Yuki yang notabene nya tidak pernah sakit. Mendadak jadi anak paling berpenyakitan di dunia. Ia merengek sana merengek sini. Minta ini dan itu. Harus begini harus begitu. Kedua orang tua Yuki sampai pusing di buatnya. Yufa yang memperhatikan itu hanya mendesah malas dan asik bermain dengan kecoa coklat kesayangannya.
"Mama, pak Reyhan mana?" Tanya Yuki sok lemas. Kiki bingung.
"Kenapa emang?" Tanya Kiki.
"Mau lihat wajah pak Reyhan."
"Lagi istirahat Yuki. Jangan di ganggu ah. Nggak enak." Yuki langsung mewek mulutnya di buat sedramatis mungkin. Yufa yang melihat itu ingin sekali memasukkan kecoa kesayangannya ke mulut itu. Biar tau rasa!
Eh... Nggak jadi ah. Sayang kecoanya. Kasihan. Yufa kembali keluar dari kamar sang kakak."Yufa!" Yufa berhenti tepat di langkah ke dua. Dengan malas Yufa menoleh.
"Apa?" Tanya Yufa sembari mengecup punggung kecoanya.
"Tolong panggil pak Reyhan ke sini. Kasihan kakakmu. Badannya menggigil." Yufa manyun tapi tetap Yufa laksanakan perintah sang mama.Yufa berjalan menyusuri tangga kosan. Ia membalas setiap sapaan dari semua anak kos yang melewatinya.
"Yuki masih sakit?" Tanya mereka. Yufa hanya mengangguk dengan malas.
"Semoga lama sembuhnya...." Mereka langsung buru-buru kabur. Yufa menarik nafas dalam. Yufa tau anak penghuni kosan pastilah suka kalau Yuki sakit. Karena mereka tidak akan terganggu oleh kelakuan kakaknya itu.Tapi bagaimana dengan pak Reyhan itu. Udah jadi gurunya. Jadi anak kosan di sini juga. Sekarang, harus merawat kakaknya yang gesrek itu. Yufa lagi-lagi hanya bisa mengelus dada, memikirkan nasib pak Reyhan sekarang.
🍃🍃🍃🍃
Reyhan menarik nafas panjang sebelum keluar dari kamar kosnya. Ia tahu hal seperti ini akan terjadi. Reyhan melihat Yufa yang nampak asik mengusap kecoanya. Reyhan begidik geli berjalan di samping Yufa. Takut kalau kecoa itu tiba-tiba terbang dan hinggap di wajahnya seperti waktu kecil dulu. Hii... Membayangkannya saja sudah merinding sekujur tubuh Reyhan.
"Pak Reyhan?" Reyhan menoleh dengan ragu.
"Ya?"
"Kalau bapak nggak sanggup, bisa kabur kok." Reyhan mengerutkan dahinya. Separah apa sih emang kalau Yuki sakit? Sampai Yufa bicara seperti itu?"Yufa, memang Yuki separah itu?" Tanya Reyhan penasaran. Yufa bingung menjelaskannya. Ia mengusap kecoanya lagi. Lagi-lagi Reyhan merinding dan geli.
"Parah sih enggak. Cuma ngeselin, Pak."
"Panggil kakak aja atau Abang. Saya merasa tua kalau kamu juga manggil saya Pak." Yufa mengangguk."Aku nggak bisa jelasin, kak. Aku cuma bisa bilang, kalau kakak nggak sanggup mending kabur aja. Jangan masuk kamar Yuki." Yufa langsung berjalan lebih dulu meninggalkan Reyhan.
Reyhan mencoba meyakinkan dirinya. Yuki hanya manusia biasa. Yuki perempuan, Yuki muridnya, Yuki baru berusia 15 tahun. Apa yang bisa Yuki lakukan pada Reyhan. Hingga membuat Reyhan ketakutan? Hanya kecoa! Tunggu... Kecoa?
Jangan bilang di kamar Yuki penuh dengan kecoa? Oh no!!!
🍃🍃🍃🍃
Reyhan perlahan mengetuk kamar Yuki. Jantungnya mulai berdebar takut ketika pintu terbuka, kecoa berterbangan. Hah... Apa sih? Nggak mungkin Yuki sejorok itu. Bukan...bukan...nggak mungkin ibu Kiki membiarkan kamar anaknya jadi sarang kecoa. Ya itu yang betul. Kalau Yuki mah, bisa aja ngelakuin hal itu.
Tak lama pintu terbuka. Reyhan menahan nafasnya dan mencoba menunduk. Takut kalau benar ada kecoanya.
"Nak Reyhan?" Panggil Bu Kiki. Reyhan langsung melihat Bu Kiki dan nyengir di sana.
