"Hidup akan terasa sangat menyebalkan, ketika bertemu dengan orang-orang yang tidak se frekuensi." -- Bella Shavira.
Dengan pakaian pas badan, dan sepatu berwarna, Bella berjalan dengan santainya menyurusi koridor sekolah. Tatapan-tatapan sinis mulai didapatkan dari senior.
Namun, apakah Bella mempedulikannya? Tentu saja tidak. Gadis ini tetap berjalan dengan pandangan lurus kedepan, seolah hal yang dilakukannya ini adalah hal wajar.
"Woi siswa baru!" teriak seorang laki-laki yang membuat langkah Bella terhenti, dan menoleh pada sang pemilik suara.
"Ada apa?" Bella menanya.
"Lo sadar gak sih? Sekarang lo telat, dan gue yakin kurang dari 10 menit lagi lo bakal di panggil ke BK. Apa enggak takut lo? Sekarang lo masih jalan dengan santai," tegur laki-laki ini, yang hanya mendapat tatapan datar dari Bella.
"Takut? Untuk apa? Gue bayar spp sekolah, buat bayar semua fasilitas di sekolah ini." Bella kemudian berjalan, lalu meninggalkan kakak kelasnya yang sok kenal itu.
Benar adanya, kurang dari 10 menit, suara guru yang terkenal galak mulai menggelegar menyebut nama Bella.
"Bella Shavira! Keruangan BK sekarang juga!" teriak Pak Wibowo, selaku guru yang paling disegani siswa. Bella berjalan tanpa rasa takut menuju ruangan BK.
"Apa? Gak usah basa basi, saya harus ke kelas," ujar Bella yang membuat Wibowo naik pitam.
"Anak zaman sekarang, tahunya cuma bisa melawan guru. Jangan karena kalian berlindung dalam undang-undang perlindungan anak bebas bertindak sepeti itu, guru juga punya perlindungan dari siswa seperti kamu. Kamu itu cewek, sebagai seorang cewek tidak sepatutnya kamu bersikap kurang ajar seperti ini," tegur Wibowo dengan intonasi yang sibuk beliau kendalikan.
"Ya, oke. Jadi apa yang ingin anda katakan? Saya tahu bahwa sekarang saya memang melanggar, tidak usah dilebih-lebihkan," tutur Bella.
"Jaga omongan kamu, Bella!"
"Kenapa, Pak? Saya udah bayar SPP loh, atau bapak mau saya bayar juga?" goda Bella sambil tersenyum smirk.
"Keluar!!!"
"Dengan senang hati, jika bapak ingin dibayar hubungi saya aja." Bella lalu melangkahkan kakinya keluar dari ruang BK, sambil tertawa kecil. "Dih, siapa juga yang mau sama kakek-kakek peyot," ujar Bella.
"Eh, Bella?" Sapa seseorang, yang suaranya sangat familiar untuk Bella.
"Ricky? Gak ada kelas?" tanya Bella, menghampiri lelaki ini. Suara Bella akan terdengar sangat lembut, pada lekaki yang ia sayangi.
"Iya nih, gurunya lagi sakit. Kamu sendiri? Telat ya?"
"Iya, kesiangan. Ini habis ada panggilan BK," ungkap Bella.
"Kamu ini, kan aku udah bangunin sayang. Kamu lanjut tidur lagi?" tebak Ricky yang mendapat anggukan dari Bella.
"Kantin yuk Rick," ajak Bella sambil merangkul lengan Ricky. Mereka berjalan di koridor sekolah, menyurusi jalan untuk menuju ke kantin. Couple goal, yang satu cantik dan yang satu ganteng.
Mereka menjadi pusat perhatian siswa di sekolah. Pasalnya, Bella masih terkesan sangat baru di sekolah ini, namun sudah jalan bergandengan bersama salah satu siswa yang digemari para wanita di SMA Galaksi.
"Lihat deh sayang. Semua pada liatin kita, karena kamu pacaran sama orang ganteng," bisik Ricky yang mengubah posisi gandengan tangannya bersama Bella, menjadi Ricky yang merangkul bahu Bella.
"Geer banget! Orang mereka pada lihatin aku, soalnya kamu dapat cewek spek bidadari," ujar Bella yang tidak ingin kalah dengam Ricky.
"Yasudah, asal tuan putri senang, pangeran pun akan ikut berbahagia," ujar Ricky bermonolog, mengikuti salah satu kartun.
Mereka tiba di kantin, yang kebetulan sedang sepi dikarenakan masih jam pelajaran, dan siswa masih sibuk belajar di kelas.
"Kamu gak mau masuk kelas?" tanya Ricky pada Bella.
"Engga, udah telat juga. Lagi pula kata anak-anak di kelas, bapak gurunya gak bisa hadir, soalnya nemenin istrinya yang lagi sakit."
"Oh yang ajarin kamu sekarang Pak Yanto kan? Soalnya Ibu Delima lagi sakit, merekakan suami istri." Bella mengangguk mendengar penjelasan Ricky. "Kamu mau makan apa? Aku pesanin."
"Samain aja Rick." Ricky lalu bangkit dari kursi dan berjalan ke gerai untuk membeli makanan untuk mereka berdua. Bella mengedarkan pandangannya pada setiap inci sudut kantin.
Matanya teralih fokuskan, pada tiga gerombolan siswa laki-laki yang mengenakan pakaian olahraga, suara tawa mereka bergema didalam ruangan ini. Bella sangat mengenal laki-laki yang berada di tengah itu.
Dia adalah laki-laki yang sangay ikut campur dengan masalahnya kemarin! Laki-laki yang ingin ia jadikan cacing geprek, karena begitu kesalnya.
"Melanggar ya?" Suara itu membuat Bella terkejut, ternyata laki-laki menyebalkan itu telah berada di dekatnya bersama dengan dua teman laki-laki menyebalkan ini.
"Kalau udah liat, ngapain nanya?" Sinis Bella.
"Gila nih cewek, pertama dalam sejarah seorang Iqbaal di lawan oleh cewek," celoteh teman laki-laki yang disebut Iqbaal ini.
"Kalau cuma mau mengganggu hidup saya, silahkan gesar. Ini tempat saya dan pacar saya!" tegas Bella yang sudah muak melihat drama ini.
"Ada apa? Pacar gue lo apain?" tanya Ricky, yang meletakkan nampan diatas meja.
"Indonesia pindah negara,
Aku jadi pusing.
Pacar anda bernama Bella,
Buat saya pangling tak terbayang." Ujar teman laki-laki yang bernama Iqbaal, lalu lari begitu saja, sebelum mendapatkan amukan dari Ricky."Sialan! Woi sini, lo!" teriak Ricky.
"Cihuy, ada bestcouple nih. Kalian itu seperti Queen and King di sekolah ini." ujar salah satu pengunjang di kantin.
Namun Bella dan Ricky tidak merespon, mereka berdua masih sangat kesal dengan geng Iqbaal. Dalam hidup, Bella baru bertemu dengan orang semenyebalkan Iqbaal. Banyak atur dan banyak bicara.
"Semoga gue bisa buat mereka jadi cacing geprek beneran!" ujar Bella.
•Cuap-cuap author
-22Jan22
^ ungaa manis
KAMU SEDANG MEMBACA
Ilusi
Teen FictionKehidupan seorang remaja, yang merasa mimpinya menjadi nyata. Bingung membedakan antara mimpi dan kenyataan. Mimpi itu seolah nyata, dan kenyataan itu seolah mimpi. Gangguan depersonalisasi-derealisasi Bella Shavira, gadis yang mengalami cobaan yan...