24. Jadian

15 3 0
                                    

Cuma mau kasih tau, aku gak bakal kasih author note lagi ataupun tanya2 tentang cerita ini ataupun minta vote ini, percuma gak ada yang nanggepin, so ini terakhir untuk author note aku, tapi kalo ada sesuatu yang penting akan aku kasih tau, bye. Nikmati lah cerita ku yang tidak jelas ini.

*****
Kini Rangga sudah kembali menjadi seperti dulu, sosok humoris nan mudah senyum. Aleta pun ikut bahagia karena Rangga bisa seperti dulu kembali.

Sudah 2 bulan Rangga melewati hari tanpa Alena, dan sekarang laki itu memilih untuk kembali kepada Alena, ia kangen, walaupun kedekatan nya ini tak baik untuk hati nya sendiri.

Tapi Rangga mempunyai prinsip.

Mendekatlah jika ingin menjauh.
Menjauh lah jika ingin dekat.

Itu lah prinsip Rangga, jika ia menjauh dengan Alena, maka ia akan semakin cinta dengan Alena, jika ia dekat dengan Alena? Mungkin ia bisa menghilangkan Rasanya sedikit demi sedikit, walaupun beberapa kali hati nya tergores ketika melihat kemesraan Angga-Alena.

Seperti sekarang Angga dan Alena sedang makan bersama, Rangga hanya menatap mereka berdua dengan fake smile, hati nya sakit melihat kemesraan ini, tapi Rangga rasa, ia akan terbiasa melihat pemandangan ini "yang jomblo mah bisa apa." Sindir Rangga.

"Sabar atuh bang, nanti juga ada yang nempel sama Abang." Andre ikut menimbrung, yang lain pun tertawa.

Posisi duduk mereka Disa didepan Ranti, Andre di depan Angga dan Alena didepan Rangga, mereka berenam asyik, menghabiskan waktu istirahat bersama.

"Iri aja Lo, cari cewek makanya!"

Rangga mendengus mendengar celetuk Alena "lu kira cari cewek gampang banget ya?" Alena terkekeh.

"Gausah cari yang susah bang, eneng belum taken nih." Celetuk Disa. Yang lain pun menatap Disa heran, apa Disa suka dengan Rangga?.

"Apa kalian liat-liat!" Sinis Disa.

"Lu suka sama Rangga?" Tanya Ranti.
"Iya lah, cowok ganteng nan baik kayak Rangga mah gak boleh di anggurin!" Jawab Disa, yang lain melongo, jadi selama ini Disa suka dengan Rangga?

"Wah serius lu?" Tanya Andre.

Disa mengangguk "daebak!"

"Gila kayak nya udah pada punya pasangan sendiri, aku mah apa atuh, cuma butiran abu."

Andre menyentil dahi Ranti "butiran debu bukan abu!" Ranti mencerutkan bibirnya.

"Itu kode Dre, minta di tembak, biar status jones nya ilang." Celetuk Angga.

Andre menengok kearah Angga dan beralih menatap Ranti "oh mau ditembak ya? Kebetulan gua udah suka, cinta, sayang banget sama lu, gua tembak ya?"

Andre doang, yang kalo mau tembak cewek bilang-bilang, gak ada romantis-romantisnya!

"WOI PARA PENGHUNI KANTIN, GUA MAU UMUMIN KALO GUA UDAH RESMI JADI PACAR NYA RANTI!" Teriak Andre, membuat ratusan bola mata memusatkan mata nya ke arah Andre.

Sedangkan Ranti sudah menahan malunya, ini bukan ditembak! Yang lain hanya cekikikan melihat tingkah laku Andre.

Wes pasangan baru nih masih anget kayak gorengan mba Yati, boleh kali PJ nya

Waduh cara nembak kayak gitu ya? Ngakak gua

Buset! Gak ada romantis-romantisnya banget si lu Dre, sini gua ajarin jurus buat bikin orang pada meleleh.

Kira-kira itu lah celetohan siswa tunabangsa.

"Oke, lu udah resmi jadi pacar gua, gak usah khawatir lagi." Ucap Andre kepada Ranti sambil merangkul cewek itu.

Ranti mendengus "gak romantis!"
"Mau romantis tapi gak tulus, apa gak romantis tapi tulus?"

"Opsi kedua lebih baik." Yang lain pun menabok jidat nya masing-masing, pasangan baru ini sangat aneh.

"Yaudah yuk beb, kita ke kelas aja." Ajak Andre dan merangkul Ranti untuk ikut pergi.

Yang lain pun meneriaki passangan baru itu, pasal nya mereka berdua belum membayar makanan kantin,

Kampret banget

"Yaudah yuk balik ke kelas." Ajak Alena. "Duluan gih, sama Angga, gua mau nempel sama Rangga dulu." Alena mengangguk.

Setelah mereka berdua pergi, Rangga langsung mencerocos "woi, lu beneran suka sama gua? Gua tau gua ganteng tapi harus banget ya kalo cowok itu gua? Ogah banget gua disukain sama lu."

"Iya emang kenapa? Gak boleh?" Rangga menatap Disa, menyelidik.

"Udah si lu diam aja, sebenaranya--" Disa melanjutkan kata-kata dengan cara membisikkan Rangga, agar tak ada seorang pun yang tau terkecuali dirinya, Rangga dan tuhan.

Setelah Disa berbisik, Rangga menatap Disa dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.

"Yaudah yuk ke kelas!" Ajak Disa dan langsung menarik lengan Rangga.

-----
Tak terasa bel pulang sudah berbunyi, siswa SMA tunabangsa sudah berhamburan untuk pulang kerumahnya nya masing-masing.

"Lo yakin dis? Apa ini ampuh? Kalo misalnya--" Disa langsung memotong ucapan Rangga "udah lu ikutin aja rencana gua, gausah banyak bacot."

Angga berjalan mendekat ke arah kelas Alena, sudah pastikan cowok itu menjemput Alena.

"Woi lu berdua ngapain nongkrong didepan kelas, bukan nya pulang." Tegur Angga kepada Rangga dan Disa.

"Suka-suka dong." Celetuk Disa.

Tiba tiba Alena datang "wah ngapain nih pada ngumpul." Sontak yang lain menengok ke arah Alena.

"Gak ngapa-ngapain si Len, pengen pulbar Ama Rangga nih gua, biasa pasangan baru masih anget." Ucap Disa, membuat Alena dan Angga melongo, secepat itukan mereka pacaran?

"Gila! Lu pacaran juga? Asik banget, tanggal jadian kita sama! Bisa rayain sama-sama jadinya." Ucap Ranti, yang tiba-tiba nongol dengan Andre.

Andre menepuk bahu Rangga "PJ jangan lupa!"

"Yeh monyong, lu aja gak ngasih PJ."

Mereka berenam pun tertawa, tapi entah kenapa ada rasa tak rela dihari Alena jika Rangga dimiliki orang lain.

"Yaudah yuk ah, kita pulang a." Ajak Disa dengan embel-embel 'aa', membuat siapa pun yang mendengarnya bergidik geli.

"Iya, zeyeng."


The Color Of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang