'Rasa perlahan timbul, namun segera terkubur dengan kenyataan.'
"Mama!" teriakan Bella menggelegar keseluruh sudut rumahnya. Gadis ini berlari menuruni tangga untuk mencari mamanya.
"Kenapa Bella sayang?" tanya Alesha panik, menghampiri sang putri.
"Ma! Siapa yang izinin si kampret ke rumah? Kenapa Iqbaal bisa kerumah ini?!" tanya Bella, sangat tidak suka.
"Apa maksud kamu, Bella? Iqbaal itu siapa? Tidak ada yang datang ke rumah, hari ini," ujar Alesha heran.
Bella terkejut tentunya, bagaimana mungkin tidak ada? Sedangkan menurutnya, tadi ada Iqbaal yang berkunjung kerumahnya, dan menggombalnya.
"Ma, Bella serius," ujar Bella.
"Kamu kenapa Bella? Iqbaal siapa? Jangan buat mama bingung deh, kamu mimpi kali," ujar Alesha cuek, kembali menonton di ruang keluarga.
"Masa mimpi? Kayak nyata, dia datang bawa pakaian sekolah yang super panjang, kayak mau pergi pengajian," celoteh Bella.
"Mama serius, Iqbaal itu siapa? Mama gak kenal, coba cerita sama mama," ujar Alesha kebingungan.
"Udah ah." Bella kembali berjalan ke kamarnya, wajah Iqbaal dan tingkah laku yang sangat menyebalkan, terus terputar diingatan Bella.
"Masa Iyya mimpi kayak nyata gitu, ck." Bella kembali meluruskan tulang-tulangnya pada kasur empuk kesangannya.
"Tapi emang perasaan si kampret tadi ada disini, ih masa iyya?" Bella terus bertanya-tanya pada dirinya sendiri.
"Bodoamat, nanti malam mau ke club," keluh Bella.
•••
Dentungan musik membuat muda-mudi di dalamnya melompat sesuai musik. Menikmati malam dengan dugem.
Bau alkohol tercium dimana-mana, namun ini sudah menjadi kebiasaan bagi mereka semua.
"Keren juga tempatnya," puji Bella.
"Iyalah, gue gak akan bawa lo ketempat yang biasa-biasa aja," ucap Tika sambil meneguk segelas wiski.
Bella menikmati alkohol, entah sejak kapan gadis ini mulai menikmati dunia malam.
"Lo sama Ricky pacaran ya?" tanya Tika, yang hanya dibalas anggukan oleh Bella. "Gak takut pacaran sama Ricky?"
"Ngapain takut? Dia nakal, gue lebih nakal dari dia," ujar Bella.
"Bukan gitu goblok, maksud gue lo gak takut di selingkuhi?" tanya Tika yang mendapat tatapan serius dari Bella.
"Gue yakin dia setia, gue udah kenal dia dari lama, bukan cuma setahun dua tahun," ungkap Bella.
"Iya, tapi Ricky itu ba-,"
"Udahlah Tik, gak usah urus gue dengan Ricky. Gue gak suka ada orang lain ikut campur dengan urusan gue," tukas Bella yang membuat Tika memilih untuk diam, daripada harus berdebat dengan Bella, akan semakin memperbanyak masalah.
Bagi Bella, masalahnya adalah masalahnya sendiri. Ia tidak suka ketika orang lain akan mencampuri, bahkan merasa paling paham tentang masalahnya. Bella tidak suka manusia-manusia yang suka ikut camput urusan orang lain.
"Bel?" Suara itu membuat Bella menoleh, suara yang sangat sering ia dengar.
"Eh? Sama siapa Rick?" tanya Bella, cengegesan. Tika hanya mengamati, dengan perasaan tidak suka ke Ricky.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ilusi
Teen FictionKehidupan seorang remaja, yang merasa mimpinya menjadi nyata. Bingung membedakan antara mimpi dan kenyataan. Mimpi itu seolah nyata, dan kenyataan itu seolah mimpi. Gangguan depersonalisasi-derealisasi Bella Shavira, gadis yang mengalami cobaan yan...