"Kamu ngapain?" Tanyanya lagi. Reyhan buru-buru menggeleng. "Yaudah, ayo masuk. Maaf ya ngerepotin." Reyhan hanya tersenyum kecil dan masuk ke dalam kamar Yuki. Reyhan sedikit bengong, mengetahui kalau kamar Yuki bersih dan wangi. Ah... Mungkin karena Yuki sakit jadi yang beresin kamar ibu Kiki. Ya... Bisa jadi.Yuki nampak tidur dengan tenang di ranjangnya. Tanpa sadar Reyhan menyunggingkan senyum. Ternyata kalau tidur begitu Yuki nampak manis dan imut sekali.
"Yuki, pak Reyhan sudah datang." Yuki yang mendengar itu langsung bangun dan menatap Reyhan.Reyhan mendadak canggung melihat tatapan Yuki entah sejak kapan terlihat sangat menggemaskan. Yuki terlalu imut kalau begini. Reyhan berusaha tenang dan bersikap biasa saja.
"Pak Reyhan, bapak beneran dateng buat Yuki?" Tanyanya. Reyhan tersenyum setulus mungkin. Ia tahu, Yuki hanyalah anak remaja yang masih sangat labil. Reyhan tidak boleh terbawa suasana.
"Iya Yuki. Biar Yuki cepat sembuh. Kakinya masih sakit?" Tanya Reyhan perhatian. Yuki melihat lututnya yang masih bengkak dengan lilitan perban di atasnya."Masih. Sakit banget." Reyhan mencoba menelan Salivanya. Kenapa Yuki jadi imut sekali sih?
"Nak Reyhan. Ibu tinggal ya." Reyhan tersentak. Tinggal? Artinya Reyhan akan berdua di kamar ini dengan Yuki? Apa tidak masalah?"Jangan Bu, saya tidak enak."
"Tidak apa-apa. Ibu percaya dengan Reyhan." Reyhan mati kutu. Bu Kiki pun keluar dari kamar Yuki dan menutup pintunya. Reyhan nampak canggung."Pak Reyhan," panggil Yuki manis.
"I-iya, Yuki." Sialan, kenapa jadi canggung sih? Grutu Reyhan dalam hati.
"Bisa minta tolong nggak, Pak?"
"A-apa?"
"Ambilin kotak sepatu di bawah ranjang Yuki." Reyhan mengerutkan keningnya. Kotak sepatu bawah ranjang?"Di mana?"
"Di bawah aku Persis, maaf ya, Pak." Reyhan hanya bisa mengangguk dan mencoba mencari kotak itu. Yuki tersenyum melihat Reyhan yang menunduk di bawahnya. Yuki yang gemas mencoba mengusap kepala Reyhan. Membuat Reyhan tersentak dan kepalanya terbentur kayu ranjang."Auu...!!" Teriaknya. Yuki langsung pura-pura tidak tau apa-apa. Reyhan menatap Yuki.
"Kamu barusan pegang kepala saya ya?" Tanya Reyhan.
"Enggak, Pak. Yuki dari tadi diam aja."
"Yang benar?"
"Serius, Pak." Reyhan mengusap kepalanya yang terbentur tadi. Lalu berusaha kembali mengambil kotak sepatu yang di maksud Yuki.Reyhan menemukannya dan memberikannya pada Yuki.
"Makasih bapak, love you." Reyhan hanya geleng-geleng kepala. Di rumahnya aja Yuki berani berucap seperti itu. Perlahan Yuki membuka kotak sepatu itu. Reyhan sudah menjauh, takut kalau isinya adalah kecoa. Yuki sudah membuka kotak itu semuanya. Namun tidak ada yang keluar dari dalamnya. Artinya aman. Reyhan pun kembali mendekat dan melihat apa yang ada di dalam kotak itu.Seketika Reyhan menelan ludahnya dengan susah payah.
"Yu-Yuki... Itu... Itu apa?" Tanya Reyhan was-was. Yuki melihat Reyhan sembari tersenyum. Ia ambil satu dari dalam. Dan mendekatkan itu pada Reyhan."Cuma bayi tikus." Reyhan melotot dan hendak kabur. Saat Reyhan membuka pintu. Yufa muncul dan membuat Reyhan terbentur pintu. Reyhan terjengkang ke belakang. Yufa yang tidak tahu langsung buru-buru menolong Reyhan dengan tangan yang ada kecoanya. Reyhan langsung panik.
"AAA... KECOA!!!!!!" Kecoa yang panik mendengar jeritan Reyhan langsung terbang dan hinggap tepat di hidung Reyhan. Saat Reyhan hendak teriak lagi. Yuki dengan susah payah loncat dan membungkam mulut Reyhan dengan telapak tangannya yang baru saja memegang bayi tikus.
Reyhan seketika pingsan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pak Guru, I Love You (Tamat)
RomanceTersedia di playstore dan KBM Yuki siswi periang yang selalu bertingkah absurd. Begitu mencintai gurunya sendiri. Sayang guru yang ia cintai adalah guru paling killer di sekolah. Mampukah Yuki menaklukan hati seorang guru killer???