perkenalan

7K 552 91
                                    

Yuki duduk manis di bangku paling belakang. Karena memang Yuki telat. Dan bangku yang tersisa hanya yang bagian belakang. Sikap cuek Yuki membuat anak-anak lainnya sering melirik Yuki. Dan Yuki pun tak peduli.

OSIS datang ke kelas mereka. Dan mulai membuka kelas. Yuki tak begitu dengar dengan baik karena memang Yuki tak mau mendengarkan. Hingga tiba-tiba Yuki melihat anak-anak lainnya maju satu persatu ke depan kelas dan memperkenalkan diri mereka.

Hingga tiba giliran Yuki. Dengan malas Yuki bangun dan berjalan santai ke depan. Ia mengunyah permen karet rasa duren. Memasukkan kedua tangannya di saku rok yang sudah di modifikasi.

"Nama gue, Yuki katrok." Singkat. Tapi mampu membuat seisi kelas tertawa terbahak-bahak. Sampai OSIS pun sama tertawanya. Pundak Yuki di tepuk salah seorang senior. Membuat Yuki memperhatikan siapa yang berani menepuk pundaknya. Wow...babang tamvan. Nggak masalah bagi Yuki asal babang tamvan cewek tamvan. Guru tamvan. Yuki ijinkan menyentuh tubuh Yuki. Asal jangan keperawanan aja. Hak hak hak.

"Nama asli kamu siapa dek?" Tanya babang tamvan.
"Yuki."
"Asli nama kamu Yuki?"
"Iya."
"Asli Yuki katrok?" Tanya kakak cantik. Yuki mengangguk lagi. Eh menggeleng. Lagi-lagi seisi kelas tertawa terbahak-bahak. Yuki hanya menyunggingkan senyum. Recehhh

"Jadi nama asli kamu Yuki siapa?"
"Yuki Kasmiati."
"Wanjiir....!!!" Sekelas ketawa lagi. Mereka sampai ampun-ampunan menahan tawa. Karena perut mereka sudah sangat sakit. Kini Yuki yang bingung. Apa yang lucu? Lah itu emang nama aslinya?

Babang tamvan semakin erat merangkul pundak Yuki. Yuki merasa senang. Hahaha.
"Yuki, serius itu nama asli kamu dek?"
"Ia, nama asli saya Yuki Kashiwagi. Tapi kebanyakan ibu-ibu di komplek rumah sudah nyebutnya jadi sama mereka di ganti jadi Yuki Kasmiati," jelas Yuki membuat semua orang menahan tawa untuk kesekian kalinya.

Akhirnya sesi perkenalan selesai dengan semua murid dalam kondisi perut kram.

****

Mereka semua sekarang keluar kelas. Karena semua murid baru, harus di gabung di lapangan. Mereka berbaris dan mendengarkan informasi. Setelah selesai mereka di bagi kelompok untuk mengikuti MOS.

Yuki masuk kelompok bebek. Nama yang absurd banget. Bebek. Kenapa harus bebek? Sementara yang lain bagus dan sangar. Singa. Macan. Buaya. Merpati. Kenapa Yuki bebek? Alamat kelompok Yuki akan menjadi kelompok lemot ala bebek.

Dan parahnya lagi. Yuki mendapat kakak panitia yang iyuh...jelek banget. Item dekil bau asem. Siapa namanya? Bejo. Sekolah apa ini? Kelompok Yuki sedang menentukan ketua kelompok. Dan sialnya semua orang memilih Yuki menjadi ketua mereka. Apalah daya? Yuki pasrah.

Ketika semua orang sibuk mendengarkan penjelasan kakak OSIS. Yuki malah asik ngupil dan menempelkannya di tembok sampingnya. Atau kalau lagi jauh dari tembok, Yuki akan menempelkannya di rok temannya. Hahaha.

"Yuki," panggil Bejo. Dengan malas Yuki menoleh. "Oy," jawab Yuki malas.
"Lo ketua kelompok malah asik ngupil?" Tegur Bejo. Yang di tegur asik aja.
"Yuki!!"
"Iya ih, bawel amat." Yuki maju ke depan. Dan memberikan interuksi. "Jadi, ingat kita akan membawa ini dan itu, kita hanya di beri waktu satu jam. Dan air minum satu liter. Kalau ada yang laper, rogoh kantung masing-masing. Karena enggak ada jatah makanan. Terus kalau haus ya harus berbagi. Paham?"

Mereka semua mengangguk. Bejo bengong. Padahal nih anak dari tadi asik ngupil tapi ternyata paham apa yang di intruksikan. Yuki, mengedipkan sebelah matanya ke arah Bejo. Membuat Bejo akhirnya mengangguk bangga. Ia mendekat ke arah Yuki dan menepuk pundaknya. Layaknya seorang bapak yang bangga pada anaknya. "Ayah bangga nak, ayah akan ijinkan kamu untuk terus mengupil sesukamu." Yuki mengacungkan kedua jempol nya. Sementara anak-anak lainnya menyoraki mereka.

****

Yuki menyeka keringatnya dengan rok pendeknya. Untunglah Yuki selalu memakai celana olahraga miliknya saat SMP. Jadi santai saja bagi seorang Yuki mengangkat rok.
"Jaga etika mu." Yuki menoleh.
"Wah pak guru tamvan...kok di sini?" Tanya Yuki.
"Nama saya Reyhan, jaga sikap kamu."
"Siap, Pak!" Yuki langsung berdiri tegak dengan tangan kanan hormat.
"Nggak usah lebay."
"Serba salah." Yuki langsung pergi ke arah kelompoknya.

Pak Reyhan menatap punggung hingga Yuki masuk ke dalam kelompoknya. Dan sempat melirik ke arah pak Reyhan. Namun pak Reyhan dengan cepat melenggang pergi. Yuki mencoba bersikap acuh.

Hingga waktunya bagi mereka untuk pulang sekolah. Aktifitas melelahkan berhasil Yuki lewati. Dan temen Yuki sudah lumayan banyak. Walau kebanyakan mereka yang kenal Yuki. Kalau Yuki di tanya kenal apa enggak? Jawabnya pasti. "Entahlah, gue coba fikir dulu."
Menyebalkan memang si Yuki ini.

Pak Guru, I Love You (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang