Ketahuan

4.1K 348 49
                                    

Yuki mengupil dengan santai di tengah lapangan. Saat ini upacara bendera dan Yuki sedang di hukum karena tidak pakai dasi. Semua orang yang melihat Yuki menahan mual. Karena sesekali upilnya ia jilat dan nyengir. Reyhan yang melihat itu sudah gatal ingin menjitak anak muridnya.

Satu-satunya murid yang di hukum hanya Yuki. Tapi anak itu tidak ada rasa malu sama sekali. Pakaiannya juga sangat tidak rapih. Kusut dan kotor. Padahal rumahnya sangat bagus dan bersih. Ini anak kandung apa bukan sih?

Reyhan berhenti memperhatikan Yuki dan memilih mendengarkan pidato kepala sekolah. Setelah selesai upacara anak-anak pun di bubarkan dan masuk ke kelas masing-masing. Tentu saja kecuali Yuki.

Saat pak imut eh... Pak Hiburan mendekati Yuki untuk menghukum Yuki. Reyhan langsung mencegah pak imut eh... Pak Hiburan.
"Pak Hiburan, biar saya saja yang hukum." Pak Hiburan langsung menoleh dan mengangguk.
"Kebetulan pak, saya juga lagi kebelet." Reyhan menahan senyumnya dan mengangguk. Pak Hiburan buru-buru ke toilet.

Yuki yang melihat pak tamvan menghampirinya langsung mengupil dengan cepat dan ia bersihkan dengan roknya. Reyhan yang melihat itu langsung geli.
"Yuki, apa kabar?" Tanya Reyhan sok manis. Yuki melongo.
"Ba-baik, pak tamvan."
"Reyhan, Yuki. Bukan tamvan." Yuki nyengir.
"Oke Reyhan." Reyhan tersentak.
"Pakai pak, Yuki." Akhirnya Yuki yang tadi manis sekarang masam. Kesal soalnya.
"Mau bapak apa sih, tadi suruh pakai Reyhan aja. Sekarang pakai pak segala? Nanti aja manggiil pak nya."
"Nunggu apa?"
"Nunggu anak kita lahir." Yuki senyum-senyum malu amit-amit.

Reyhan kehabisan kata-kata.

🍃🍃🍃

Jeremy melihat Yuki yang tengah asik ngupil eh yang tengah asik nyapu halaman sambil ngupil. Tiba-tiba kaget karena melihat Yuki melempar sapunya lalu berlarian seperti orang gila. Ke sana kemari. Hingga pak Reyhan terlihat menegur Yuki. Yuki nyengir dan memperlihatkan sesuatu. Membuat Reyhan terlonjak kaget dan kabur dari sana. Jeremy menahan tawa melihat kelakuan Yuki.

Si cantik yang melihat jeremy jadi ikutan kepo.
"Jer, lihat apa sih?" Tanya cantik.
"Yuk... Eh... Enggak kok. Bukan apa-apa." Jeremy langsung buang muka. Cantik melihat keluar kelas. Lalu mendengus sebal. Yuki lagi Yuki lagi.

Pelajaran pun di mulai. Tak lama Yuki masuk sambil cengar-cengir dengan membawa kantung plastik setengah kiloan.
"Apa itu Yuki?" Tanya Bu Siti.
"Harta karun, Bu," jawab Yuki dengan bangganya. Bu Siti yang kepo akhirnya mendekat dan ingin melihat benda yang di sebut harta Karun itu.

"Coba ibu lihat." Yuki langsung menyembunyikannya. "Jangan, Bu."
"Yuki, ibu mau lihat sebentar."
"No, jangan memaksakan kehendak ibu. Itu tidak baik." Bu Siti malah jadi tambah kepo. Ia merebut plastik itu dan memperhatikan apa yang ada di dalamnya. Detik berikutnya Bu Siti langsung teriak dan melempar plastik itu. Yuki panik... Saat Yuki hendak mengambilnya harta karunnya keluar dari plastik. Membuat semua anak sekelas teriak histeris. Terutama yang perempuan.

"Oh no... Kecoa albino ku!!!!!!"

🍃🍃🍃

Lagi-lagi Yuki di hukum di depan kelas. Padahal kan bukan salah Yuki. Yuki merasa tidak adil. Ibu Siti yang kepo. Kecoa albino kabur. Yuki yang di hukum. Kampret moment ini namanya. Dan jahatnya lagi. Yuki di larang mengupil selama pelajaran Bu Siti berlangsung. Gila... Gilaaaa!!!!

Jeremy geleng-geleng kepala melihat tingkah Yuki yang tidak ada habisnya ini. Jeremy merasa aneh dengan kakinya. Seperti ada yang bergerak di bawah sana. Jeremy langsung melihat ke kolong meja. Matanya melotot.
"Harta Karun Yuki," gumamnya. Jeremy geli. Tapi kalau ia teriak. Pastilah malu sekali. Akhirnya dengan keberanian tingkat dewa. Jeremy mengambil kecoa albino itu dan ia masukkan ke dalam plastik. Entah dari mana plastik itu. Setelah di rasa aman. Jeremy menaruhnya di laci mejanya.

Jam istirahat Yuki mulai mengantuk dan hendak mengupil. Namun di tahan oleh jeremy.
"Apa? Mau ikut-ikutan ngelarang gue ngupil?" Ujar Yuki. Jeremy menggeleng. Ia mengeluarkan plastik yang ia simpan di kolong meja. Yuki yang melihat itu langsung girang bukan main.

Jeremy ia peluk dengan erat. "Makasih ya, Lo ternyata baik banget. Ini harta Karun gue. Jeremy mau upil gue? Sebagai tanda terima kasih?" Jeremy melotot dan langsung mendorong Yuki hingga jatuh. Yuki ngakak melihat ekspresi jeremy. Yuki bangun dan menepuk pantatnya.

"Gila keren banget Lo, Jer. Lo takut upil tapi nggak takut kecoa. Cowok idaman. Wkwkwkwkw." Jeremy pasang wajah geli dan langsung kabur ke luar kelas.

🍃🍃🍃

Yuki pulang agak belakangan. Ia bermain-main dulu tadi dengan albino. Sampai ia melihat pak Reyhan keluar dari sekolah dengan berjalan kaki. Eh... Tumben amat. Yuki yang kepo akhirnya ikut pulang di belakang Reyhan.

Rumah Yuki memang tidak jauh dari sekolah dengan berjalan kaki saja cukup. Yuki terus mengikuti pak Reyhan. Semakin diikuti Yuki semakin heran. Karena arah jalan pak Reyhan sama dengan arah rumahnya. Yuki langsung tersenyum lebar. Jangan-jangan....

Yuki berlari mengejar Reyhan. Hingga Reyhan membuka gerbang rumah Yuki. Karena gerbang kos dan gerbang rumah Yuki jadi satu. Tepat saat itu Bu Kiki ada di depan pintu.

"Pak Reyhan!" Teriak Yuki. Reyhan gemetar. Ia menoleh dengan takut.
"Yu-yuki...." Yuki nyengir kuda.
"Pak Reyhan mau lamar aku ya???" Teriak Yuki. Membuat Bu Kiki melotot. Reyhan hampir pingsan. Kecoa albino mati. Seluruh penghuni kos merasa lega.

Mati aku!

Pak Guru, I Love You (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang