauh.
Reyhan akhirnya mendatangi kosan tersebut. Ia melihat tulisan 'ada kosan, AC dan non-ac' lumayan sepertinya. Reyhan pun menekan bel dan tak lama seorang remaja pria kira-kira usia belasan tahun muncul dari balik pintu.
"Iya? Cari siapa kak?" Tanyanya.
"Mau tanya kosan, apa masih ada yang kosong?" Tanya Reyhan.
"Oh, ada. Masuk aja kak." Remaja itu membuka gerbang dan membiarkan Reyhan masuk ke rumahnya.
"Duduk kak, aku panggil mama dulu." Reyhan mengangguk dan duduk di sofa. Ia melihat-lihat rumahnya. Bagus dan rapih. Banyak foto tapi tidak begitu jelas karena Reyhan tidak pakai kacamata.Tak lama seorang ibu muncul dengan senyum ramahnya. Reyhan pun bangun dan mengucap salam.
"Silahkan duduk, tidak usah sungkan," ujar si ibu. Reyhan pun berterima kasih dan kembali duduk.
"Jadi, kamu berniat mau kos di sini?" Tanyanya. Reyhan langsung mengangguk.
"Tapi, saya mau lihat kamarnya dulu boleh, Bu?"
"Oh, boleh, mari saya tunjukkan." Reyhan bangun dan mengikuti si ibu ke sebuah rumah yang di jadikan tempat kosan.Reyhan melihat tempat kos yang rapih dan bersih. Beberapa anak kosan nampak keluar dari kamar dan tersenyum ramah pada Reyhan. Sepertinya Reyhan akan betah tinggal di sini. Si ibu membuka pintu kamar kos yang kosong. Menyalakan lampu dan menghidupkan AC.
"Bagaimana?" Tanya si ibu.
"Bagus, Bu, nyaman juga."
"Alhamdulillah kalau suka."
"Berapa perbulan, Bu?"
"Murah kok, karena ini memang untuk anak kuliahan. Ibu kasih harga sejuta aja."
"Sejuta sudah sama AC, Bu?" Reyhan tersentak.
"Iya."
"Wah, murah sekali ya. Saya ambil Bu, mungkin besok saya sudah bayar dan tempati."
"Cepat sekali ya?"
"Iya, karena memang cocok dengan harga dan tempatnya juga. Kalau begitu saya permisi, Bu."
"Oh, iya-iya. Besok jam berapa kira-kira ke sini lagi? Nak...."
"Nama saya Reyhan Putra Abdullah, Bu. Panggil saja Reyhan." Si ibu mengangguk.
"Saya ibu Kinanti, biasa di panggil ibu Kiki."
"Baiklah ibu Kiki, saya pamit kalau begitu."
"Iya, hati-hati di jalan." Reyhan mengangguk dan pergi.🍃🍃🍃🍃
Yufa nampak asik bermain game di kamar Yuki. Karena kamarnya berantakan tak karuan. Yuki yang baru pulang dari bermain kaget melihat adiknya sedang asik main game di kamarnya.
"Yufa?" Panggil Yuki. Yufa langsung bangun dan nyengir kuda.
"Eh, si kakak cantik udah pulang, katanya pulangnya sore kak?" Yufa sudah siaga satu. Takut kalau-kalau Yuki menyerangnya dengan upil. Senjata paling mematikan. Tapi, Yuki justru merebahkan diri di ranjang dan memejamkan mata. Yufa sampai melongo.
"Yuki, Lo sakit?" Tanya Yufa. Yuki menggeleng.
"Terus kenapa?"
"Capek."
"Tumben, kalah taruhan Lo ya?" Yuki mengangguk. Yufa yang menggeleng.
"Kebiasaan Lo, kalau main kalah Mulu." Yuki langsung bangun dan menatap adiknya."Fa, padahal gue udah taruhin semua uang gue. Gue udah yakin banget kalau si hitam bakal menang. Kenapa malah kalah coba?"
"Ki, gue udah berapa kali bilang sama lo. Lo jangan pilih yang hitam. Pilih yang coklat. Susah banget di bilanginnya."
"Emang kenapa sih sama hitam. Dia itu ganteng tahu."
"Lo gila! Kecoa aja Lo bilang ganteng. Stres Lo emang!"
"Lo, kecoa coklat mana ada bagusnya. Jelek bau lagi."
"Lah, emang kecoa hitam bagus di mana? Lebih jelek lagi, lebih bau lagi!!!"
"Kecoa coklat!!"
"Kecoa hitam!!""Coklat!"
"Hitam!!"
"Yaudahlah, besok gue mau cari kecoa albino aja." Yufa bangun. "Lebih gila Lo!" Yufa langsung keluar dari kamar Yuki.🍃🍃🍃
Hari ini adalah hari Minggu. Yuki seperti biasa, nongkrong di atas genteng tempat anak kosan. Yufa yang lihat itu ikutan nongkrong di sana.
"Ki, kata mama hari ini ada anak kos baru."
"Ganteng nggak?"
"Kemaren sih gue lihat ganteng banget." Yuki langsung menatap Yufa dengan antusias.
"Miyapah?"
"Mie ayam Mpok Lis depan." Yuki langsung melongo.
"Kapan dia dateng?"
"Siang kali."
"Kamar mana?"
"Mau ngapain Lo? Pasang cctv?" Yuki senyum devil.
"Nggak boleh!!! Kalau ketahuan mama, abis Lo!"
"Kalau nggak ketahuan kan, lumayan."
"Ki, bisa nggak sih lo, nggak gila cowok ganteng!"
"Eh, ralat. Semua hal yang ganteng gue suka."
"Kenapa Lo, nggak suka sama gue?"
"Dih, emang lo ganteng. Mikir!!!"Yufa langsung manyun. "Lo juga mikir, emang lo cantik! Sampai suka cowok ganteng."
"Eh, denger ya, karena gue sadar gue nggak cantik. Makanya gue suka cowok ganteng, biar apa? Kalau gue nikah nanti memperbaiki keturunan."
"Hueeekk, halu kejauhan Lo!!"
"Bodo amat. Eh, yufa."
"Apaan?"
"Berapa hari Lo nggak ngerasain upil gue?"
"KAMPRET!" Yufa langsung kabur. Yuki buru-buru mengupil dan mengejar sang adik.
"Yufa, rasakan upil ku biar kamu tambah ganteng!!!!!"
"OGAAAHHHH!!!!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pak Guru, I Love You (Tamat)
RomanceTersedia di playstore dan KBM Yuki siswi periang yang selalu bertingkah absurd. Begitu mencintai gurunya sendiri. Sayang guru yang ia cintai adalah guru paling killer di sekolah. Mampukah Yuki menaklukan hati seorang guru killer???