2. "Let's end here, Freya"

523 65 109
                                    

Wets judulnya gak nyelow ya wkwkwk

Pagi² Chii udah mau bikin mood kalian bete aja wkwkwk :V

Enjoy!

•°•°•°•

"Kamu yakin gak apa-apa?" tanya Lesley berusaha memastikan temannya itu baik-baik saja.

Freya yang baru saja turun dari mobil milik Gusion mengangguk pelan. Merasa tidak enak karena saat mereka berdua sedang mengobrol di bangku taman pusat kota Dawn, pacar Lesley itu datang dan menjemputnya.

Entah bagaimana bisa Gusion tahu Lesley ada disana sedangkan daritadi pun Lesley masih sibuk menghibur dirinya yang sedang merenung sedih.

"Thanks ya." ucap Freya, ia membungkukkan badannya melihat dua pasangan yang baru saja bersama belum lama ini.

Gusion yang berada di depan setir kemudi hanya mengangguk dan Lesley masih setia memandangnya khawatir.

"Aku beneran gak apa-apa, Ley." Freya berusaha menetralkan ekspresinya kembali seperti semula. Tidak mau membuat temannya cemas terus-menerus."Kamu sebaiknya pulang."

"Okay, tapi.." Lesley tersenyum tipis setelah menghembuskan napasnya melihat Freya kini baik-baik saja."...kalo butuh sesuatu bilang ya."

Freya terdiam. Masih memikirkan perkataan Lesley belum lama ini.

"Selama ini kamu yang selalu melindungi aku, Fre. Bahkan disaat Miya gak sengaja bicarain soal prestasi yang kubakar itu setahun yang lalu. Kamu sama sekali gak mau aku terus kepikiran." Lesley tersenyum pada Freya yang masih berdiri di depan rumahnya.

"Jadi, biarkan kali ini aku yang jaga kamu ya?" Lesley kini mengambil tangan temannya itu dari jendela mobil yang ia buka. Menatap temannya penuh harap karena baru kali ini Lesley melihat Freya menunjukkan ekspresi putus asa seperti itu.

Seulas senyum tipis terpasang di bibir Freya, ia mengangguk saja mendengar Lesley bicara. Dia sudah terlalu letih dengan segala perasaan yang ia pendam selama ini.

Setelah itu, Freya melepaskan tautan tangannya. Termundur perlahan membiarkan kaca jendela itu naik menutup. Mobil Gusion mulai berjalan meninggalkan dirinya di kompleks perumahan Nost Gal yang ia tinggali.

Melihat mobil tersebut telah pergi, Freya berbalik masuk ke dalam rumahnya. Rumah yang sederhana dibuat oleh mendiang ayah mertuanya diberikan pada Zilong sebagai hadiah pernikahannya.

Dia ingat saat mereka baru pindah, Zilong mengecat ulang dinding rumah ini yang mulai memudar. Hal itu justru mengundang tanya pada Freya yang saat itu tidak mengerti apapun.

"Karena ini peninggalan ayahku meskipun beliau sudah tiada. Dengan mengecatnya ulang, aku bisa merasakan kehadirannya dengan mengembalikan warna pada rumah ini." Zilong meringis saat Freya mengomelinya karena memasuki rumah dengan wajah dan tubuh belepotan dengan cat dinding.

Freya tersenyum tipis mengingatnya, ia beralih memasuki rumah dan menyalakan lampu.

"Aku pulang."

Tidak ada yang menyahut. Sepi.

Entah mengapa melihat betapa kosongnya rumah ini semakin lama membuat Freya semakin hampa karena tidak merasakan kenyamanan yang biasa Zilong lakukan dulu setiap dia pulang sekolah. Peduli atau tidak, Freya selalu disambut hangat oleh cowok itu setiap ia kembali ke rumah. Rumah yang telah mengubah status hidupnya.

Our Secrets [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang