Aku kabur dari rumah. Haha benar. Aku pergi pagi-pagi sekali. Sepertinya pukul 5 dari rumah dan naik taksi ke stasiun. Lalu membeli tiket kereta terpagi menuju Busan. Iya, aku kabur dari Seoul ke Busan.
Aku tak bisa tidur semalaman. Setelah bernyanyi-nyanyi dan makan bersama sambil menghias pohon natal yang di beli oleh Jaehwan, member tertidur. Tapi, aku tidak. Aku bahkan sempat memikirkan bagaimana caranya Jaehwan membawa pohon sebesar itu ke dalam rumah. Selain itu, dari mana ia mendapatkan ide untuk menghias pohon natal bersama?
Jaehwan-ah, terimakasih. Berkatmu semalam kita berkumpul bersama sebelum nantinya kita akan lebih sulit untuk berkumpul.
Setelah membeli tiket kereta, aku memutuskan untuk segera masuk ke salah satu gerbong dan duduk disamping jendela. Aku tak menyangka bahwa naik kereta di pagi buta seperti ini ternyata hal yang menyenangkan dan menakutkan di waktu yang sama.
Ini pertama kalinya selama aku menjadi Wanna one untuk pergi ke Busan sendirian tanpa adanya body guard atau manager Hyung. Tak apa, setidaknya aku mencoba melakukannya sekali seumur hidupku.
Beruntung hari ini aku membawa headset, setidaknya ada sesuatu yang menemani perjalananku kali ini.
Ngomong-omong, apakah kau tahu alasanku untuk pergi ke Busan hari ini tanpa mengabari siapapun kecuali manager Hyung?
Aku akan melakukan uji ketahanan diri. Aku ingin mengukur seberapa kuat aku bisa berpisah dengan member. Seberapa lama aku bisa hidup tanpa mereka, tanpa bertemu dan komunikasi.
Mungkin ini sedikit konyol bagimu, tapi aku rasa aku perlu melakukannya agar aku sudah terlatih ketika kami berpisah lagi. Wah, terdengar menyedihkan ya?
Benar. Ini semua menyedihkan. Namun aku berjanji untuk tidak melihat semua ini sebagai hal yang menyedihkan. Justru aku akan menganggap beberapa hari ini adalah hari yang harus aku manfaatkan dengan baik agar bisa meluangkan banyak waktuku dengan para member dengan bahagia.
Rasanya akan sangat menyedihkan dan menyakitkan saat nanti aku langsung berpisah dengan mereka. Ya, berpisah begitu saja. Itu tidak menyenangkan bukan? Kau boleh mengatakan bahwa aku banyak alasan. Benar. Aku banyak alasan. Aku tidak pergi dari rumah untuk uji ketahanan diri, katakan saja aku pergi dari rumah karena ingin menghindari kenyataan bahwa hari perpisahan semakin dekat dan aku tidak siap. Anggap saja begitu. Karena memang alasan lainnya juga itu.
Perjalanan dari Seoul ke Busan memakan waktu sekitar 1,5 jam. Setelah itu aku berniat untuk naik taksi untuk kerumah.
Apakah kau tahu, aku pergi hari ini tanpa bilang ke Eomma bahwa aku akan mengunjunginya. Tentu saja ia akan terkejut dengan melihat kehadiranku. Ia akan kaget ketika tiba-tiba aku sudah ada didepan rumah. Hehe, Eomma .. Maafkan aku.
Beberapa kali mataku menutup sendiri, mungkin karena aku terlalu lelah dan merasa sangat mengantuk. Mungkin juga aku harus menikmati suasana naik kereta di pagi hari yang dingin. Dan sepertinya aku memang harus tidur sebentar.
***
Saat aku tiba di Busan, matahari mulai meninggi meski aku tak bisa melihatnya dengan jelas. Busan diselimuti oleh salju tipis hari ini. Aku menduga bahwa Busan turun salju semalam.
Taksi yang kutumpangi menyusuri jantung kota Busan dengan perlahan. Aku memang meminta supirnya untuk berjalan perlahan agar aku bisa menikmati suasana pusat kota Busan dengan santai.
Begitu aku melihat restoran kecil yang tak asing bagiku, aku teringat bahwa aku selalu datang kesana setiap aku pulang dari sekolah menari. Aku selalu makan ayam goreng pedas dan roti isi daging ketika selesai latihan. Aku penasaran apakah disana masih menjual ayam goreng pedas dan roti isi daging itu? Apakah rasanya masih seenak dulu? Lain kali aku harus datang kesana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Countdown - Wanna One
Fanfiction"Semuanya, ayo berkumpul" - Yoon Jisung "Ya! Kau tak mau mendengarkanku? Heeei, aku Hyung mu!" - Ha Sungwoon "Siapa yang akan mandi terlebih dahulu? Haruskah aku masuk dulu?" - Hwang Minhyun "Aku akan melakukan slate! 1, 2, 3!" - Ong Seongwoo "Hyung...