9- Fly!(2)

682 23 1
                                    

'Saat aku didekatmu ingin rasanya aku mengungkapkan semua apa yang aku rasakan bertahun-tahun ini, tapi aku tidak ingin merusak suasana, lagipula aku takut kamu menjauh'

—————————————————

"Gue bukan pelanggan ojek lo" Manda memuat bola mata nya malas sembari mengambil sepatu nya.

"Tapi pelanggan buat dapatin hati kamyu"

"Dih?! Gajelas lo ah" Manda segera bangkit dan keluar dari rumah nya.

Yovan terkekeh "Canda elah," Yovan mengikuti Manda yang keluar sambil ia menaiki motor nya "lucu lo kayak boneka mampang" balas Manda dengan senyum kecut.

"Ayo Man! Udah telat. Gak usah banyak bacot dah" ajak Yovan meraih tangan Manda.

'Gue mau sih. Tapi gengsi! Masa iya gue dibonceng Yovan mulu! Nanti jadi sasaran empuk buat netijen nih! Bodo amat ah gue ikut aja, demi gak terlambat!' Batin Manda.

Manda pun mengangguk kecil dan menaiki motor tersebut. Dilain orang, Yovan sedang bersenang melihat Manda mau berangkat dengan nya.

'Gak papa deh gw terlambat. Asalkan ada lo. Hehe' batin Yovan.

***

Mereka berdua memasang wajah pasrah dan lelah "kita lewat gerbang belakang aja" usul Yovan setengah berbisik.

"Disana pasti ada guru yang jaga" jawab Manda sambil memikir bagaimana ia bisa masuk.

"Gue yakin, kalau sekarang guru jaga nya belum dateng. Jadi kita harus cepat kesana" pinta Yovan meyakinkan.

Manda pun mengangguk dan menaiki motor Yovan lagi. Dan menelusuri ke arah belakang sekolah.

Motor Yovan pun telah terparkir didepan gerbang belakang sekolah. Dan tertutup.dikunci.

"Yah! Di kunci lagi! Gimana dong?" Manda menyilangkan tangan nya didepan dada sambil berfikir keras.

"Lompat."

"Gila lo!" Manda menempelkan tangan telunjuk nya di dahi dan menyeret nya miring. Seperti tanda 'sinting'

"Emang kenapa? Lo gak bisa lompat?" Tanya Yovan tersenyum usil.

Manda kikuk "Bi-bisa! Cuma, ya kali gw lompat pagar setinggi ini!"

"Udah daripada kita ngoceh mulu, mening langsung aja deh" ucap Yovan tanpa basa-basi.

"Cewek duluan aja. Gue Bantuin lo naik nya" lanjut Yovan.

Manda pun menaiki atau memanjat gerbang tersebut. Sampai pada titik atas Manda sedikit ketakutan. Phobia ketinggian nya mulai sedikit muncul.

"Manda? Lo gak papa kan? Kenapa muka lo tegang?" Tanya Yovan dari bawah yang terlihat khawatir.

"G-ga-gapapa. Tenang aja" jawab Manda menenangkan "terus gue turun ke bawah nya gimana, oncom!" Lanjut Manda.

"Turun. Gue yang pegangin!" Celetuk seorang cowok yang bertubuh tegap, putih, tinggi, rahang kokoh, dan tak lupa hidung nya yang mancung. Serta bibir merah nya.

Admirator (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang