Eight - Ong Seong Woo (옹성우)

176 45 15
                                    

Waktu menunjukkan pukul 11 siang. Namun langit diluar sana nampaknya tak begitu cerah seperti biasanya. Rintik hujan mulai turun membasahi jalanan diluar rumah. Dari jendela kamar, aku melihat beberapa orang lalu lalang menutupi kepala mereka dengan tangan dan berlari untuk segera berteduh.

Aku tersenyum sambil menutup gorden dan berlalu untuk mengambil topi diatas meja. Hari ini, aku harus pergi ke suatu tempat. Aku sudah merencanakannya untuk pergi sejak beberapa hari yang lalu. Beruntung hari ini tak ada jadwal apapun yang mengganggu dan memungkinkan aku untuk pergi keluar.

Tanganku dengan sigap memasukkan kamera ke dalam tas kecil dan mendaratkannya di bahu. Diruang tengah ada Jinyoung dan Daehwi yang sedang bersantai sambil menonton TV.

"Hyung pergi", pamitku pada mereka.

Serentak Jinyoung dan Daehwi memutar kepalanya seakan melupakan tayangan yang sedang mereka nikmati saat itu.

"Mau kemana, Hyung?", Jinyoung mengunyah snack nya sambil menatapku heran.

Aku tersenyum pada tubuh kurusnya yang kini terlihat jaaauh lebih kurus karena ia menggunakan celana pendek dan kaos oblong.

"Urusan orang dewasa", Jawabku sambil memakai sepatu.

"Hyung, kau tak akan minum-minum di siang bolong, kan?"

Pertanyaan Daehwi membuat tawaku meledak. Anak ini memang sulit ditebak. Ada masanya ia sangat menggemaskan dan ada kalanya ia seperti sekarang ini.

"Tentu saja tidak, Daehwi-ah ... Baiklah, Hyung pergi. Jinyong-ah", kataku melambaikan tangan pada mereka.

Benar saja, hujan mengguyur semakin deras memaksaku untuk memasang hoodie sweaterku agar aku tak basah kehujanan ketika sampai ke tujuanku nanti.

Oh, benar. Aku belum mengatakan kepadamu. Aku akan pergi ke studio foto. Aku akan mencetak beberapa foto member yang pernah kuambil dengan kamera kesayanganku ini. Aku tidak bohong, aku pintar mengambil gambar.

Selain aku, Guanlin juga hebat dalam mengambil gambar dengan kamera digital seperti milikku ini. Mungkin karena ia berpengalaman sebelumnya? Tidak tahu, aku tak menanyakannya.

Aku menyusuri jalanan kota Seoul yang ramai seperti biasanya. Kebanyakan orang berjalan sambil membawa payung untuk menjaga tubuhnya dari rintik hujan yang semakin kencang. Tapi aku tidak. Aku memilih untuk menikmati setiap rintik hujan ini sendirian dan tanpa penghalang apapun.

Mungkin badanku akan sedikit basah, setidaknya aku bisa menikmati bagaimana suasana hujan siang hari di kota Seoul. Sudah lama aku tak hujan-hujanan sendirian.

Sesampainya di studio foto, aku segera memberikan memory card ku kepada staff studio. Tak lupa aku memilih beberapa foto yang memang bagus untuk dicetak.

"Permisi, apakah akan memakan waktu lama?", tanyaku pada staff disana.

Mereka tersenyum dan menjawab, "Sekitar 15 menit. Mohon ditunggu"

Aku mengangguk dan memilih untuk duduk didekat jendela sambil menunggu foto-foto milikku dicetak.

Nyatanya hujan mampu membangkitkan banyak kenangan yang terkubur cukup dalam.

Aku ingat hujan pertama yang aku nikmati bersama member Wanna one. Kami berada diluar studio untuk shooting.

Aku juga ingat hujan selanjutnya yang aku nikmati dirumah saja bersama pada member. Beberapa menghabiskan waktunya untuk bermain handphone, bermain game di laptop masing-masing, membuat lagu, bahkan tidur.

Saat Wanna One Go yang pertama, hujan juga menemani perjalananku dan Daniel menuju ke lokasi shooting yang sudah kami rencanakan.

Di Australia, hujan juga menyambut kami saat kami ingin mengunjungi suatu tempat yang sudah lama kami ingin datangi. Bayangkan, hampir 5 jam waktu yang kami butuhkan untuk kesana, hujan deras, angin kencang juga. Dan kami hanya menghabiskan waktu selama 30 menit disana dan selanjutnya kembali lagi ke hotel.

Countdown - Wanna OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang