15.Bertemu kembali (1)

20 4 0
                                    

Tak perlu takut jatuh cinta karena suatu saat kamu akan menemui seseorang yang benar-benar bisa membuat hidupmu lebih berwarna daripada sebelumnya.
-AlenaDwiSatya

*****
"Selamat pagi sang penghuni kelas." Sapa Disa dengan suara cemprengnya.

"Pelanan dikit suara lu dong." Omel Ranti. Disa tidak menggubris perkataan Ranti dan langsung duduk ditempatnya.

"Eh kan ada murid baru loh." Ucap Ranti.

"Ah masa sih? Cowok apa cewek? Ganteng gak?" Tanya Disa.

"Satu satu kampang nanya nya."
"Dia cowok, kayaknya sih juga ganteng. Dan dia dulu satu SMP sama kita Len." Jawab Ranti

Merasa namanya disebut,Alena pun tertarik sama pembicaraan sahabatnya itu.

"Masa sih?" Ucap Alena
"Serius Len, dua ruis malah." Ucap Ranti.

"Masa sih Ran, emang kita dulu satu SMP sama anak baru itu?" Tanya Alena penasaran.

"Iya Len, gua gak bohong."
"Lu tau dari mana kalo dulu anak baru kita satu SMP sama kita?" Tanya Alena kepada Ranti.

Ranti menggaruk tengkuknya. "Heheh sebenarnya tadi pagi gua keruang Tata usaha dan gak sengaja liat Data anak baru itu."

"Berarti lu tau dong namanya?" Tanya Alena.

"Nah itu dia gua belum sempet liat, gua cuma liat potonya sama nama SMP nya yang dulu."

"Tapi gua rasa kayaknya tuh cowok familiar banget, gua merasa udah kenal akrab gitu." Lanjut Ranti.

"Lu mah emang sokab."

"Wow, Len, Ran kalo lu pada kenal? boleh kali comblangin gua." Celoteh Disa.

Alena langsung menoyor kepala Disa "giliran yang cogan aja lu semangat banget."

"Yaelah pelit amat lu Ama sahabat sendiri kan gua jomblo."

Alena dan Ranti langsung menjitak kepala Disa.

"Tadi di Toyor sekarang di jitak." Omel Disa sambil memegang kepalanya.

"Lagian lu, kan kita bertiga jomblo."

Mendengar perkataan Alena, Disa langsung menjawab "yeh lu mah udah punya gebetan masing masing, lu kan Ama Rangga Len, lu juga Ran lu kan udah sama Andre."

"Woii apaan apaan lu dis nama gua disebut sebut." Sewot Andre yang kebetulan baru datang.

"Eh Andre gini jadi kata Ranti dia suka sama lu." Jelas Disa.

Ranti menatap tajam Disa seperti ingin memakan mangsanya.

"Widih, bener Ran?" Tanya Andre.
"Lu dengerin Disa? Berarti lu sama gak warasnya sama Disa!" Omel Ranti.

"Udah lu berdua ngapa jadi ribut kalo emang pada suka yaudah jadian ribet amat lu pada." Lerai Alena.

"Oh Ranti ngasih kode biar gua tembak? Tunggu aja Ran." Ucap Andre sambil menepuk bahu Ranti.

Andre langsung pun pergi keluar kelas karena bel masuk memang belum berbunyi.

"Ah lu si berdua, gua jadi ketauan suka kan sama an-" ucap Ranti sambil menutup mulutnya dia keceplosan.

Disa dan Alena? Sudah jangan ditanya mungkin mata mereka sudah keluar dari tempatnya.

"Tercyduk kau wahai mba Ranti." Goda Disa.
"Hahah bakal ada yang ganti status nih." goda Alena

Ranti pun tertunduk malu, sekarang pipinya sudah merah seperti kepiting rebus.

"Udah ah dis, kesianan anak orang jadi blushing." Ucap Alena.

"Haha iya, yaudah yuk keluar kelas kita upacara belnya udah bunyi." Ajak Disa.

"Eh tunggu, kalian jangan bilang Andre kalau gua suka dia ya? Ya ya?" Mohon Ranti yang menampilkan puppy eyes nya.

Alena dan Disa pun mengacungkan jempolnya.

-------
Sekarang adalah surga dunianya murid SMA TunaBangsa. Karena bel istirahat sudah berbunyi.

Tapi aneh sekali karena istirahat kali ini lebih ramai.

Dikoridor the kucer pun menjadi risih karena siswa banyak yang bertaburan seperti ikan tri sedang dijemur.

"Ihh apa apaan sih nih ko rame amat." Dumel Disa.

Alena dan Ranti tidak menggubris perkataan Disa. Ia tetap berjalan menuju kantin.

"Aduh kok kantin jadi pengap begini.*

Ranti dan Disa setuju dengan perkataan Alena dan berkata "iya nih." Ranti pun mengipas mukanya dengan tangannya sendiri.

"Gua ketoilet dulu ya."

Alena pun berjalan menuju toilet tapi belum sampai ke toilet ada sebuah tangan yang membekap mulutnya dan membawanya ke taman belakang sekolah.

Alena tidak berani membuka matanya, ia merasa tubuhnya sedang bertubrukan dengan dinding.

"Mphhh." Ucap Alena tidak jelas karena memang mulutnya sedang dibekap oleh tangan seseorang.

Alena pun membuka matanya ia bingung siapa lelaki itu? Kenapa ia memakai masker diwajahnya? Tidak mungkin ia penculik karena Alena yakin itu siswa SMA Tuna Bangsa.

"Sstt jangan berisik, gua lgi dikeja-" ucap lelaki itu terpotong. Lelaki itu terkejut ketika melihat Alena. Karena jujur saja lelaki itu tidak tau kalau yang mulutnya dibekap itu Alena.

Ia sedang mengumpat di taman belakang sekolah karena ia sedang dikejar oleh siswi SMA Tuna Bangsa.

Nih cowok ngapa kaget ya pas liat muka gua? Apa dimuka gua ada tai ayam nya? Batin Alena.

"Lu kenapa?" Tanya Alena bingung karena raut muka lelaki itu seperti terkejut.

"Alena?" Tanya Lelaki itu.
"Iya benar, ada apa ya?".

Lelaki itu pun langsung memeluk Alena tanpa izin terlebih dahulu. Anehnya kenapa Alena sudah pernah merasakan pelukan ini dan Alena hanya diam ia merasa nyaman dengan pelukan ini.

"Aku tau mungkin perbuatan aku 2 tahun lalu, gak gampang buat kamu maafin aku, tapi aku mohon Alena maafin aku, aku gak bermaksud nyakitin kamu." Ucap lelaki itu tanpa melepaskan pelukannya.

"Lu siapa?"

Lelaki itu pun melepaskan pelukannya dan membuka masker diwajahnya.

Deg

Angga?

*****
Huwaaaa woww.

Ayo manteman votmentnya ditunggu. Jgn cuma baca doang ya!.

Pada kepo sama ku gak nih? Kalo kepo cek aja ig aku. Zahralifa_

Aku suka berimajinasi jadinya buat cerita deh. Wkwkk.

Udah udah jangan lupa VOTMENT !!!

The Color Of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang