11.Rumah Pohon

21 4 0
                                    

Alena dkk, Rangga dan Andre sudah berada di kantin. Alena tidak bakal ke kantin jika tidak dipaksa Rangga dan lainnya.

"Dis, pesenin makanan dong. Males nih." Suruh Alena.

"Nah iya dis, pesenin dong." Balas Ranti terkekeh.

"Lu kira gua pelayan, HAH!?" Ketus Disa.

"Berantem aja lu bertiga, sebagai cowok yang keren gua bakal pesenin kalian semua." Ujar Rangga.

"Tumben amat lu nyet." Tukas Andre.
"Dibaikin salah, dijahatin apalagi." Balas Rangga. Andre hanya terkekeh.

"Bagus deh rang pesenin gua ya. Sekalian traktir lah rang berbuat baik ga boleh setengah tengah." Ujar Disa.

"Hmm boleh."
"Yaudah Len lu mau apa?" Tanya Rangga kepada Alena. Jelas, Alena yang harus pertama ia tanyakan. Hehe.

"Es teh bang jon sama nasgor mbak Yati." Ujar Alena.
"Elehh giliran Alena aja paling dulu lu." Tukas Andre.

"Bacot bat lu! Gua ga traktir lu dah kalo gitu." Ancam Rangga.
"Gitu lu Ama temen."
"Yaudah yang lain pesen apa?, GC!" Tanya Rangga penuh penekanan.

Sedangkan yang lain mendengus kesal. Kenapa giliran Alena ditanya dengan nada yang lembut gilaran kami?. Sabar aja akutuh mas.

"Jus mangga sama mie ayam bang Udin." Ujar Ranti.
"Air mineral sama bakso" Ujar Disa.
"Kopi es sama nasi kuning." Ujar Andre. "Oke."

"Ehh woi lu ikut gua juga buat bawa makanan." Tolong Rangga kepada Andre. Eh tidak ini bukan minta tolong melainkan menyuruh!.

"Yaelah babi bat lu, gua kan mau duduk diantara bidadari cantik ini."

Sebuah tangan pun mendarat ke tengkuk kepala Andre sehingga membuatnya meringis.

"Kebiasaan bat lu Jing."
"Toxis Mulu lu nyet."
"Lu juga tai".

"Woii lu malah debat cepetan pesan! Cacing diperut gua sudah bergoyang." Omel Disa.

Tanpa aba aba Rangga langsung menarik kerah baju belakang Andre sehingga membuat Andre tertarik.

"Gua bisa jalan nyet! Gausah tarik tarik begini malu bego!" Omel Andre, Rangga langsung melepaskannya.

Rangga dan Andre datang membawa pesanan makanan.

Mereka pun langsung memakan makanan tersebut hingga habis.

-------

Dikelas ada sebuah kertas yang mendarat didepan Alena. Ia membukanya pelan pelan karena ada guru yang sedang mengajar kelasnya.

Dikertas itu terdapat tulisan.

Hai Alena cantik! Nanti pulang sekolah bareng gua ya... Ga ada penolakan pokoknya! Tunggu diparkiran aja

-Rangga.

Alena tersenyum setelah membaca surat itu. Ternyata Rangga tidak bosan untuk mengantar-jemputnya.

Alena langsung bergegas untuk menaruh kertas itu disakunya karena sudah ada mata elang yang menatapnya. Siapa lagi kalo bukan gurunya.

°°

Bel pulang sekolah pun sudah berbunyi Rangga sudah berada diparkiran untuk mengajak Alena pulang.

"Maaf lama." Ucap Alena kepada Rangga.
"Santai aja."
"Yaudah ayu langsung jalan." Lanjut Rangga.

Alena langsung memakai helm tanpa menjawab Rangga. Ketika motor Rangga sudah jalan banyak tatapan siswa SMA TunaBangsa yang menatap iri.

Yah Alena Bebeb gua makin Deket sama botol kecap.

The Color Of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang