Hampir lumutan yalord😥
Beberapa hari berlalu, Yoongi sekarang lagi hectic sama urusan kerjanya. Iya, Yoongi dua tahun belakangan kerja di label fashion punya Seongwu di Jepang. Dan karena Seongwoo lagi hamidun gede, pembukaan cabang label di Korea Yoongi yang urus.
Yoongi juga jadi jarang istirahat, soalnya ngurus perizinan dan sebagainya itu ga semudah pup tinggal ngeden. Untungnya Bibi Boa dengan baik hati selalu merhatiin gizi adennya itu, beliau selalu nyedian makanan sehat buat Yoongi. Sesekali mijitin Yoongi kalo Yoongi udah kecapean banget, ampe ketiduran malah Yoongi keenakan dipijit.
Syukurnya hari ini kesibukan Yoongi bakal berkurang dikit, iya dikit doang. Label fashion yang Yoongi pegang bakal opening hari ini, tepatnya sejam lagi. Merek Seongwoo emang udah banyak dikenal remaja Korea, jadi ga heran opening hari ini ramai sama remaja penyuka merek yang udah ada sejaj 4 tahun lalu ini.
"Capek banget ya Tuhan." Cicit Yoongi, dia baru pulang dari salah satu butik Syren. Syren itu nama butik punya Seongwoo btw.
"Bibi ke kamar ya, badan aku pegel banget." Ketik Yoongi di hapenya, terus send.
Ga lama Bibi Boa masuk ke kamar Yoongi bawa nampan isinya minyak aromaterapi dan handuk bersih. Yoongi sendiri udah telungkup cuma pake boxer doang, bersiap kena tangan handal Bibi Boa di badannya.
"Aden ini ada pacar ga sih?" Bibi Boa mulai kepo sambil mijit kaki jenjang Yoongi.
"Ngh? Ga ada kok Bi, aku single."
"Terus yang kemaren aden aplod di ig siapa? Ganteng loh den, kenapa ga dijadiin pacar aja?" Maklum, Bibi Boa masih berjiwa sweet twenty.
"Yang mana ih?"
"Itu loh den, yang aden post sebelum balik sini terus captionnya 'one way to back home', inget ga?"
"Ooooh~ Ravi. Cuma temen kok Bi. Lagian itu fotonya juga ada Daniel, Seongwoo, Ayah sama Bunda."
"Nah itu, Ravi-Ravi itu udah dikenal Nyonya ama Tuan. Tinggal aden aja nih, mau ga sama dia?" Aduh Bi, rempong amat syih.
"Bibi apaan sih, cuma temen doang. Udah ah jangan bahas lagi, aku mau sekalian tidur aja. Bye bibi." Pamit Yoongi terus mulai merem, bocan.
"Pacar ya? Jadiin jangan?"
Hm.
"Serius kalian ketemu Yong?"
"Secara teknis dia ga liat gue tapi gue liat dia. Sama cowok, cantik."
"Dan lo cemburu?"
"Ya nggaklah, ngapain coba cemburu."
Yoongi ketawa, ketara dibuat-buat. Jungkook ngehela napas prihatin, cowok kelinci itu natep sahabatnya lekat.
"Lo masih sayang sama Jimin kan Yong?"
Diem.
"Kalo Jimin minta balik sama lo gimana? Kalo dia nyesel gimana?"
"Kalo gue ga mau gimana?"
Skak! Jungkook diem, emang semua keputusan ada ditangan Yoongi. Udah cukup beberapa tahun ini sahabatnya itu kesiksa karena mantan pacar brengseknya, Jungkook cuma berharap Yoongi bahagia.
"Gue ga bisa berbuat banyak kalo gitu, tapi Yoon. Kalo seiyanya Jimin nyesel sama kelakuannya di masa lalu dan minta balik sama lo, gue bakal jadi yang terdepan ngedukung apapun keputusan lo. Lo berhak bahagia."
KAMU SEDANG MEMBACA
LIMIT [MINYOON]
Fanfiction/DISCONTINUED/ Jungkook suatu hari bertanya pada Yoongi, "Stok sabar lo berapa sih Yoon? Heran gue liat lo ga putus-putus sama si kampret Jimin." Yoongi cuma ngedik bahu, entah dia sendiri ga tau stok sabarnya berapaan. But, setiap orang punya batas...