06

450 71 7
                                    

Berisik, itu yang aku dengar di sepanjang koridor sekolah di pagi hari. Mereka bergosip tentang ku dan Jyunhao.

Jyunho kan salah satu anak famous, jadi tak heran jika banyak yang bergosip tentangnya.

"Gak usah di dengar" kata Jihoon sambil menutup kedua telingaku.

"Aku gak dengerin kok" kataku sambil memberi senyum dan menurunkan tangan Jihoon yang berada di telingaku.

"Pagi kak Jihun!" sapa seseorang yang kini telah berada di depanku dan juga Jihoon.

Dia terlihat sangat cantik, dengan senyum yang manis dan dimple dipipinya.

"Pagi juga, Herin!" balas Jihoon dengan senyumnya pula.

Mungkin dia gadis yang Jina maksud kemarin. Jadi Jihoon menyukai Herin?

Rasanya aku sedikit tak suka, tapi itu kan pilihannya Jihoon.

Aku pamit ke kelas duluan, sedangkan Jihoon masih asik mengobrol dengan Herin. Rasanya sedikit kesal lihat interaksi mereka.

Gak. Aku gak cemburu, hanya saja sedikit kesal/?

"Yang habis putus ngelamun mulu" kata Hina teman sekelasku.

Aku gak heran dari mana mereka tahu aku putus, ingat Jyunhao sangat populer di sekolah ini.

"Kaya setan kamu Hin" kataku yang baru masuk kelas udah dikagetin dengan ucapan Hina.

Dia malah terkekeh.

"Enak aja pacar gue dikata setan" bela sang pacar Hina, Jaemin namanya.

"Gak usah sok ngebela deh"

OK! Aku paham dengan situasi mereka. Gak heran jika setiap hari mereka bertengkar, Jaeminnya usil.

Terus ngapain ngebahas soal Jaemin dan Hina? Itu kan ga penting.

Otak aku emang mulai gak fokus semenjak tau cewe yang Jihoon suka itu Herin.

Harusnya aku senang dia suka dengan Herin.

Herin kan baik, cantik, lucu, imut. Lalu apa masalahnya?

Rasanya aku menolak Jihoon menyukai orang lain.

Bukan. Aku hanya sedikit kesal Jihoon tak pernah bercerita ia menyukai seseorang dan itu Herin.

Iya, hanya itu.

Mungkin.






















Siangnya, Jihoon sudah berada di kantin dengan Herin. Istirahat bersama.

Aku kesal, bukan sedikit kesal lagi. Kali kini benar-benar kesal.

Jihoon meninggalkanku dan pergi bersama Herin.

Biasanya Jihoon selalu mengajakku. Tapi enah kenapa ia malah langsung menuju kantin dengan Herin yang sudah menunggunya di depan kelas tanpa mengajakku.

Aku merasa seperti tak dianggap sahabat olehnya lagi.

"Kantin bareng?" ajak teman sekelasku lagi, kali kini namanya Raesung.

Sebenarnya malas, tapi aku lapar. Jadi aku mengikutinya.

"Habis ditinggal Jyunhao sekarang ditinggal Jihun ya?" ledek Raesung padaku.

Aku lupa dengan sifat nyebelin seorang Raesung.

"Bodo amat!"

"Ngambek ni? Baru kali ini gue lihat Liana ngambek"

"Masalah?"

"Engga sih, malah lucu" katanya mengacak rambutku dengan wajahnya tepat berada di depan wajahku.

Dia terlihat tampan.

Jihoon, tolong aku! Aku tak ingin jatuh ke dalam pesona seorang Raesung Andrean.

Aku mudah sakit tapi mudah jatuh cinta pula.

Ada yang seperti aku?

Aku harap tidak.

Karna rasanya sungguh menyakitkan.


🍂🍂🍂


Akur banget mereka ❤❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akur banget mereka ❤❤

Not The First ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang